my beloved teacher

my beloved teacher

book_age18+
2.8K
FOLLOW
15.2K
READ
drama
like
intro-logo
Blurb

Tin..tin..tin...

Kubunyikan dengan kencang suara klakson mobilku, aku sudah tak sabar dengan mobil yang berada di depanku ini. Lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau, tapi mobil ini tak mau bergerak sama sekali.

Mau mundur juga susah, yang ada

bisa-bisa nabrak mobil orang.

chap-preview
Free preview
bab 1
Tin..tin..tin... Ku bunyikan dengan kencang suara klakson mobilku, aku sudah tak sabar dengan mobil yang berada di depanku ini. Lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau tapi mobil depan ku ini tak mau bergerak sama sekali. Mau mundur juga susah karena di belakang sudah banyak kendaraan menunggu, yang ada bisa-bisa aku menabrak mobil orang. Ya tuhan, sudah 10 menit sampai lampunya berubah lagi menjadi merah. Sebenarnya kenapa sih ni mobil depan ku. Kalo mogok ngomong kek, keluar minta maaf atau apalah. Sepertinya perlu di rukiyah nih sopirnya. Buk..!!! Ku tutup dengan kencang pintu mobilku. Tak kuhiraukan bunyi klakson mobil di belakangku. Aku berjalan menghampiri sang pengendara mobil di depanku ini. Mobil yang bagus BMW hitam dengan body yang sangat mulus. Sepertinya yang punya mobil sangat merawatnya hingga mengkilap dan bisa menampilkan wajah cantikku ini. Tok..tok..tok "Permisi, bisa tolong keluar sebentar". Ku ketuk kaca jendelanya tapi tak ada sautan. Kemana sih orang ini, jangan-jangan di dalam dia lagi..?? Haduh mikir apa sih ni otak, dalam keadaan kayak gini malah mikir kemana-kemana. Mana kacanya pakai kaca film hitam tak tembus pandang. "haloo.. Pak, buk permisi, mobilnya bisa maju gak. Dibelakang sudah antri panjang nih". "Hallo.. Ada orang gak sih di dalam". Tok.tok.tok. kali ini sedikit keras ketukan ku. Biarkan saja, salah sendiri bikin macet jalanan. Jeglek... Ku lihat seseorang keluar dari mobil. Sepertinya dia wanita karena terlihat dari high heelsnya yang menjulang tinggi kayak pagar rumah. "Mba, bisa sopan gak sih. Ketuk-ketuk kaca mobil orang kayak mau ngerampok gitu !!". Sentaknya kepadaku. Hallo, loe yang salah malah bentak gue. Tunggu, dandanan model apa ini, macem cewek party. Baju kurang bahan, atas kebuka bawah juga mini banget. Gak tau fashion banget sih. "Hallo mba, di ajak bicara kok malah diam ajah. Kenapa, terpesona ya dengan saya?". Heh apa terpesona, gila ajah difikir aku suka cewe apa. "Eh, sory ya cewek party. Gue terpesona ama loe. Loe gak lihat belakang macet gegara mobil loe yang berhenti di tengah jalan. Maju dikit dong kalo mau berhenti biar yang belakang bisa jalan!!". Sentak ku yang tak kalah emosi. "Ooh, macet ? Apa urusannya sama loe, loe gak lihat gue lagi berantem sama calon suami gue". Idih dia yang berantem kenapa gue yang perduli. Drama gueen banget sih nih orang. "Terserah ya, gue gak perduli. Yang penting mobil gue bisa jalan. Gue juga buru-buru nih". Aku pun berjalan meninggalkan cewek party itu dan melangkah ke arah pengemudi. Kali ini aku sudah tidak sabar. Belum ku ketuk kaca jendelanya tapi tiba-tiba sudah menampakkan wajah seorang lelaki tampan, bak arabian dengan hidung prosotan. Matanya yang hitam lekat dengan alis tebal dan bulu mata yang lentik sama sepertiku. Oh tuhan, kenapa sial bener nasib dia. Masak cowok ganteng calon istrinya macem ondel-ondel betawi. "Maaf pak, atau mas atau abang. Mobilnya bisa maju dikit. Mobil saya gak bisa jalan, dan lihat di belakang macet banget". Tunjuk ku ke arah mobil belakang yang sedari tadi tak hentinya bunyikan klakson. "Kalo mau bikin pertunjukan pertengkaran rumah tangga sebaiknya jangan di tengah jalan". Lanjut ku yang membuatnya mengerutkan kening. Dia pun hanya mengangguk, lalu masuk kedalam mobil dan menepikan mobilnya. Kurang asem niih cowok, gak bilang maaf atau apalah. Pasangan yang aneh. Tak ku perdulikan lagi drama queen yang hendak meledak-meledak kemarahannya itu. Lagian berantem di tengah jalan. Ku lanjutkan lagi perjalananku yang sempat terhenti gegara drama queen tadi, karena sepertinya aku sudah telat mengikuti rapat senat. Mana mungkin aku memberi contoh yang tidak baik kepada anggotaku. Masak seorang ketua senat yang cantik dan cerdas ini malah telat sih. Dan benar saja, saat aku tiba di depan ruangan. Kudengar ramai sekali di dalam. Ceklek.. Tiba-tiba hening. "Selamat pagi semua, sorry ya gue telat. Ada insiden kecil tadi dijalan". Aku pun berjalan ke arah kursi ketua senat. Tapi sepertinya semua sedang sibuk sendiri. Ku senggol lengan amel sahabatku sekaligus bendahara ini. "Ada apaan sih mel, kok pada sibuk lihatin hp semua". "Ya ampun, Prisilliya sakura maharani, seorang ketua senat yang katanya cantik. Loe gak tahu seantero kampus heboh karena akan ada dosen baru ganteng dan masih muda". "Oiia..?? Gitu ya??". Jawabku datar yang langsung membuat semua orang menatapku aneh. Kenapa, memangnya aku harus teriak histeris seperti cabe-cabean goceng. "Astaga ketua, yang datang itu cowok cakep lhoo. Kok jawabnya biasa gitu". Sahut keyza salah satu anggota senat juga. "Udah yuk lanjut rapatnya. Gosipnya dilanjut nanti ajah". Tak ku hiraukan dengusan sebal dari para wanita itu. Tapi tidak buat para lelaki. Kelihatannya mereka juga jengah dengan tingkah para wanita yang memuja tanpa melihat terlebih dahulu. Kita pun memulai rapat, karena nanti pukul 10 aku ada kelas. Kelas pertama dengan dosen baru yang katanya tampan dan masih muda. Dosen yang menggantikan pak bambang yang sedang sakit dan kini dirawat insentive di sebuah rumah sakit ternama. Aku dan amel kini berjalan menuju kelas yang 15 menit lagi akan di mulai, ya amel sahabatku yang kutemui saat ospek kampus pertama kali. Dia adalah sahabatku dan satu-satunya orang yang memberiku semangat saat aku benar-benar terjatuh setahun yang lalu. Setahun yang lalu dimana semua orang mencela dan mencibir keluargaku. Aku di jauhi dan di hina karena suatu berita, berita yang menurutku sangat tidak adil. Papaku seorang dokter terkenal Dr. Bagus afrizal setiawan, di tuduh telah melakukan malpraktek yang membuat seorang kakek meninggal. Mereka tidak mengetahui bagaimana cerita sesungguhnya tapi seakan-akan mereka tahu apa yang terjadi. Karena itu, aku tidak mau menjadi seorang dokter. Dokter yang tanggung jawabnya lebih besar karena menyangkut kesehatan dan nyawa manusia. Tapi apa mau dikata aku sudah memutuskan sebelum itu terjadi. "Ra, sakura loe ngelamun". Ucap amel yang membuatku langsung terkejut. "Amelia wijaya, bisa gak sih loe panggil gue prisilliya bukan sakura !!". Dengusku sebal yang malah dibalas kekehan dari dia. "Emang nama loe sakura, ya terserah gue dong manggil loe apa. Kalo prisilliya kepanjangan". "Tauk ah, ayo masuk ajah. Keburu masuk tuh dosen". Kami pun melangkah kedalam kelas yang masih ramai. Aku dan amel pun duduk dibarisan dua dari depan. Bangku kita yang kursinya terpisah atau single. Membuat ku lebih leluasa bergerak ketimbang harus berada di kelas yang bentuknya seperti terasiring sawah. Dan tiba-tiba suasana menjadi hening, sepertinya dosennya sudah tiba. Seorang lelaki tinggi melangkah kedalam kelas lalu menaruh bukunya diatas meja. Dia pun mengarahkan pandangannya ke arah penjuru kelas, dan berhenti saat arah pandangannya ke arahku. Aku yang ditatap pun mengalihkan pandanganku ke arah cewe-cewe yang melongo melihat ketampanan dosen muda ini. Jujur memang dia tampan, tapi karena dia, mobilku tidak bisa berjalan dan aku telat menuju kampus. Ya dia lelaki yang bersama drama queen tadi. "Morning class, perkenalkan saya dosen baru pengganti pak bambang yang sedang sakit". Sepertinya tak ada sahutan, karena semua masih terpukau melihat ketampanannya. "Nama saya.........!!!!! ??????????? Happy Reading

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.5K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
295.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
214.5K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
172.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.6K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.6K
bc

TERNODA

read
193.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook