"Maafkan aku." Entah sudah berapa kali Jordan mendengar kata-kata itu malam ini. Sesorean saja sudah puluhan kali dia mendengar Catherine mengucapkan kata-kata itu, ditambah lagi malam ini. Sampai-sampai otak Jordan mendidih dibuatnya. "Bisakah kau berhenti mengucapkan kata-kata itu?" tanya Jordan dengan rahang mengeras. Dia sudah muak. Catherine sudah mencemarkan namanya, di kedai tempatnya bekerja ini maupun di sekolah. Empat gadis populer di sekolahnya mendengar pengakuan Catherine. Selain itu juga mereka melihat saat Catherine menciumnya. Fvck, Catherine! Ingin rasanya Jordan mencekik tetangganya itu. Hanya saja dia masih tahu diri, juga balas budi. Kalau bukan karena Catherine, tak mungkin Jordan bisa mendapatkan pekerjaan secepat ini. Biasanya Jordan harus menganggur dulu beberapa