Juwita tidak pernah tahu apàkah suaminya mencintainya atau tidak. Karena selama menikah ia tidak pernah dibelikan baju atau pun baju dalam. Bahkan cincin pernikahan pun enggak pernah. "Keluarga suami kamu itu pelit! mereka mampuh! masa serah uang cuma 3 juta. cukup buat apa? murah banget harga kamu buat dia!"Mamahnya terus saja mengoceh membuat Juwita semakin sedih dan merasa rendah diri. Belum lagi mertuanya berkata menyakitkan."Si Pram itu mau maunya nikah sama kamu. Kaya enggak ada perempuan lain saja!"Juwita sedang hamil besar. Tapi sang mertua malah berkata demikian. Apa yang akan dilakukan Juwita, meneruskan pernikahan itu, atau malah mengakhirinya?