Mengharapkan Beliana?

1004 Words
Viona membaringkan tubuh Jaxon dengan pelan. Dia melepaskan sepatunya kemudian menaruhnya di lantai. Melihat tidur pulas Jaxon dia memperbaiki bantalnya agar tidak terlalu tinggi. "Apa yang kau rencanakan?" tanya Frank. Dia yakin Viona menginginkan sesuatu darinya. "Jangan memanfaatkan Jaxon untuk mendapatkan perhatian ku." "Frank kau tidak mungkin lupa dengan perkataan mu kan? kau sudah memberikan ku pada Arel. Jadi buat apa aku mencari perhatian mu." Viona memalingkan wajahnya. "Kau tidak akan melupakan perkataan mu kan?" "Kau tidak perlu khawatir aku akan merebut posisi Beliana di hati Jaxon. Justru aku akan membantu mu untuk mendekatkan Jaxon pada Beliana." Frank memutuskan pandangannya. Dia melihat ke arah Jaxon. Putranya begitu kecil dan Beliana meninggalkannya hanya karena pekerjaannya. "Aku memang masih menginginkan Beliana, tapi sebagai ...." Hati Viona seperti di peras dan di hancurkan. Ternyata hatinya masih belum sembuh, luka yang menganga itu justru semakin lebar. "Kita akan menjalani hubungan kita masing-masing. Aku akan merahasiakan hubungan ku dan kamu harus merahasiakan hubungan mu." Viona melenggang pergi meninggalkan Frank. Dia mengusap air matanya dan menarik dalam nafasnya. Dia harus kuat, ia tidak akan berjuang lagi untuk pernikahannya. "Viona." Panggil Daddy Ardey. Sebenarnya dia mendengarkan obrolan Frank dan Viona. Sebagai seorang ayah dan kakek ia merasa sedih. Viona dan Frank menolak untuk membuka hatinya dan masih terbelenggu dengan kisah masa lalu. "Viona sayang, Daddy ingin berbicara dengan mu." "Baiklah Dad." Daddy Ardey melangkah ke arah taman samping di ekori oleh Viona. Keduanya duduk sambil melihat air mancur di tengah bunga mawar itu. "Viona bagaimana hubungan mu dengan Frank? apa putra ku melakukan kesalahan?" tanya Daddy Ardey. Dia membuka kesempatan untuk Viona agar mengatakannya denga jujur. Viona menggeleng, ia tersenyum. "Tidak Dad, Frank baik. Viona menyukainya," ucap Viona. Dia tidak berbohong, perasaannya masih menyukai Frank dan sedang bertahap untuk melupakan Frank. Daddy Ardey menggenggam sebelah tangan Viona yang berada di atas meja. Di pandangnya Viona dengan tatapan lembut. Dia tidak bisa di bohongi, Viona memiliki perasaan, namun tidak ingin mengakuinya. "Katakan pada Daddy jika Frank melakukan kesalahan. Daddy akan menegur Frank, dia butuh didikan. Maafkan Frank jika dia melakukan kesalahan. Daddy berharap kau mau mempertahankan pernikahan ini dengan Frank." "Kenapa Daddy memilih ku sebagai istrinya Frank? padahal Daddy pasti tau jika Frank menyukai mantan istrinya." "Firasat seorang ayah tidak akan salah Viona. Setiap orang tua akan melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tolong bertahanlah untuk Jaxon. Kasihan dia Viona, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu." "Beliana sudah datang Dad, untuk apa aku melakukannya?" Viona merasa lelah bersaing dengan Beliana. Di kehidupan lalunya dia telah kalah dan telah di bohongi. Jadi di kehidupan keduanya dia tidak ingin bersaing dan membiarkan saja. Menyerah bukan berarti dia kalah, tapi dia ingin mencari kebebasan tanpa kelelahan. "Kau tidak ingin memperjuangkan keluarga mu? Viona jangan menyerah." Daddy Ardeey menyemangati. "Viona akan menuruti perkataan Daddy," ucap Viona tersenyum hangat. Setelah cukup lama berbincang hangat menceritakan masa kecil Jaxon dan Frank. Viona memutuskan untuk pergi karena hari ini ia harus menghubungi Arel. Daddy Ardeey menghubungi seseorang. Dia mengatakan ingin bertemu dengannya dan wanita di seberang sana pun setuju akan bertemu di Restaurant Xxx malam ini. Daddy Ardey menutup ponselnya dan menuju ke ruang kerja Frank. "Daddy." Frank mendongak, kemudian mengetik kembali di leptopnya. "Duduklah, aku akan memanggil Lilliana untuk menyiapkan kopi." "Tidak perlu Frank, ada yang Daddy ingin katakan." Daddy Ardey memandang penuh cinta putra semata wayangnya. "Bagaimana keadaan pernikahan mu dengan Viona?" "Pernikahan? ah kami baik-baik saja Dad, tidak ada yang perlu di khawatirkan." Bohongnya. Daddy Ardey diam, ia tau Frank berbohong. "Frank, Daddy ingin kamu menerima Viona. Dia gadis yang baik, kau harus memperlakukan Viona dengan baik. Jangan menyakitinya." Frank menghentikan ketikannya, dia menutup separuh leptopnya dan menyingkirkannya ke sampingnya. "Aku akan berusaha Dad." "Apa kau masih mengharapkan Beliana?" "Dad, seseorang bisa berubah." Frank tak menjawab. Dia mengkilah kalau jika mantan istrinya bisa berubah dan menerima Jaxon. Daddy Ardey menyetujui perkataan Frank. "Tapi kau tidak mungkin menceraikan Viona hanha demi mantan istri mu kan? orang bisa berubah, tapi Viona masa depan mu sedangkan Beliana masa lalu mu. Kau bisa mempertemukan Jaxon dengannya karena dia memang ibunya, tapi kau harus berpegang teguh, istri mu bukan lagi Beliana." "Daddy harap kau mengerti. Jangan mengecewakan Daddy, lupakan Beliana dan jangan menoleh ke belakang." Tidak banyak yang ingin dia katakan, Daddy Ardey pun pergi membuat pikiran Frank mengeluarkan kabut hitam. Frank menyandarkan punggungnya, kedua matanya menatap langit-langit berwarna putih itu. Kadang kala dia masih merindukan Beliana, dia dengan Beliana menjalani pacaran 5 tahun dan menikah setahun lalu bercerai. "Viona, apa aku harus menerimanya? Rasanya akan sulit," gumamnya. Banyak sekali yang terjadi antara diriny dengan Viona. Pada malam harinya. Daddy Ardey menemui Beliana, dia memesan salah satu ruangan VIP karena tidak ingin ada yang mengetahuinya. "Daddy." Sapa Beliana basa-basi. "Aku sudah memesan kesukaan Daddy." Daddy Ardey menatap beberapa hidangan itu. "Aku tidak ingin berlama-lama. Pertemuan ini aku ingin mengatakan sesuatu. Aku tidak melarang mu bertemu dengan Jaxon, tapi aku ingin kau tidak memiliki maksud lain. Jangan mengganggu rumah tangga Frank dan Viona." "Masa lalu hanyalah masa lalu Beliana." Dada Beliana bergetar, ia kira mantan mertuanya menginginkannya kembali dan membuat kehidupan yang utuh untuk Jaxon. Namun dugaannya salah, justru dia harus menjauh dari mantan suaminya. "Maafkan Beliana Dad, Beliana menyesal telah melukai Daddy." "Bukan, yang kau lukai bukan aku, tetapi Jaxon dan Frank. Apa kau bisa berjanji untuk tidak mengganggu kehidupan mereka?" tanya Daddy Ardey memastikan. Dia berharap Beliana mengerti. Kedua tangan Beliana mengepal kuat hingga dress di genggamannya lusuh. "Iya Dad, aku hanya memiliki tujuan pada Jaxon dan meminta maaf padanya, hanya itu." "Baiklah hanya itu yang ingin aku katakan." Daddy Ardey beranjak tanpa menyentuh beberapa hidangan yang Beliana siapkan. Beliana mengambil anggur merah itu dan meneguknya. Bagaimana ia bisa memberikan Frank pada wanita lain sedangkan dia masih mencintai Frank. Dia sangat yakin Frank belum melupakannya. "Maaf Dad, aku tidak bisa. Aku ingin bersama Frank dan putra ku. Dari awal mereka milik ku dan wanita itu datang tidak tepat pada waktunya. Aku tidak akan melepaskan Frank dan Jaxon. Mereka keluarga ku, aku akan mengembalikan ke tempat semula." Tekad Beliana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD