Sejak 'penolakan' Nadine tadi, Ditya benar-benar mengubah diri menjadi mode senyap. Berulang kali Nadine berusaha mengajaknya bicara atau sekedar bercanda, Ditya hanya tersenyum kaku, mengangguk, atau menggeleng. 'Musti banget lo begini ya Dit? Dulu dizholimin bolak balik sama Viona lo tahan-tahan aja, kenapa sama Nadine baru gitu aja udah gini? Lemah amat, Dit!' Meski suara hatinya berulang kali berusaha meredam emosi negatif yang Ditya rasakan, sepertinya percuma, hati Ditya rasanya ngilu sedari tadi. Waktu belum menunjukkan pukul delapan malam ketika Ditya sampai di depan café Nadine, bersikap sopan mengantar seorang perempuan – yang disukainya – pulang dengan selamat. "Aku langsung ke hostel ya, Nad," pamit Ditya sopan. "Ditya..." "Selamat istirahat." "Nadine bingung, Dit