Lagi-lagi hati Tirta tersentuh mendengar penjelasan Duta. Sama dengan papanya, Duta adalah sahabat yang baik, mau berbagi dan membantu. Dari Duta, Tirta mendapatkan alamat rumah yang ditempati Nindya dan anak-anaknya sekarang. Karena hari telah sore, dia memutuskan pergi ke rumah itu esok hari. *** Tirta masih berada di dalam mobilnya, menatap lorong sempit menuju rumah Nindya, lorong yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, dia bisa membayangkan betapa sulit kehidupan Nindya sekarang. Tirta melirik jam tangannya, dan siang itu menunjukkan pukul tiga. Dia menepikan mobilnya, parkir di pinggir jalan, dan turun dari mobil. Karena penampilan Tirta yang rapi, ada banyak orang lalu lalang yang memandangnya, kagum, bertanya-tanya, ada juga yang berusaha menyapa, dan Tirta memberi senyuman