Happy Reading..
__________________
Setelah selesai pemotretan, Jeani mengajak Ariel ke rumahnya. Biasanya Ariel senang sekali kalau diajak ke rumah Jeani, karena dia senang bertemu dengan mama Jeani. Ariel juga sudah sering bertemu dengan papanya Jeani, kalau beliau kebetulan ada di rumah. Memang Ariel tidak pernah bertemu dengan Javier, karena sejak dulu Javier memilih tinggal di penthousenya karena tidak cocok dengan papanya, oleh karena itu Javier tidak mengenal Ariel.
Jeani dan Ariel sudah sampai di rumah Jeani, yang seperti istana. Mereka langsung diantar oleh maid atau pelayan ke ruang kerja Tn. Lauder. Saat masuk ke dalam ruang itu, terasa suasana tegang diantara Tn. Lauder dan Javier.
" selamat sore!" sapa Ariel, yang jadi canggung.
Ny. Lauder segera memegang kedua tangan Ariel, dan menatap prihatin ke arah Ariel..
" pasti soal berita itu .." bathin Ariel, yang menyambut kedua tangan Ny. Lauder.
" maaf ya Ariel..
" karena Javier, kamu jadi kena dampaknya." kata ny. Lauder prihatin.
" tidak papa tante.." jawab Ariel.
" kamu jadi repot, karena dikejar wartawan.." kata ny. Lauder lagi.
Ariel menggeleng, 'tidak papa..' sambil tersenyum hangat..
" lalu bagaimana Javier? apa kamu sudah menemukan solusi dari masalah ini?" tanya ny. Lauder, dingin.
" aku..
" sudah cukup kita membiarkan dia bertindak semaunya..
" sekarang dia harus mendengarkan!" perintah Tn. Lauder.
Jeani menatap mamanya yang diam saja, seperti tidak mau membantu Javier kakaknya. Jeani tahu sekali, kalau papanya sudah berkata begitu berarti ada perintah yang harus dijalankan, dan itu mutlak tanpa bantahan. Saat papanya begitu, Jeani dan Javier takut karena itu berarti papanya sedang marah besar.
" Javier harus menikah dengan Ariel!" perintah Tn. Lauder.
" tapi papa, itu tidak mungkin..
" aku belum mau menikah.." Teriak Javier.
" ini perintah, sudah cukup bermain main Javier." kata Tn. Lauder dingin.
" tapi papa, aku tidak mau menikah dengan wanita itu!" teriak kesal Javier.
" om belum bertanya kepada saya, apa saya setuju atau tidak dengan ide itu?" tanya Ariel, tenang.
Jeani dan ny. Lauder menatap Ariel. Iya memang betul mereka belum bertanya kepada Ariel, buat Jeani dia senang kalau sahabatnya yang super baik ini, bisa menjadi saudara iparnya. Begitu juga ny. Lauder senang sekali Ariel jadi menantunya, karena memang dia sudah menganggap Ariel seperti anak dia sendiri, dan dia tahu Ariel anak yang baik.
" aku yakin kamu juga setuju dengan ide itu!!
" aku yakin kamu sengaja menjebak aku, supaya gosip ini muncul..
" supaya aku menikahi kamu!!" Tuduh Javier..
.... plak...
Tamparan mendarat ke pipi mulus Javier, semua dalam ruangan itu terkejut dengan apa yang di lakukan Ariel, kecuali Jeani. Jeani tahu sahabatnya, walaupun Ariel tenang tapi dia tidak suka dituduh macam macam, apalagi tuduhan itu tidak betul.
" kalau kamu tidak tahu apapun tentang aku..
" lebih baik kamu diam!" kata Ariel dingin.
" aku tidak berminat menikah dengan pria sepertimu, pria kekanak kanakan, yang cuma tahu mengahamburkan uang, tanpa tahu tanggung jawabnya sebagai anak tertua." kata Ariel, menatap dingin tapi meremehkan ke arah Javier.
Tn. Lauder menyentuh bahu Ariel, Ariel menatap Tn. Lauder...
" om..
" om mohon Ariel, kali ini kamu mau membantu.." kata Tn. Lauder.
" tapi om apa tidak ada solusi lain?" tanya Ariel, lembut.
" setahun saja Ariel, sampai gosip ini meredah..
" setelah itu, om janji kamu bebas dari pernikahan ini." jawab Tn. Lauder, solusi terakhir.
" maksud papa, menikah kontrak?" tanya Jeani.
" iya Jeani.." jawab Tn. Lauder.
" karena kita sudah merebut kebebasan Ariel, jadi biarkan kita berikan Ariel kebebasan yang tersisa." kata Tn. Javier.
Tiba tiba...
" permisi tuan Lauder!" kata pria paru baya, yang berdiri di depan pintu.
" ada apa Tomi?" tanya Tn. Lauder.
" Tuan, banyak media berkumpul di lobby kantor..
" menunggu berita konfirmasi dari tuan Javier.." jawab Tomi, sekretaris pribadi Tn. Lauder.
Semua menatap ke arah Ariel...
" hufft...
" baiklah om, saya setuju." jawab Ariel, yang sebenarnya lebih kepada putus asa.
Tidak ada yang bertanya kepada Javier, sekarang Javier harus setuju. Karena ini perintah mutlak dari ayahnya, perintah mutlak yang tidak bisa dibantah walaupun dengan alasan apapun.
" Tomi, kamu atur semuanya!" perintah Tn. Lauder.
" baik tuan!" jawab Tomi, lalu keluar dari ruangan.
" terima kasih Ariel." kata Tn. Lauder.
" iya om." jawab Ariel.
Sedangkan ny. Lauder memeluk Ariel, dia tahu pernikahan kontrak ini sangat merugikan Ariel. Tapi sekali lagi, anak ini terlalu baik sehingga dia mau menurutinya demi nama baik keluarga Lauder. Setelah menyudahi pelukan itu, Ariel pamit ke toilet sebentar. Tapi sebenarnya Ariel tidak ke toilet, dia berjalan menuju ke taman belakang dimana ada air mancur mini dan di bawa air mancur itu ada kolam renang. Ariel duduk di pinggir kolam renang, memandang air mancur sambil meyakinkan diri sendiri bahwa dengan melihat air yang mengalir bisa menenangkan hati dan pikirannya dan siap menerima kenyataan bahwa dia akan menikah dengan saudara dari sahabatnya.
Jeani menyentuh bahu sahabatnya..
" maafkan..
" karena kakakku, kamu harus menikah kontrak..
" aku tahu pernikahan ini sebenarnya kamu yang dirugikan.." lirih Jeani.
" hm..
" gosip ini timbul juga karena kesalahan aku juga, jadi anggap saja aku memperbaiki kesalahan yang sudah aku buat.." kata Ariel, tersenyum.
" tapi aku senang sekali.." kata Jeani.
" hem.. senang kenapa?" tanya Ariel.
" ya aku senang karena sahabatku jadi saudara iparku..
" akhirnya impianku terwujud, sahabatku jadi saudaraku.." kata Jeani ceria.
" bukannya kita memang sudah jadi saudara sejak dulu?" tanya Ariel, yang memang sudah menganggap Jeani seperti saudaranya sendiri.
Karena Ariel tinggal sendiri di New york, sejak awal kuliah fotografer di New york dan bertemu dengan Jeani, dan sejak itu mereka dekat dan menjadi sahabat Jeani. Ariel juga yang mendorong Jeani mendirikan perusahaan dibidang penerbitan, fashion, dan forografer. Cuma Jeani yang ada di sampingnya, karena itu Ariel sudah menganggap Jeani sahabatnya.
" iya sih..
" cuma ini lebih jelas, ya walaupun cuma setahun.." kata Jeani, lesu.
" Ya walaupun setahun, tapi kita tetap jadi saudara seperti yang kau impikan.." Kata Ariel, menatap Jeani.
Setelah pernyataan resmi dari pihak keluarga Lauder, yang di wakili oleh Tomi sekretaris pribadi Tn. Lauder yang menyatakan kalau Ariel adalah tunangan dari Javier dan mereka akan segera menikah. Makanya saat itu, Ariel menjadi selebritis dadakan. Kehidupan Ariel pun berubah, banyak yang berubah dari tenang menjadi terusik.
___________________
Pagi ini Ariel seperti biasa ke kantor majalah, dia hari ini ada pemotretan. Baru sampai di lobby kantor, sudah ada dua resepsionis yang berdiri dan hormat kepadanya, maksudnya membungkuk badan dan mengucapkan selamat pagi dengan ramah, tidak seperti biasanya.
" kalian berdua kenapa?" tanya Ariel, yang bingung.
" kita berdua cuma menghormati calon saudara Ibu Jeani." kata salah satu wanita resepsionis.
" Irene, Annie kalian berlebihan.." kata Ariel.
" hm..
" aku jadi malu, kemarin aku mengatakan patah hati di depan nona Ariel." kata Irene, pipinya jadi merah karena malu.
" tidak papa, kamu berhak suka sama siapa pun, begitu juga kepada Javier." kata Ariel, santai.
" tapi tetap saja, nona adalah tunangannya dan itu tidak sopan." kata Irene, menyesal.
" santai saja, aku tidak papa." kata Ariel.
" makanya kalau bicara itu hati hati, untung saja nona Ariel tidak memecatmu." kata Annie.
" waduh..
" tidak perlu berlebihan begitu." kata Ariel.
" tapi kenapa nona Ariel tidak pernah mengatakan kalau nona adalah tunangan tuan Javier? hubungan nona juga tidak pernah terekspos media.." kata Irene.
" buat apa juga aku pengumuman kalau aku tunangan Javier, itu tidak penting.." jawab Ariel,
" lagian aku disini untuk kerja, aku tetap adalah bawahan Jeani, Jeani pemilik perusahaan ini." sambung Ariel.
" wah...
" kau selalu jadi idola ku.." kata Annie, mengagumi sikap Ariel yang selalu baik dan sopan kepada siapa pun. Dan sekarang dia menunjukkan sikap tidak sombong, padahal dia nanti adalah saudara dari pemilik perusahaan majalah ini.
" ah.. nona Ariel tetap seorang fotografer tidak lebih." kata Ariel, lalu pamit pergi meninggalkan mereka berdua.
" aku kira nona Ariel akan marah padaku..
" syukurlah, ternyata tidak sama sekali.." kata Irene, sambil mengelus d**a.
" makanya jaga mulut, ingat pak Javier sebentar lagi jadi suami orang, dan istrinya adalah nona Ariel, yang sangat baik pada kita." kata Annie.
" iya aku tahu An.." kata Irene, kesal.
Lalu mereka berdua kembali bekerja, kembali ke meja resepsionis. Terlihat Jeani masuk ke dalam lobby, sekali lagi Irene dan Annie memberikan salam dan sapaan ramah. Jeani membalas sapaan keduanya, lalu berjalan dan masuk ke dalam lift khusus CEO.
Jeani mengambil ponselnya yang dia tadi letakkan dalam tas, lalu mencari nomor seseorang setelah dapat segera Jeani mendial nomor itu.
" halo Riel..
" kau dimana?
" ......."
" apa kau ada pemotretan hari ini?
" ........."
" jam berapa selesai?"
" ........."
" kalau begitu, seperti biasa temani aku makan siang!"
" ........"
" oke, kita bertemu jam makan siang di lobby." kata Jeani, mengakhiri telpon.
Ting....
Kemudian Jeani keluar dari lift, dan berjalan menuju ke ruangannya. Beberapa karyawan menyapa dia dengan sapaan selamat pagi, dan Jeani membalasnya.
_______________________
Sebelum pemotretan di lakukan, ya kali ini Ariel mengambil beckground di luar ruangan, jadi mereka sedang ada di balkon kantor yang sudah di tata sedemikian rupa sesuai yang diingikan oleh Ariel. Ariel sedang mengecek kameranya, mencoba memotret beberapa momen di luar, dia berdiri di balkon.
" aku heran dengan Javier.." kata wanita, dia seorang model yang nanti akan di potret oleh Ariel.
" kenapa dia bisa memilih wanita biasa seperti Ariel.." sambung wanita itu lagi, tanpa melihat Ariel.
Dan saat itu semua orang menatap wanita itu, sedangkan Ariel tidak ingin menanggapi wanita itu. Dia tahu kalau wanita model itu, memang salah satu teman kencan Javier. Dia tahu kalau suatu hari dia harus menghadapai wanita wanita teman kencan Javier, yang merasa memiliki Javier, dan pastinya mereka akan mencibirnya karena merasa dia tidak cocok menjadi pasangan Javier. Dan sekarang dia menghadapi salah satu wanita itu, dan satu hal Ariel tidak peduli dengan anggapan atau perkataan mereka. Kembali lagi toh takdir memilih dia menjadi istri Javier, lewat tidak kesengajaan. Walaupun hanya setahun, tapi tetap saja dia yang terpilih dan mereka iri dengan posisi dia. Makanya dia menganggap buat apa dia menanggapi perkataan orang yang iri padanya.
" padahal banyak wanita cantik yang berada di dekatnya, yang bisa dia pilih.." celoteh wanita itu lagi..
" apa termasuk kamu?" tanya pria yang sedang make up wanita itu.
" bandikan aku dengan dia..
" jauh memang sih.." jawab pria itu,
" cuma Javier memilih Ariel, ya kalau aku jadi Javier juga aku memilih Ariel..
" maksudmu?" kesal wanita itu.
" Clara sayang, semua pria mau pasangan yang terbaik, dan pasangan terbaik adalah wanita baik baik, bukan wanita jalang.." kata pria itu sinis..
" maksudmu aku jalang begitu!!!" teriak wanita itu, lalu berdiri dan mendorong pria itu..
Mereka akhirnya berdebat sambil teriak teriak, Ariel menatap keduanya. Semua kru melihat mereka, ada beberapa kru wanita menarik wanita model yang bernama Clara agar menjauh, tapi tetap dia melawan.
" kalian berdua diam!!" teriak Ariel, dingin.
" Clara, kalau kamu datang kesini cuma mau bikin rusuh..
" lebih baik kamu pulang!!
" aku bisa mencari model lain, menggantikan dirimu." kata Ariel tenang, tapi dingin.
" kau tidak bisa seenaknya menggantikan aku..
" kau tahu sendiri, kalau pihak sponsor mau aku yang jadi modelnya." sinis Clara, tidak mau kalah.
" iya aku tahu..
" tapi kau tahu kan, kalau sponsornya adalahq perusahaan yang dimiliki tunangan ku..
" dan aku bisa memintanya mengganti modelnya, dan aku yakin dia pasti dengan senang hati mengikuti kemauan tunangannya." kata Ariel, tenang.
Semua kru memandang Clara, begitu juga pria yang tadi dia ajak berdebat. Pria itu menatap kemenangan kearah Clara, bahkan tatapan meremehkan kearahnya. Dan Clara membenci tatapan itu, tapi dia lebih membenci tatapan tenang dari Ariel. Wanita yang dipilih oleh Javier, menjadi tunangannya dan dia tidak tahu kalau Javier sudah memiliki tunangan. Dia merasa dibohongi, dan dipermainkan. Clara melangkah ke ruang ganti, ya dia akhirnya mengikuti kemauan Ariel. Karena percuma saja melawan, toh dia tetap kalah karena apapun yang terjadi, faktanya Ariel adalah tunangan Javier, sponsor yang memakainya jadi model.
" maafkan aku Ariel." kata pria itu menyesal.
" aku harap tidak terjadi lagi, Bram..
" tapi thank you sudah mau membelaku." kata Ariel, tersenyum.
" iya sama sama Riel..
" aku tahu kau tipe wanita baik baik, tidak seperti jalang itu.." kata Bram, sinis.
" huss..
" itu terlalu kasar Bram, aku yakin dia cuma suka dugem saja bukan jalang." kata Ariel, tidak suka dengan kata jalang.
" oke bos!" kata Bram, tersenyum.
Para kru menyentuh bahu Ariel, mereka mendengar obrolan Bram dan Ariel dan ikut tersenyum atau sekedar menambah obrolan mereka. Dan saat Clara keluar, seketika mereka mengganti topik yang lain supaya tidak ada perdebatan lagi. Mereka kembali bekerja, Ariel mulai mengarahkan Clara sesuai dengan yang dia inginkan.