"Sampai, ayo makan." Arron menghentikan mobilnya di halaman sebuah rumah makan padang pilihannya yang tak jauh dari Bandara. "Ayo," ucap Arron sekali lagi, dia melihat ke arah Jesyca. "astaga!" Betapa terkejutnya pria itu saat menoleh dan melihat Jesyca tampak berantakan dengan tatapan tajamnya. "Ke-kenapa rambutmu berantakan?" tanya Arron heran. Bagaimana tidak berantakan jika sepanjang perjalanan yang hampir 30 menit dia menahan kesal sambil meremas rambutnya berkali-kali. Arron, pria itu melewati banyak restoran, resto ayam goreng cepat saji juga dilewati oleh pria itu. "Ayo, masih kuat jalan kan?" ajak Arron. "Gak, gendong!" Jesyca benar-benar kesal, dia tak yakin bisa betah bekerja lama pada pria itu. "Gendong, jangan ambil kesempatan ya, kamu bukan tipeku!" Setelah mengata