Prolog
Angel seorang model cantik bak Dewi Yunani.
Anggun dan kalem, itulah penilaian orang-orang untuknya saat melihat fotonya di majalah. Tapi siapa sangka di balik kecantikan dan keanggunannya itu, ada sisi bar bar dan ceplas ceplos yang selalu berkibar dalam dirinya dan jangan lupakan sikap pembangkang nya itu.
Angela Riana Antoinette kelahiran Inggris anak dari keluarga kaya raya. Sangat keras kepala dan boros.
Dia menarik kopernya dengan malas memencet bel rumah besar di hadapannya berkali-kali dengan tidak sabaran.
Ting tong
Ting tong
Angel berdecak sebal. "Lama sekali!"
Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya membukakan pintu, menatapnya dari atas sampai bawah seperti menilai, lalu tersenyum ramah. Angel yakin pasti wanita itu adalah pelayanan di rumah ini. Baru saja wanita itu akan bertanya tapi langsung terpotong dengan ucapan Angel. "Saya Angela Riana Antoinette!" Kata gadis itu seraya tersenyum.
"Silakan masuk nona, tuan sudah menunggu di dalam!" Katanya lalu mengambil alih koper yang Angel pegang.
Gadis itu mengangguk lalu melenggang masuk dengan senyuman mempesonanya mengambil duduk tepat di hadapan seorang pria yang ternyata sedari tadi sudah menunggunya.
"Itu peraturan yang harus kamu patuhi selama tinggal di sini!" Kata pria itu dengan Barito tegasnya to the poin. Padahal angel sudah memasang wajah secantik dan seramah mungkin untuk memikat pria di hadapannya.
Angel mengernyit heran, padahal dia baru sampai. Apa pria itu sama sekali tidak bisa basa basi untuk menyambut kedatangannya? Pikir Angel.
"Peraturan? Apa itu harus!" Balasnya santai, tapi lebih ke tidak perduli.
Vero menggeram kesal, ini yang paling dia tidak suka dari wanita, yaitu ribet dan hanya membuang waktu. "Baca saja dan pelajari setiap peraturan itu!" Ucapnya datar.
"Jika aku tidak mau bagaimana?"
"Kamu akan mendapat hukuman!"
Angel menyeringai senang, iblis di dalam dirinya berbisik. "Hukuman, sepertinya menarik!" Katanya dengan senyuman menggoda, bangkit dari duduknya mendekat pada Vero.
Pria itu hanya menatapnya datar. Tiba-tiba saja Angel naik keatas pangkuan Vero dengan menggoda mengalungkan tangannya di leher jenjang pria itu, lalu memberi kecupan singkat pada bibir tersebut.
"Apakah hukumannya seperti ini?" Godanya seraya tersenyum.
"Turun!" Vero hanya menunjukkan ekspresi datar tak tergoda dengan perlakuan gadis di atas pangkuannya itu.
Dia tahu Angel tengah berusaha menggodanya seperti wanita-wanita lain, dan Vero tidak akan tertarik sama sekali.
"Aku tidak mau!" Angel menggeleng menolak dengan tangan yang berkeliaran di atas d**a pria itu, membuat pola abstrak di sana.
"Ku bilang turun! Aku tidak akan tergoda dengan mu!" Tegasnya mendorong tubuh Angel dengan kasar membuatnya hampir terhuyung kebelakang dan untung saja dia masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
Tapi gadis itu tidak marah sama sekali malah senyuman di bibirnya semakin merekah.
"Pria yang kasar aku suka!" Kekeh Angel kembali mendekatkan tubuhnya pada Vero. "Tapi sayangnya rumor di luar sana benar jika kamu seorang, gay!" Bisik gadis itu nakal.
Vero menggeram tak suka, karena gadis itu meremehkan harga dirinya. Gay? Yang benar saja, dia pria normal masih menyukai wanita. Tapi miliknya itu terlalu pilih-pilih tidak mudah bangun dengan sembarangan wanita.
Menghela nafas panjang sepertinya pilihannya untuk menuruti permintaan sang ayah telah salah. Ia kira gadis yang akan tinggal dengannya gadis yang kalem dan tidak agresif tapi nyatanya tidak. Gadis itu sangat buas membuat Vero bergidik ngeri. Dia tidak tau apa yang akan terjadi 6 bulan ke depan dengan gadis di hadapannya ini.
'hanya 6 bulan, setelah itu dia akan pergi' batinnya.