Ucapan Pak Satya sukses membuat kedua telinga Mas Agung memerah. Wajahnya dipalingkan ke samping untuk menutupi kegugupannya. Mencoba mengalihkan perhatianku dengan memintaku agar segera menghabiskan es krim. Cinta Mas Agung padaku begitu dalam, aku tahu itu. Terlalu banyak perbedaan dan begitu dalam jurang yang memisahkan kami. Lebih baik seperti ini hubungan kami agar Mas Agung tidak tersakiti. "Cieee, Pak Bos merah merona wajahnya hingga menjalar ke telinga. Kelihatan banget kalau lagi salting. Kesempatan langka harusnya langsung gas saja," goda Pak Satya pada Bosnya. Bukannya berhenti Pak Satya terlihat bersemangat menjahili Mas Agung. Kedekatan mereka terjalin sejak kecil karena teman sejak TK. Meski bersahabat sikap Pak Satya selalu sopan dengan Bosnya. Aku pura-pura tidak menden