Arka Rayyanka

1057 Words
Dira masih tidak habis pikir bahwa ayahnya memberikan ultimatum 1 minggu untuk dirinya memperkenalkan sosok lelaki untuk dijadikan suaminya. Dia jalan kekamarnya di lantai 2 langsung merebahkan dirinya di atas kasur yang berukuran king dengan nuansa kamar serba putih. Dira menutup mukanya dengan kedua tangannya, ingin teriak tapi dia tahan "Arghttt!!! ..." teriaknya tertahan karena kesal dengan kondisinya saat ini. Saking lelahnya berfikir dan tubuhnya juga lelah Dira tertidur dalam kondisi masih berpakaian kerja komplit dengan make up-nya. *** Esoknya Dira terbangun karena matanya silau terkena sinar matahari pagi yang masuk kekamarnya, "Terang banget sih, emang udah jam berapa sekarang?" Kata dira dengan suara khas bangun tidurny yang serak-serak basah sexy. "Sudah jam 8 neng, emangnya neng Dira ga kerja? dari tadi alarm hapenya bunyi terus ga denger yah? trus kenapa tidur masih pakai pakaian kerja? kemarin neng Dira ga mandi? ga ganti baju? neng Dira lagi sakit yah?" cerocos mamake seperti petasan beruntun khas hajatan. Akhirnya Dira tau siapa yang buka tirai dan jendela kamarnya kalau bukan mamake, Dira masih malas untuk bangun, nyawanya belum kumpul semua. Tapi mau ga mau Dira bangun karena dengar suara mamake yang kencang dan medok khas Tegal. "Dira ga kerja mak, ijin sakit kekantor karena kepala Dira rasanya mau pecahhhh ... dari semalem makanya langsung ketiduran tanpa ganti baju dan mandi," jawab Dira masih merem matanya "Eeeealahhh Gusti, kenapa ga bilang mamake, biar saya pijitin kepalanya sini," mamake langsung duduk disebelah Dira dan mijit kepala Dira "Neng Dira sih terlalu diforsir kerjanya,berangkat kerja pagi pulang kerja malem banget kapan istirahatny coba kalau begitu neng," kata si mamake sambil mijit kepala kening jidat Dira "Bunda sama ayah udah pergi yah mak?" Tanya dira mengalihkan topik pembicaraan mamake "Iya neng, tuan sama nyonya sudah jalan pergi pagi-pagi banget katanya mau balik ke Korea, neng Dira disuruh nyusul minggu depan kesana kata tuan." Jawab mamake "Iiisss ayah ini bener-bener serius yah ... ck!" "Apanya yang serius neng?" "Semalem Dira ngobrol sama ayah, kata ayah dia mau jodohin dira sama anak kliennya di Korea," curhat Dira ke mamake "Looohhhh asik dong neng klo begitu, pasti ganteng kaya liminho yang didrakor itu neng, mamake suka nonton loh, cakep cakep cowoknya manis romantis ... aaahhhh pokoke gemesssiiinnn." "Yaudah mamake ajah sana yang nyusul ayah ke Korea bilang gantiin Dira gitu ... hahahaha." "Klo bisa mamake mauuu ... tapi orang Koreanya mau ga sama mamake,neng?" "Mau lah pasti ... mau kabur karena nolak dijodohin sama mamake," "Wakakakakak ... bukannya mau nikah malah mau kabur yah neng," "Hahaha ..." Begitulah hari-hari Dira dirumah dari Dira kecil sampai Dira saat ini, hanya mamake yang setia menemani disaat suka dan senang, bukan berarti orang tuanya tidak menemani Dira hanya saja frekuensi kuantitas orang tua Dira lebih sedikit dibandingkan Dira dengan mamake yang hanya pengasuhny.uang kedudukan kuasa bisa membeli semua yg ada tetapi tidak bisa beli waktu dan kebahagian. Mereka tidak bisa kembali kemana waktu dira kecil melihat tumbuh kembang dira waktu kecil sampai Dira saat ini. Sedangkan mamake yang hanya manusia biasa istilahnya bisa merasakan semuanya. "Sudah neng pijitnya, mamake siapin air hangat dulu yah buat neng Dira mandi, itu sarapannya dimakan trus minum obat sakit kepala yah nanti mamake ambilin setelah siapin air hangat dikamar mandi," kata mamake ke Dira yang hampir saja tertidur lagi "Ehhhhmmm ... iya Iya mamake," Setelah menghabiskan sarapannya Dira minum obat lalu mandi dan istirahat lagi di kasurnya. Sambil memangku laptop kerjanya untuk cek email dari kantor atau klien yang masuk ke emailnya. Setelah cek dan balas email dari klien, Dira membuka ponselnya dan tanpa sengaja kepencet aplikasi cari jodoh yang sudah tidak dia buka beberapa hari. Ada rasa menyesal dihati Dira karena banyak pesan yang masuk tapi Dira belum balas karena tidak ada waktu untuk satu itu. Tiba-tiba dira tersenyum melihat salah satu chat dari Arka Rayyanka "Saya senang dapat balasan pesan dari anda, ini nomer w******p saya +628xxxxxxxxx kalau anda tidak ada waktu untuk buka aplikasi ini setidaknya anda bisa chat saya lewat w******p,makasih," isi pesan Arka. Dira senyam-senyum baca pesannya, isinya seperti memaksa, tidak sabar dan terlalu percaya diri sekali si Arka ini pikir Dira sampai dengan percaya dirinya langsung memberikan nomer w******p agar bisa kontak langsung dengan dirinya. Satu ide tiba tiba muncul di pikiran dira, kenapa tidak Dira coba berkenalan dengan Arka dan membawa Arka kedepan ayahnya sebagai pacar pura-puranya. Ide yang konyol memang tetapi kenapa tidak. Sambil menyelam sambil minum air pikir Dira atau sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Dira save nomer Arka dan langsung kirim pesan lewat w******p. " Slamat siang, apa benar ini nomer Arka Rayyanka?" Ketik Dira di layar ponselnya *** Sedikit tentang Arka Rayyanka, Sama dengan Dira, Arka adalah anak satu-satunya dari keluarga Rayyanka. Keluarga Sultan yang memiliki kekayaan tujuh turunan tujuh tanjakan tujuh tikungan tidak akan habis. Statusnya CEO diperusahaannya sendiri membuat dirinya super sibuk sampai tidak ada waktu untuk mencari istri. Banyak wanita yang berlomba lomba untuk meluluhkan hati Arka sampai rela mengobral dirinya agar bisa bersama dengan Arka. Tapi untungnya Arka memegang penuh janjinya pada sang ibu kalau tidak akan pernah bermain atau memainkan perasaan wanita manapun. Jadi wanita-wanita itu hanya angin lalu baginya. Wanita berpakaian sexy di club yang biasa Arka datangi bersama teman-temannya atau kliennya hanya arka lirik sebelah mata beberapa detik saja setelah itu arka akan langsung buang muka karena malah merasa jengah melihat mereka para wanita itu terlalu mengobral dirinya. Bukannya Arka tidak nafsu, sebagai lelaki bohong kalau tidak ada rasa ingin memiliki wanita yang body nya aduhai, tapi Aeka sudah berkomitmen dengan ibunya kalau dia tidak akan bermain atau memainkan hati wanita manapun. Tringg... Tringg... Bunyi notifikasi w******p di ponsel Arka, Tapi karena Arka Sedang memimpin rapat bersama para komisaris dan pemegang saham lainnya akhirnya arka abaikan. Setelah rapatpun Arka makan siang bersama dan ngobrol bersama mereka semua yang menghadiri rapat. Sampai akhirnya para komisaris dan pemegang saham pergi satu persatu meninggalkan kantor, dan Arka memasuki ruangan. Arka duduk di kursi kebesarannya, singgasana yang selalu membuat dirinya kehilangan waktu karena sibuk bekerja kalau sudah duduk. Baru saja dia mau membuka laptop, dia inget tadi ponselnya berbunyi. Arka mengeluarkan ponsel yang berada disaku celananya,saat buka pesan diwhatsaap Arka sempat bingung dengan nomer asing yang masuk dan meninggalkan pesan "Selamat siang, apa benar ini nomer Arka Rayyanka?" Isi pesannya 3 jam yang lalu, "Selamat siang juga, iya benar ini nomer saya. Maaf anda siapa yah?" Balas Arka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD