bab 47

1021 Words

Arutala marah, tetapi ia bukan tipe orang yang suka melampiaskan amarahnya dengan hal-hal buruk. Ketika marah, ia lebih memilih diam, dan berpikir apa yang harus ia lakukan agar tak salah mengambil keputusan. Setelah lama diam dan memikirkan banyak kemungkinan, Arutala membanting tubuhnya di atas ranjang. Matanya terpejam untuk beberapa saat, lalu terbuka lagi dan kemudian ia menatap langit-langit kamarnya dengan embusan napas yang terdengar teratur. "Sadar ... sadar ... sadar. Arutala, kamu bukan siapa-siapa, kamu nggak berhak marah." Pria itu mendinginkan kepala dan hatinya sendiri, dengan kenyataan kalau memang ia dan Hita tak memiliki hubungan spesial. Secara umum, Hita memang sudah dekat dengannya, tetapi masih dalam hubungan pertemanan yang wajar. Tak ada yang spesial, wanita it

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD