kisah kami
aku rani, aku mengenal raja sejak 3 tahun lalu.
waktu itu aku sedang putus dari cinta pertamaku arhan.
dia dengan sabar membantuku sembuh dari lukaku yang dalam.
hingga aku benar" mencintainya saat ini.
tapi dia pantas untuk itu
bayangkan 3 tahun lebih kami bersama tak pernah sekalipun dia mengkhianatiku
walaupun sikap manjaku berlebihan dia tetap sangat sabar.
aku sangat senang sekaligus sedikit takut.
dia bilang akan mengenalkanku kepada mamanya hari ini.
tentu saja aku melakukan persiapan yang panjang agar aku terlihat baik didepan mamanya.
berkali kali kuganti pakaianku untuk melihat mana yang paling sopan dan cantik. hehe aku terlalu gugup.
"brussshhhh"
seember penuh air yang dingin mengguyur kepalaku. aku membeku tak ada emosi yg bisa kutunjukan.
aku belum mengerti situasinya.
didepanku berdiri mamanya raja.
ternyata dia sudah menungguku untuk sambutan yang hebat ini.
"maaaa... kenapa ini, ada apa sama mama…?"
kudengar suara raja berteriak seiring dia memukul ember ditangan mamanya.
"berani ya kamu bawa perempuan ini kesini"
"maa. jelasin ini pertemuan pertama kalian. kenapa mama begini....?
"raja, kamu masuk kerumah. perempuan jni sudah kuperingatkan untuk jauhin kamu. dia penyebab kamu terus terusan menolak perjodohan.
kamu kira mama enggak tau, mama sudah liat chat kamu sama perempuan murahan ini.
mama tau semuanya. 3 bulan lalu kamu menolak Mayang karna dia hamil kan.
kalian aborsi kan..!
dia ini pengaruh buruk.."
tak ada kata yang bisa dicerna otakku.
bibirku mengatup rapat tanpa kata.
aku seorang introvert.
dalam situasi ini aku tak bisa berkata kata
aku takut bahasaku akan melukai hati raja.
raja sangat menghormati mamanya.
setiap kata kata mamanya adalah perintah baginya.
hanya demi aku selama ini dia menolak perjodohan.
wajar mamanya sangat membenciku.
maharku mahal katanya.
jadi dia tak suka aku menikah dengan raja.
memang dia berkali kali sering mengirimiku pesan.
dia memintaku melepaskan raja.
tapi aku memang tidak sanggup.
"aku pamit Tante"
kuberanikan diriku mengucapkan tiga kata yang aku pun tidak tau dia bisa mendengarku atau tidak.
aku yakin air mataku sudah mengalir deras sekarang tapi sisa sisa air yg ditumpahkan kekepalaku menyamarkannya.
"rani, ayo aku antar"
raja memanggilku.
"berani kamu turun
jangan pernah kembali lagi"
penyihir itu membentak.
aku langsung membalikkan badan berjalan dengan rasa kikuk dan malu.
untungnya g**g tempat tinggal raja tidak terlalu ramai.
di jam 8 malam ini sudah tidak tampak seorang pun di tepi jalan.
aku berjalan pergi
tak kuhiraukan teriakan raja memanggilku berulang kali.
bisa apa anak patuh itu. tpi aku bisa apa.
seorang anak laki laki memang harus begitu.
jarak dari rumah raja ke rumahku sekitar 6 km.
karna tadi kami berangkat dengan motornya terpaksa aku harus pulang berjalan kaki.
belum berapa jauh aku berjalan tiba tiba raja sudah berhenti disebelahku.
"naik"
aku mulai cape jadi tanpa basa basi aku langsung naik.
memeluknya tanpa sepatah kata pun
kami saling terdiam.