Damon mendengar laporan Tobias, bawahannya yang setia.
"Dia menghilang My Lord, yang hamba tahu mereka mengirimnya ke dunia manusia."
Mata Damon berkilat marah mendengarnya. Manik mata abu~abunya berubah menjadi semerah darah bila emosi menguasainya.
"Mereka sengaja melakukannya untuk menjauhkannya dariku! Cih, mereka tak akan berhasil! Selena adalah milikku. Aku akan mengejarnya dimanapun ia berada."
Bila sang raja iblis sudah bertekad tak akan ada yang mampu menghalanginya. Bahkan Dewa Langit sekalipun. Ada peraturan tak tertulis bahwa baik dewa maupun iblis tak boleh menunjukkan kekuatannya di dunia manusia secara terbuka. Manusia tak boleh tahu keberadaan makhluk immortal tersebut. Namun Damon adalah raja iblis yang terkenal akan sikapnya yang keras kepala dan semaunya sendiri. Entah berapa banyak aturan yang sudah di langgarnya. Termasuk pelanggaran berbagi cupid arrow yang dilakukannya bersama Selena.
Mengingat gadis itu saja membuat jantungnya berdetak kencang! Ia harus menemukannya. Sesegera mungkin!
===== >*~*
Ting tong..
Selena membuka pintu rumahnya dan menemukan seraut wajah asing namun terasa familiar baginya.
"Cari siapa?" Selena bertanya dengan ramahnya.
Cowok itu melongo seketika. Dia melirik nomor rumah didepannya.
133A.
Nomornya benar. Berarti ia tak salah rumah. Ck! Gak mungkin kan ia salah masuk rumah yang sudah ditempati dua tahun lebih ini!
"Siapa kamu?" Berlainan dengan sifatnya yang biasanya dingin dan jutek, cowok itu.. Krylian namanya, bertanya baik~baik.
Aneh, gadis ini membuatnya ingin menyayangi dan melindunginya. Dia seperti boneka cantik nan polos memikat. Cantik sekali.
Gadis itu membuka tudung mantel abu~abunya sambil tersenyum ceria.
"Aku Selena, keponakan bibi Hilda. Anda mencari siapa?"
"Aku Krylian, keponakan Paman Gerry." Krylian mengenggam tangan Selena. Tangannya mungil, halus, hangat namun powerfull.
Selena membulatkan matanya dengan dramatis. Bukannya berkesan lebay namun terlihat lucu dan manis bagi Krylian.
"Oh! Jadi kamu Ian!! Ian yang legendaris di SMA Chciludey itu."
"Wow, kamu tahu darimana? Pasti dari bibi Hilda kan?"
Ian berjalan memasuki rumah yang ditempatinya selama dua tahun ini. Rumah Paman Gerry dan Bibi Hilda. Ian adalah keponakan Paman Gerry. Dan sepertinya Selena keponakan Bibi Hilda. Berarti mereka misan jauh karena ikatan perkawinan Paman Gerry dan Bibi Hilda.
"Kamarku di sebelah kamarmu, Ian. Dan besok aku mulai belajar di sekolahmu." Selena berjalan dengan lincahnya di samping Ian.
"Mohon petunjuknya, Kak Ian." Ia menjura, mengepalkan tangan di depan dadanya dengan gaya khidmat. Sontak Ian tertawa terbahak melihat tingkah Selena.
"Kamu lucu sekali, Ma cherrie," ucap Ian sambil mengacak poni Selena.
"Ma cherrie?"
"Misan, itu artinya," kata Ian berbohong.
"Ow. Baiklah, Ma cherrie."
Spontan Selena meniru Ian, membuat hati cowok itu berdesir aneh. Gawat! Sepertinya Ian sudah jatuh dalam pesona gadis ini..
===== >*~*
Para gadis di SMA Chciludey langsung menghentikan aktivitasnya dan bersorak~sorai begitu empat moge kelompok The Bronxz memasuki halaman sekolah.
Moge pertama.. Daniel Lee. Blasteran Amerika Korea. Tampan. Tenang. Kalem. Senyumnya mahal tapi begitu tersenyum bintang pun akan berguguran di kakinya. (Author Lebay akut nih!)
Moge kedua.. Steven Abigail. Badboy tapi most wanted school. Kabarnya bokapnya mafia. Misterius. Gagah. Playboy. Yang jelas cakep lah..
Moge ketiga.. Raden Abimanyu Sastrodinigrat. Abi panggilannya. Blasteran Jawa Perancis. Pirang. Blue eyes. Turunan bangsawan. Tapi kelakuannya gak ada anggun~anggunnya. Ngocol abis. Fansnya banyak sampai ke tante~tante segala. Idih!
Moge keempat.. bigboss-nya The Bronxz. Krylian Lucian. Dia paling digilai cewek~cewek SMA Chciludey. Anak pasangan artis papan atas. Blasterannya paling banyak. Gado~gado. Perancis. Rusia. Jepang. Amerika. Semua berpadu membentuk adonan yang pas sempurna tercetak atas nama Krylian, alias Ian. Dingin. Jutek abis. Cuek luar biasa, tapi pesonanya luar biasa.
Dan pagi ini big boss membuat heboh sesekolahan! Dia membonceng seorang gadis. Terlihat mesra dan akrab sekali. Mestinya gadis itu menjadi public enemy nomor one, namun entah mengapa begitu sang gadis menebarkan senyumnya banyak yang jatuh hati padanya. Termasuk sebagian besar gadis~gadis yang semula mengutuknya.
Tampilan gadis itu begitu memikat laksana malaikat. Ketiga anggota The Bronxz lainnya jadi terpukau melihat Selena.
"Hai semuanya. Aku Selena! Aku murid baru disini." Selena memperkenalkan dirinya secara massal sambil melambaikan tangannya. Siulan~siulan genit mulai terdengar dari cowok~cowok yang menjadi pengagum barunya.
"Selena sudah punya pacar?"
"Selena, nomor hape dong!"
"Selena jadi pacar aku ya!"
"Selena, lihat sini dong!"
Beberapa nekat memotret Selena dengan ponselnya. Selena hanya tertawa riang menghadapi mereka semua. Namun Ian merasa terganggu sekali.
"Brisiikkk!! Ayo bubar! Bubar!" bentaknya jutek.
"Tenang Ma cherrie, mereka tak mengangguku kok," kilah Selena enteng.
Ma cherrie?? Semua terdiam mendengar sebutan itu. Ian tersenyum sumringah.
"Ya keduluan deh, gue."
"Sialan, si Ian gerak cepat!"
"Ohno! Ian udah gak jones lagi."
Berbagai celotehan terdengar mewarnai pagi itu.
Kemudian tatapan mereka teralihkan pada sebuah mobil mewah yang meluncur memasuki gerbang sekolah. Mobil itu berhenti tepat di depan moge kelompok The Bronxz. Seorang pria berjas hitam turun dari mobil lain dan membukakan pintu mobil mewah itu. Sunyi senyap seketika. Beberapa orang mendadak menggigil kedinginan.
Pria yang baru saja turun dari mobil ketampanannya begitu sempurna. Tiada bandingnya. Seperti keindahan yang bukan berasal dari dunia fana ini! Dan ada aura kegelapan yang meliputi dirinya namun justru merupakan daya pikat tersendiri baginya. Siapa dia? Selena tak bisa membaca perasaannya.
Ohya, Selena memiliki kemampuan khusus. Dia bisa membaca perasaan orang yang berada didekatnya. Bila konsen sedikit saja, dia bisa mendeteksi perasaan orang. Seperti ada nyanyian yang keluar dari hati mereka. Nada dari musik hati itu yang dia tangkap. Nada sedih. Nada riang. Nada cinta. Dia bisa membedakannya! Namun terhadap orang ini, tak terdengar nyanyian apapun. Apa ia tak punya hati?
Dan Selena langsung menyadari siapa dirinya begitu jantungnya berdebur gila~gilaan! Dia King of Devil itu!
Damon berjalan tenang mendekati takdir cintanya. Matanya hanya fokus menatap mata Selena. Semakin dekat jarak mereka semakin kencang denyutan jantung mereka!
"Selena, My Queen," sapanya dengan nada posesif.
Selena mebelalakkan matanya. Kini ia baru menyadari mengapa di sekelilingnya terasa begitu sunyi senyap. Damon telah menghentikan waktu! Semua orang diam terpaku bagaikan boneka. Beberapa posenya menggelikan sekali. Ada yang mulutnya menganga lebar dan seekor lalat nyaris masuk kedalamnya.
Selena spontan menggeser lalat malang itu supaya nantinya tak masuk kedalam mulut cowok didepannya. Damon tersenyum sinis melihat aksi Selena. Sempat~sempatnya gadisnya itu berbuat hal tak berguna seperti itu!
Damon mendengus, dan lalat itu langsung terdorong masuk kedalam tenggorokan pria malang itu. Selena melotot gusar. Makhluk ini tak punya belas kasih sama sekali, bahkan pada makhluk kecil selemah lalat!
"Kau!"
"Ya, My Queen. Aku tak suka kau lebih memperhatikan seekor lalat daripada aku takdir cintamu. Aku ini pecemburu sekali. Hanya kau seorang yang kuijinkan boleh melihatku. Memegangku. Dan kalau beruntung.. menciumku lalu bermain cinta denganku." Ia terkekeh geli.
Wajah Selena merona mendengarnya. Dasar Iblis narsis dan arogan!
"Kau bukan siapa~siapaku Tuan.."
"Damon. Damon Devilano. Jangan lupakan itu, Selena. Atau kurobek mulut indahmu kalau kau tak bisa mengingatku," ancam Damon sadis namun ia mengucapkannya semanis madu.
Selena tak memahami perpaduan mengerikan itu. Ia tak pernah mengenal cinta. Sekalinya terpanah cinta, sialnya ia berbagi panah asmara dengan makhluk terkeji ini. Selena bergidik tanpa sadar.
"Tuan Damon, kudengar kau memiliki kekuatan tiada bandingnya. Mengapa tak kau buktikan didepanku? Tolong cabutlah cupid arrow di jantung kita berdua. Dengan demikian kita tak mengalami kutukan mengerikan ini," bujuk Selena sambil tersenyum manis.
Mata Damon berkilat marah. Manik abu~abunya berubah menjadi merah. Dia menerjang Selena hingga gadis itu hampir jatuh andai Damon tak menahan dengan pelukan kokohnya.
"Kau mau mengelabuiku, Perempuan?! Jangan sekali~kali kau lakukan itu atau aku akan.."
"Membunuhku?" mata biru Selena menantang mata merah membara didepannya.
Damon tersenyum sinis. "Lebih dari itu. Aku akan meremukkanmu. Menghancurkanmu. Agar tak ada siapapun yang sudi memungutmu. Kau hanya bisa hidup dari belas kasihan. Aku Tuanmu. Dan aku sangat tak berbelas kasih, kau tahu! Kau akan hidup kedinginan dalam gelapnya neraka yang paling terkutuk dan paling terbawah."
Ancaman Damon berhasil membuat Selena bergidik ngeri.
"Kau takut My Queen?" tanya Damon seduktif.
Bibirnya menempel pada bibir Selena, merayunya lembut dengan hembusan nafasnya yang hangat menggoda. Selena bingung menghadapi perubahan emosi Iblis didepannya ini. Bibir indahnya tak sengaja terkuak. Manis dan mengundang. Tentu saja sang raja iblis itu tak menyia~nyiakan kesempatan ini. Dia menyergap bibir Selena dengan liar dan posesif.
Selena terpaku, tak tahu harus berbuat apa. Jantungnya mendadak bergemuruh seperti diterjang badai!
===== >*~*
Bersambung