Hari H telah tiba. Pertandingan Devan dan Olimpiade Matematika ternyata jatuh pada hari yang sama. Baik Alena dan Devan mempersiapkan diri dengan baik. Mulai dari penampilan, persiapan apa yang dibawa dan juga keteguhan hati. Dalam kediaman mereka masing-masing, dua remaja itu menghela napas demi menghalau rasa gugup dan panik yang perlahan mulai menyerang. Siap tidak siap, mereka harus menjalani ini semua dan mereka berdua tau mereka tidak bisa lari dari tanggung jawab. Devan sudah belajar cukup keras untuk menggantikan Alena begitu pun sebaliknya. Mati-matian Alena belajar basket, bahkan entah sudah berapa kali dia melukai lututnya karena jatuh dan terkena omelan Devan karena dirasa tidak mampu menjaga tubuh aslinya yang tampan dan sempurna itu. Devan bahkan tidak segan-segan mempering