Namira menyerahkan gelas berisi air hangat pada Shawn. Pria itu menerima tanpa banyak berkomentar. Sejak tadi belum ada suara yang Shawn keluarkan, setelah ia memeluk Namira hampir 10 menit. Namira duduk di samping sang bos. "Bapak mau nangis? Kalau malu di depan saya, saya keluar dulu." Shawn lantas mengangkat wajahnya, memandangi Namira dengan mata yang sedikit membulat. "Mana tau aja Bapak malu kan kalau nangis di depan saya," ujar Namira lagi. Shawn meletakkan tangannya di atas kepala Namira, kemudian mengacak rambut perempuan itu. "Ih, Bapak, rambut saya berantakan.." protes perempuan itu. Shawn tersenyum kemudian meminum air yang mulai dingin di tangannya. "Bapak mau makan?" "Kamu kenapa perhatian sama saya? Ntar kalau saya baper gimana?" "Jangan bercanda." Shawn te