Pelukan Kairav dan Giandra berakhir begitu dehaman keras bapak memisahkan keduanya. Kairav langsung berjengit kaget, jantung Giandra berdegup kencang dan siapa sangka bahwa malam ini bapak malah mengadakan makan malam keluarga. Bapak bahkan tadi langsung menyuruh Alrik untuk membeli makanan di luar. Sekarang di atas meja makan sudah tersedia nasi hangat, ayam goreng beserta lalapannya, aneka buah-buahan dan teh hangat—benar-benar makanan yang sederhana, makanan favorit bapak. Makanan yang berbeda sekali dengan makanan yang sering dikonsumsi Giandra dan Kairav di Jakarta. “Ayo makan.” Kata bapak seusai berdoa bersama. Giandra hendak mengambilkan nasi ke piring bapak, namun bapak malah terlebih dahulu mengambil nasi beserta lauk pauk ke piringnya sendiri. Terlihat sekali tidak mau diam