Kepergian Yassa dengan emosi yang masih menumpuk di d**a, membuat pria itu menerobos masuk ke dalam rumah Rania. Biasanya ia tak pernah melakukan hal itu, ia hanya akan masuk ke dalam rumah itu jika Rania mempersilakannya masuk. Namun, karena sang kekasih tak kunjung membalas pesannya, tak juga membukakan pintu untuknya, dengan emosi yang ia bawa dari rumahnya tadi, ia masuk menggunakan kunci cadangan. "Apa yang kamu lakuin, Mas?!" tanya Rania dengan mata yang terbelalak. Ia keluar kamar dengan terburu-buru saat mendengar suara Yassa memanggil namanya dengan lantang, dan berulang kali. Kini, Rania berdiri tak jauh dari dapur, sementara Yassa berdiri tak jauh dari kekasihnya. "Kamu di rumah, kenapa nggak mau bukain pintu? Kenapa juga nggak balas chat aku?" Yassa menatap Rania dengan wa