Delapan Belas

1341 Words

Kecanggungan itu sangat terasa dan William menikmati saat-saat dirinya menyaksikan Lili yang salah tingkah. Wajah Lili yang tampak memerah dan pengucapannya yang terbata-bata. “Aku rasa kau tak perlu menemaniku untuk berbelanja bulanan, Will,” Lili mengatakannya saat mereka sapai di abang pintu apartemen Lili dan William hanya menatap, tidak langsung mersepon. Lili menelan ludah, melirik William yang berdiri sambil bersandar ke dinding di belakangnya. “Aku rasa kita butuh waktu bersama-sama, maksudku berkencan.” Mata indah Lili membulat. “Berkencan?” Lili bertanya dengan suara yang menyerupai desisan. William mengangguk sambil tersenyum, ia berjalan selangkah mendekat. “Aku ingin semuanya terlihat alami, dan… membuat mantan kekasihmu itu menyesal karena tidak mempertahankanmu. Kau

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD