Arutala gelisah, penasaran, bingung, dan tentunya juga bahagia. Apa yang Hita ingin bicarakan sampai mengajaknya bertemu di luar rumah. Semua perasaan itu bercampur di dadanya, hingga membuatnya bingung harus membalas apa. "Argh!!! Kenapa harus nunggu besok? Sekarang aja nggak bisa?" tanya Arutala sembari mengepalkan salah satu tangannya yang tak menggenggam ponsel. Sementara layar ponselnya masih menyala, rasanya enggan mematikannya karena pesan dari Hita begitu berharga. Seperti mendapat harta karun yang jumlahnya tak terhingga, perasaan Arutala benar-benar bahagia, sampai ia lupa bagaimana semalam ia merasa kecewa dan bahkan berniat ingin menyudahi perjuangannya pada istri Yassa itu. "Aku harus bales apa?" tanya pria itu lagi. Arutala memikirkan berbagai kemungkinan kenapa tiba-tib