"Iya, Pak Lukman. Saya tahu jika telah beristri. Saya tidak mampu membohongi perasaan saya sendiri yang memang jatuh hati pada Lani. Memang terkesan tidak tahu diri sekali. Tapi mau bagaimana lagi. Masalah hati tidak mampu saya bohongi. Dan saya juga yakin jika Lani pun memiliki perasaan yang sama seperti saya." Latif memang begitu percaya diri sekali karena selama beberapa bulan mereka dekat, seolah Lani tidak pernah keberatan akan statusnya yang sudah beristri. Lagi-lagi helaan napas berat keluar dari sela bibir Pak Lukman. Lelaki paruh baya itu menatap pada sang keponakan yang kini menundukkan kepalanya. "Lani!" panggilnya sukses membuat Lani mengangkat kepalanya. "Apa benar yang Latif katakan jika kamu pun memiliki perasaan yang sama pada Latif. Maksud pakde ... kamu mencintai Lati