Setelah menata meja makan Bi Ane dan Aqira segera pergi ke belakang sedangkan keluarga besar Charles terlihat sudah memulai makan siang mereka.
"Mommy, apakah mommy mendatangkan koki baru"? tanya Sasa anak bungsu keluarga Charles, sembari menikmati makan siangnya
"Tidak, seperti biasa Bi Ane yang memasak.
Memangnya kenapa"? tanya Bu Risa kepada gadis bungsunya itu.
"Aku rasa masakan kali ini berbeda, seperti bukan masakan Bibi Ane." ucap Sasa.
"Iya ya, makanan ini lebih enak dari seperti biasa." tambah Tuan Darman.
"Masa sih, tunggu Mommy cicipi dulu." ucap Risa sembari menyendokkan makanan ke mulutnya.
"Iya, ini bukan masakan Bi Ane, tapi kenapa bisa beda ya makanan ini"? imbuhnya.
"Bi Ane"!! Risa memanggil Bi Ane.
"Iya Bu, ada apa"? tanya Bi Ane yang berdiri menghadap majikannya itu setelah berlari kecil dari belakang ke ruang makan.
"Ini yang masak makan siang ini siapa bi?
Bibi pake resep baru ya"? tanya Risa.
"Oh ini masakan Aqira bu, tadi dia minta ikut bantu saya masak, malah jadi dia yang masak hehe. Ga enak ya Bu masakannya, tadi saya rasa enak kok bu, atauu...."
"Makanannya enak kok kami suka." ucap Risa yang memotong ucapan Bi Ane.
Kadang Risa selalu saja kesal dengan Bi Ane yang kalau bicara selalu kebablasan?.
"Aqira siapa Mom?" tanya Sasa.
"Dia pelayan baru di sini yang akan menggantikan Bi Katy bersih bersih rumah ini." jawab Risa.
"Dia datang tadi pagi, sepertinya dia gadis yang baik. Tidak Mommy sangka kalau dia ternyata jago masak. Kamu suka kan masakannya"? tanya Risa kepada anak gadisnya itu.
"Iya Mom, Sasa suka kok. Aku jadi penasaran seperti apa Aqira itu, nanti habis makan aku akan menemuinya." ucap Sasa tersenyum kepada Mommynya.
"Kamu suka makanannya kan Brian"? tanya Risa kepada Putra sulungnya itu.
"Hhmm.." Jawabnya dingin seolah tidak peduli.
Brian memang seperti itu selalu dingin, Risa sudah maklum dan terbiasa akan sikap putranya itu.
"Oh ya Brian, Daddy mau tanya, kapan kau akan menikah"? kali ini Darman yang membuka suara.
"Sudah berapa kali kukatakan dad, aku tidak ingin menikah." jawabnya sarkas.
"Kau ini selalu saja, umurmu sudah hampir kepala tiga dan kami juga sudah tua, kami juga ingin menimang cucu di hari tua kami.
Ayolah nak, buang sifat burukmu itu, carilah wanita baik baik untukmu nak." pinta Darman kepada Putranya itu.
"Bagiku wanita itu sama saja, tidak ada yang benar benar tulus, mereka hanya mementingkan materi saja." jawab Brian ketus.
"Jangan seperti itu nak, tidak semua wanita begitu. Jangan mengingat ingat masa lalu
itu semua sudah berlalu." Risa menanggapi.
"No Mom, semuanya sama saja. Kalian tidak usah mengubah prinsipku.
Itu sudah menjadi keputusanku." jawab Brian tegas.
"Itu artinya kau juga menganggap Mommy dan Sasa seperti wanita yang kau bilang itu"? ucap Risa ketus.
Kini semua orang di meja makan memandang Brian meminta jawaban.
"Mommy tidak seperti itu a...."
"Sudahlah, mungkin jika Mommy sudah mati baru kau akan sadar." potong Risa dengan wajah sedihnya.
"Mommy jangan seperti ini " ucap Brian
"Kalau kau mau orangtuamu ini panjang umur maka turutilah kemauan kami." pinta Risa dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin, bahkan air matanya sudah menetes.
Entah kenapa Risa bisa melakukan akting seperti itu, membuat putranya itu percaya.
Brian memang akan lemah jika mengenai kesehatan orangtuanya.
Sasa terkekeh pelan melihat akting sang mommy membuat Mommy dan Daddy nya melotot tajam kepadanya dan membuat Sasa terdiam seketika.
"Gadis bodoh, tidak bisa diajak kerjasama"
batin mommy dan Daddy.
"Tapi aku tidak punya pacar Mom." jawab Brian sembari menghela nafas panjang.
"Auuu..." teriak Brian karena mendapat pukulan di kepalanya dari kedua orang tuanya.
"Lalu wanita wanita yang kau bawa ke hotel setiap malam itu bagaimana. Kau bilang tidak punya pacar, tapi setiap malam berganti wanita." teriak Risa kepada Brian.
Memang begitilah Brian, selalu berganti wanita setiap malam untuk memuaskan hasratnya. Brian menjadi seperti itu sejak ditinggalkan oleh kekasihnya yang meninggalkannya demi laki laki lain tiga tahun yang lalu.
Kekasihnya lebih memilih pria itu karena lebih mapan dan kaya dari Brian.
Sejak saat itu Brian bekerja sangat keras agar bisa melebihi pria itu.
Brian mengambil alih perusahaan dari Daddynya dan dengan senang hati menyerahkannya kepada putra sulungnya itu .
Ternyata semua usaha Brian tidak sia sia, ditambah dengan Brian yang memiliki bakat dalam menjalankan perusahaan menjadikan Grup Charles Company berkembang pesat, bahkan sudah memiliki cabang sampai ke luar negeri, ditambah dengan aset aset dalam dan luar negeri menjadikan keluarga Charles salah satu Group paling berpengaruh di negara A bahkan sampai ke luar negeri.
"Mereka hanya mainan Mom...Dad.." jawab Brian lemas.
"No no no kau tidak bisa dibiarkan.
Mom dan Daddy akan mencarikanmu calon istri kau tidak boleh menolak keputusan kami!!" ucap Risa tegas tak terbantahkan.
"Mom..a..."
"Jangan membantah." potong Darman dan Risa lalu beranjak meninggalkan Brian di meja makan.
"Semoga beruntung kak." ucap Sasa menepuk bahu Brian sebelum meninggalkan Brian seorang diri.
Brian sangat bingung akan keputusan orangtuanya. Dia belum siap untuk memulai hubungan denga wanita, karena dia masih trauma akan kejadian tiga tahun lalu .
Walaupun Brian sombong dan dingin, sebenarnya dia punya ketakutan tersendiri, takut ditinggalkan, takut dikhianati oleh orang yang dia sayangi.
Jujur saja sampai sekarang Brian masih mengharapkan wanita masa lalunya itu. Walau sudah dikhianati dan pergi dengan pria lain, Brian tetap saja masih sayang kepadanya, sulit baginya menghilangkan rasa cinta yang tertanam begitu dalam di hatinya. Karena begitu banyak kenangan manis yang ditinggalkan cinta pertamanya itu selama hampir 6 tahun bersama.
Tapi kenapa dia malah lebih memilih lelaki lain hanya karena pria itu lebih mapan darinya, membuat Brian bertanya tanya apakah setidakberharga itu kebersamaan selama 6 tahun itu?
Akhirnya Brian melampiaskannya kepada wanita wanita yang dia bayar hampir setiap malam.
Kalaupun nanti dia menikah dengan wanita pilihan orangtuanya, dia berjanji tidak akan pernah mencintainya. Baginya cinta pertamanya itu tidak akan tergantikan.
Brian meninggalkan meja makan dengan pikiran yang masih berkecamuk memikirjan keputusan orang tuanya.
******
Hari sudah mulai terik, waktunya Aqira memulai pekerjaannya.
Aqira agak terlambat kerja karena tadi Sasa mengajaknya berkenalan dan mengobrol sebentar. Sasa mengatakan bahwa dia sangat menyukai masakannya dan meminta Aqira untuk memasak untuknya setiap hari.
Karena itulah memasak dan membersihkan rumah akan dikerjakan berganti gantian oleh Aqira dan Bi Ane.
Aqira senang bekerja di rumah ini, tadinya dia mengira bahwa nona muda rumah ini sombong ternyata berkebalikan dengan yang dipikirkannya.
Nyonya dan Tuan Charles pun sangat ramah kepadanya dan dia berjanji akan giat bekerja di rumah ini.
Hanya saja Aqira belum bertemu dengan tuan muda Brian, membuat Aqira penasaran dengan tuan mudanya itu. Tapi setelah mendengar cerita Bi Ane bahwa tuan muda Brian adalah seorang yang sombong dan dingin, membuat Aqira sedikit cemas. Bi Ane bilang kalau sampai kita membuat kesalahan sekecil apapun pasti akan dimarahi habis-habisan