Lemas.
Letih.
Lesu.
Tak berdaya.
Ingin menghilang...
Tidak.
Ingin mati!
Hal itulah yang dirasakan oleh Anora setelah mengerti kejadian apa yang menimpa benda kotak ajaib yang berhasil membuatnya viral kurang dari dua puluh empat jam di awal. Oke, setelah ia memastikan semua tulisan tiga bab awalnya di KBM adalah isi dari buku Diarynya, yang sengaja ia tuliskan bergaya ala-ala n****+ metropop, tapi tetap saja tagar true story yang ada di atas setiap bab cerita adalah benar kisah nyata kehidupannya, Anora mendadak ingin mati bukan ingin kaya.
Siapa yang menuliskannya?
Anora masih belum menemukan pelaku kejam itu.
Bagaimana bisa orang-orang KBM tahu bahwa itu adalah kisahnya?
Sudah jelas bahwa the power of emak-emak lebih akurat dalam menyelediki kasus dari pada Detektif Conan.
Lalu kenapa mereka malah meminta Anora untuk rujuk dengan mantan suaminya atau menikah lagi?
Ya jelaslah, setiap cerita yang dibaca on going dan viral di medsos selalu menuntut tokoh utama tagar true story berakhir bahagia.
Anora mendesah, mengacak-acak rambutnya dan berulang kali mengatakan "mampus kau!" pada dirinya sendiri.
Anora menenggelamkan dirinya di dalam selimut, ia ingin menangis tapi tak bisa karena terlalu geli memikirkan kekonyolan apa yang sedang terjadi. Parahnya lagi, gara-gara ceritanya yang bebas melayang di beranda orang karena telah dibagikan sebanyak 3574 kali dalam tempo kurang dari dua puluh empat jam, kini tak hanya notifikasi pemberitahuan saja yang ramai komentar dan like yang sudah mencapai 35 ribu komentar, tetapi juga inbox kerjasama dari berbagai penerbit mulai indie hingga penerbit konvensional.
Kekonyolannya yang lain, yang muncul dari otaknya adalah jumlah pendapatan yang bakalan ia peroleh jika buku Diarynya terbit jadi n****+ true story. Gambaran dirinya belanja puas di Mal, bingung memilih antara berlian dan mutiara, galau menentukan mobil sport warna merah atau hijau, dan lelah memberi tanda tangan di setiap bukunya begitu saja mengalir dalam otaknya tadi pagi.
Ia merasa kegilaannya sudah melampaui kegilaan orang-orang gila pada umumnya.
Bagaimana bisa ia sedih dan bahagia sekaligus? Bagaimana bisa ia ingin mati dan ingin hidup 1000 tahun lebih lama sekaligus?
Dua sosok aneh di kanan kirinya yang wajahnya mirip dirinya terpantul dalam cermin di sisi kiri kasurnya. Satu mengenakan gaun putih panjang ala-ala bidadari lengkap dengan bulatan putih melayang di atas kepalanya, yang satu rona wajahnya berwarna merah padam dan mengenakan jubah syar'i warna hitam tetapi rambut panjang terurai dengan aksesoris dua bando berbentuk tanduk merah di atas kepalanya.
Baju gamis putih berkata bahwa ini adalah cobaan berat yang akan membawanya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih lembut dalam bertutur kata. Sapa tahu kekayaannya nanti bisa mengalahkan penulis kaya raya J.K Rowling? Tak sampai di sana, baju putih juga menyarankan untuk membuat the series of wedding diary hingga kekayaannya mungkin bisa membuatnya menjadi orang yang dermawan dan memiliki jutaan anak angkat dari kalangan yatim, lalu ia akan tercatat sepanjang sejarah.
Oke Fix, Anora mengkhayal bersama bu Peri terlalu tinggi.
Baju syar'i hitam berkata, bunuh diri ala-ala korea sudah menjadi tren. Meski kalangan janda lebih hits dari pada belum pernah menikah di Indonesia saat ini, tetap saja cerai tiga kali bukan hal yang lumrah di mata netijen yang budiman. Maka bunuh diri menjadi ajang yang paling baik demi menuntaskan kehidupan yang sudah kacau. Baju hitam juga menyarankan bahwa bunuh diri di Korea akan lebih terasa nikmat karena Anora menyukai drama korea.
Emang bunuh diri butuh ke luar negeri?
Fix. Anora semakin menggila.
Ponselnya berdering. Panggilan masuk dari Reynaldi.
Anora meraih ponselnya dengan satu alis terangkat, entah bagaimana caranya ia mengangkat satu alisnya jika ia merasa heran. Merasa bahwa Haris telah mendengar kisah yang viral itu, buru-buru Anora mengangkat ponselnya.
"Buku diary gue hilang, Rey!" kalimat pembukaan to the point yang membuat Reynaldi tersedak air minum karena tak percaya apa yang ia dengar. "Haduh, gimana ini?! Haris pasti marah dan gak bisa keluar rumah sekarang, ya?" kali ini Reynaldi tak perlu menjelaskan apapun, kalimat terakhir yang dikatakan oleh Anora benar adanya. Haris dan istri barunya tak bisa keluar rumah lantaran media dan ibu-ibu penghuni KBM yang berdomisili di dekar rumah Haris sudah berdiri dari tadi pagi di depan rumah Haris. "Buku diary gue hilang! Dan gue ngerasa sial banget!" kata Anora lagi, Reynaldi kali ini semakin memijat keningnya. Seharusnya semalam ia tak menaruh buku itu sembarangan di meja makan sehingga harus ditemukan sepupunya yang seorang editor penerbit, Manda.
Ah, sial!
Padahal Reynaldi ingin sekali mengetahui bagaimana kehidupan Anora, barangkali setelah mengenal baik apa yang terjadi pada hidup Anora lewat buku Diarynya, ia bisa melamar Anora tahun depan. Urusan Haris ia tak terlalu ambil pusing, toh mereka sudah cerai.
"Maafin gue Ra..." kata Reynaldi.
"Haris minta ganti rugi dari gue, ya?" tanya Anora cemas.
"Nggak."
'Trus?" d**a Anora berdebar menanti jawaban Rey.
"Maafin gue karena pas nemuin buku Diary lo gak langsung gue balikin." kata Rey yang membuat mata Anora membulat dan wajahnya memerah.
"Jadi, lo yang bikin cerita di KBM?!" suara keras Anora membuat Rey menjauhkan ponsel dari telinganya. "Gue tuntut lo biar tahu rasa!" kata Anora mengancam yang membuat Rey berdiri tegak.
"Bentar, bukan gue yang nyebarin cerita di diary loh di apa namanya? Apa nama yang lo sebut tadi?"
"KBM."
"PBM?"
"KBM!!!" Rey menutup mata dan menjauhkan ponselnya lagi.
"Bukan gue yang up cerita di diary lo di KBM!"
"Trus siapa kalau bukan lo?" tanya Anora ketus. "Lo kan yang nemuin buku diary gue!"
"Sepupu gur yang up 3 bab awal cerita lo! Dia gak tau kalau buku diary lo itu kisah nyata hidupo, tapi karena dia editor penerbit dan tahu bagaimana cara menarik pembaca di KBM itu jadinya setiap dia up cerita selalu diberi tagar true story sembari diedit kosa kata, tanda baca dan apalah-apalah itu."
"Sepupu lo mlagiat karya gue?"
"Itu buku diary lo apa karya lo sih, Ra?"
#Eh?
Anora merasa konyol dengan pernyataannya sendiri.
"Ah, sama aja! Dua-duanya kan hasil meres otak dan kehidupan gue yang kelam!" kilah Anora
"Halo mbak Anora, ini saya Manda, sepupunya Rey!" tiba-tiba saja Manda yang sudah tak sabar menunggu gantian bicara dengan Anora menyahut ponsel Rey dan memperkenalkan diri.
"Eh, b******k lo! Sapa suruh up cerita gue?" Manda menelan ludah mendengar kalimat pembuka yang terasa pahit dari brownies gosongnya Rey pagi ini. d**a Manda berdebar. "Balikin buku gue atau..."
"Saya ingin menawarkan kerjasama mbak, satu buku akan kami jual seharga 125.000 dan akan dicetak sebanyak 50 ribu kopi. Keuntungan bagi hasil dengan penulis adalah 60 persen untuk penulis dan 40 persen untuk penerbit."
Anora melongo seketika, lalu cepat-cepat ia mematikan ponselnya dan membuka aplikasi kalkulator dan menghitung berapa banyak pendapatan yang bakalan ia peroleh.
3 miliyar lebih jika laku semua.
Persetan dengan komentar Netijen! Batinnya seketika.