Bayu seketika merasa panas, dan Nindya langsung menenangkannya. “Sudah, Nak. Sudah. Baik, Pak Husein. Saya menyanggupinya, saya akan bayar enam puluh juta sekarang dan sisanya akan saya cicil. Tapi, saya juga butuh surat-menyurat, biar tidak tertipu lagi.” Husein mengamati wajah Bayu dan Nindya bergantian. Bagaimanapun, akhirnya mereka beritikad baik untuk membayar. Dia langsung memerintahkan sekretarisnya untuk membuat surat resmi bahwa uang sewa sudah separuh dibayar pihak Nindya. Nindya dan Bayu pulang dari kantor Husein dengan perasaan bercampur aduk. Bayu yang tampaknya sangat kecewa dengan keadaan ini, dan Nindya tetap menenangkannya. “Aku harus bertemu papa, Ma,” ujar Bayu saat tiba di rumah. “Dia harus bertanggung jawab.” “Bayu, sudahlah. Ini akan menambah panjang masalah, akan