Chapter 8

1025 Words
Ittoki dan Kazuma baru saja sampai di apartemen milik Eka, sebelum masuk apartemen Eka, mereka sudah diberikan kunci masuk kedalam apartemen Eka. "Huaa, capeknya, seharian setelah bandara kita keliling kota," ucap Ittoki lega, dan menjatuhkan dirinya di sofa ruang tengah yang nyaman. "Kau benar, walaupun kita naik mobil, tapi tetap saja capek," ucap Kazuma menyetujui ucapan Ittoki dan duduk di sofa seberang sofa Ittoki. "Tapi kemana, Eka dan tuan A?" tanya Ittoki heran. "Entahlah, apa mungkin mereka sedang melawan arwah jahat? Kau dengarkan, tadi ada suara jeritan seorang wanita," ucap Kazuma dingin. "Kau benar juga, apa perlu kita kesana?" tanya Ittoki sambil mulai menegakkan kembali tubuhnya. "Sepertinya itu ti--" Deg. Ucapan Kazuma terhenti karena tiba-tiba ia merasa jantungnya berhenti berdetak sementara, Kazuma membulatkan matanya sempurna lalu memandang Ittoki, dan ternyata ia mendapati Ittoki juga memandangnya dengan mata yang membulat sempurna. "Kazuma, apa kau merasakannya?" tanya Ittoki tidak percaya. "Ya, sepertinya memang benar jika Raja kita ada di sini," jawab Kazuma. "Apa kau bisa menemukan lokasinya?" tanya Ittoki serius. "Tunggu," ucap Kazuma lalu ia mulai menutup matanya, memfokuskan diri untuk menemukan keberadaan Raja mereka. "Aku menemukannya, ia berada di dekat Eka dan Tuan A," ucap Kazuma tanpa membuka matanya. "Di mana tempatnya? Kita harus kesana," ucap Ittoki tidak sabar. "Mereka berada di depan rumah bekas peninggalan Belanda, perumahan Darmo, dan mereka sedang bertarung dengan arwah yang cukup kuat," ucap Kazuma lalu mulai membuka matanya. "Baiklah, kita pergi," ucap Ittoki semangat lalu mengeluarkan kertas mantranya, dan menjepitnya di antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya mulai menulis di udara. Tulisan yang awalnya tidak terlihat itu, mulai terlihat, sebuah tulisan Jepang yang mengeluarkan sinar berwarna hijau. "Yin, yang, shi, sha, you, haku, shou, teshi, hakuyo taisho, teleportasi," Ucap Ittoki lalu melempar kertas mantranya ke tulisan itu, sehingga tulisan itu mulai membentuk lingkaran yang mulai membesar. "Baiklah, ayo," ajak Ittoki lalu berjalan terlebih dahulu masuk ke lingkaran itu, dan diikuti oleh Kazuma. *** Brak. Suara tubuh Dennis yang membentur tanah dengan cukup keras, Dennis sudah terluka cukup parah, Valika yang menyaksikan Dennis tidak bisa melakukan apa-apa sebelum Dennis memberikannya perintah. "Ugh ... sialan," ucap Dennis kesal. "Apa hanya ini kemampuanmu? Dasar manusia lemah," ucap Kuntilanak merah meremehkan Dennis. Wuussshh. Jleb. Sebuah anak panah berwarna merah muda kembali lagi mengarah ke Kuntilanak merah, kali ini berhasil mengenai punggung Kuntilanak merah. "Aaarrrgggghhhttt!!" teriak Kuntilanak merah kesakitan. "Tuan A!" teriak Eka semakin khawatir melihat keadaan tuan A yang sudah semakin lemah. "Baiklah ... ayo ... kita selesaikan ini ... Valika," ucap Dennis sambil berusaha berdiri tegap. "Baik," ucap Valika semangat. Dennis mulai mengangkat tangan kanannya ke atas lalu ia mulai berteriak. "Wahai kau roh kontraktorku, ikuti perintahku sesuai dengan perjanjian, jadilah perisai untukku dan jadilah pedang untukku, datanglah padaku, Fairy Sword!" teriak Dennis lalu Valika terbang di atas Dennis, tangan Valika dan Dennis bersentuhan, tiba-tiba Valika berubah menjadi sebuah pedang berwarna putih sedikit kehijauan. "Baiklah, ayo kita mulai," ucap Dennis sambil mengambil ancang-ancang. "Sialan!!" Teriak kuntilanak merah semakin emosi lalu tebang dengan cepat untuk memyerang Dennis. Dennis juga ikut berlari menuju kuntilanak merah dan mempersiapkan pedangnya. Trang. Dennis menahan serangan kuntilanak merah, lalu memdorongnya mundur, setelah itu, Dennis menggerakkan pedangnya secara horizontal, dan berhasil memotong lengan kuntilanak merah. "Aaaarrrggggttt!!" teriak Kuntilanak merah kesakitan lalu terbang menjauh, ia akan melarikan diri. Namun tiba-tiba sebuah petir hitam menyambarnya, sehingga membuat kuntilanak merah itu langsung hangus menjadi abu. Dennis dan Eka yang melihat itu hanya bisa diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, karena mereka masih bingung, apa yang sebenarnya terjadi? Tap tap tap. Seorang pria muncul dari kegelapan di depan Eka dan Dennis, sinar bulan purnama mulai menyinari pria itu, sehingga memperjelannya, dengan santai pria itu berjalan mendekat kearah Eka dan Dennis lalu dari arah belakang Dennis dan Eka, muncul sinar berwatna hijau. Dennis dan Eka langsung mengalihkan pandangannya menuju ke arah belakang mereka, disana muncul Ittoki dan Kazuma. "Hai Eka," sapa Ittoki semangat. "Tuan A!" teriak Kazuma khawatir dan langsung berlari bersama Ittoki mendekat Eka dan tuan A. "Apa yang terjadi?" tanya Ittoki khawatir. "Mereka baru saja bertarung dengan kuntilanak merah, tapi untunglah aku berhasil membunuhnya, sebelum ia melarikan diri," jelas pria di hadapan mereka. Pria itu berambut putih, bermata biru, dengan pakaian serba putih, ia berjalan dan berhenti di depan kelima orang itu, yang tak lain adalah Kazuma, Ittoki, Eka, Tuan A, dan Dennis. "Siapa kau?" tanya Eka. "Aku adalah Indigo pertama, Ferdi William," jelas Ferdi sambil tersenyum senang. "Ra ... ja ... Indigo?" ucap Eka tidak percaya, dan Kazuma, Ittoki serta tuan A yang sudah mulai sadar, memasang raut wajah terkejut. Akhirnya, mereka menemukan Raja mereka, dengan cepat Kazuma, Ittoki, dan Eka yang membantu Tuan A segera berdiri lalu berjalan, dan menunduk hormat, sedangkan Dennis yang melihat itu merasa biasa saja, tatapannya kepada pemandangan di depannya begitu dingin. "Cih," decik Dennis kesal lalu berbalik dan segera masuk kedalam mobilnya bersama Valika yang sudah berubah seperti semula. Keempat orang yang menunduk hormat tadi hanya bisa memandang kepergian mobil Dennis dengan heran, sedangkan Ferdi memandangnya dengan dingin. *** Dennis menjalankan mobilnya dengan santai, ia dan Valika tetap diam selama perjalanan, Dennis memandang kedepan dengan dingin, Valika yang memperhatikan Dennis, hanya bisa diam, karena ia tahu jika Dennis sekarang sedang kesal. Entah, apa yang membuat Dennus kesal? Valika masih memikirkannya, dan ia tidak berani menanyakannya. 15 menit kemudian... Mereka sudah sampai di rumah, Dennis langsung memasukkan mobilnya lalu ia dan Valika segera turun dan masuk kedalam rumah. Hari sudah menunjukkan semakin malam, "Dennis, apa kau mau makan lagi? Kau pasti lelah setelah bertarung," tanya Valika lembut. "Tidak, terima kasih Valika, aku ingin langsung tidur saja," tolak Dennis sambil melepas maskernya dan tersenyum hangat. "Ohh, baiklah, kalau begitu selamat istirahat," ucap Valika senang. Dennis hanya tersenyum singkat lalu berjalan menuju kamarnya, Valika yang melihat Dennis menjadi sedih, karena ia tahu, sebenarnya Dennis masih merasa kesal dan sedih, Valika tidak tahu apa yang harus ia lakukan, Dennis tidak pernah seperti ini sebelumnya, ini adalah pertama kalinya Valika melihat Dennis yang terlihat sedih dan kesal. Apa mungkin karena pertemuan dengan Raja Indigo itu ya? Tapi apa hubungannya Dennis dengan Raja Indigo itu? Batin Valika bertanya-tanya, akhirnya Valika memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan beristirahat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD