BAB 11 : Jessica Gordon

1179 Words
    Selena membelalakkan matanya melihat pemandangan horor di depan cerminnya.     Ck!  Lehernya penuh tanda kissmark!  Tak cuma satu lagi.  Selena menghitungnya dalam hati, ada limabelas!  Sadis, sadis tingkat dewa.. eh, tingkat iblis!  Tingkat raja iblis!  Pantasan ganas.     Selena lemas dibuatnya, gimana cara dia menutupi tanda kebejatan ini dari tenan~teman sekolahnya?  Terutama dari geng The Bronxz yang suka celometan itu.  Khususnya si Abi yang matanya paling awas menyangkut hal~hal m***m seperti ini!     #Tepok jidat#     Ini gara~gara iblis m***m itu!!  Uh, pengin kubikin perkedel aja dia.. batin Selena sebal.     Terdengar kekehan Damon di kepala Selena.     Ingin membuatku jadi perkedel? Bagus, naluri kanibalmu sudah mulai berkembang, My Queen! Ayo semangat bikin dosa lagi.  Ohya thanks buat sanjungannya.  Aku tahu diriku menawan kok.     Lihat?  Beraninya iblis itu main nyelonong kedalam kepala orang!  Selena makin kesal dibuatnya!     "Kuncung, Kunyil, hari ini kalian ke sekolah diantar kak Ian aja ya?"     "Gak mau, Kak Selena!  Ian bodoh ntar bisa bikin kacau di sekolah kami!  Cewek~cewek pada sakit mata kalau melihatnya, mendadak mata mereka pada kelilipan semua," tolak Kuncung.     "Ian bodoh suka tebar pesona dimana~mana, Kak Selena.  Bahkan didaerah teritori kami.. TK Chciludey," sambung Kunyil gak terima.     Cih!  Anak TK jaman now, udah pada tahu soal tebar pesona segala.     "Ayolah, hari ini Kakak gak bisa antar kalian.”     Bisa gawat kalau Bu Ratmi, guru si kembar, melihat tanda~tanda kebejatan ini bertebaran di lehernya!     "Emang Kak Selena kenapa?  Mau bolos ya?  Ingat ya Kak, bolos itu gak baik!" kata Kuncung sok menasehati.     "Iya, bolos itu dosa," sambung kembar lainnya.     Huh, si kembar ini!  Tiap hari rajin bikin dosa.  Giliran Selena terpaksa bikin salah sekali aja, gayanya kayak Selena aja yang selama ini jadi penjahatnya!     " Ehm.. Kak Selena gak enak badan."     Tak sadar Selena mengelus~elus lehernya membuat perhatian tuyul kembarnya terarah kesitu.     "Sakit ya disitu?  Wah, My Lord emang dashyat!" puji Kuncung kagum.     Jleb!      Selena syok mengetahui bocah gundul nan montok ini mergokin dia dan Damon.. eng ing eng!     "Apa kamu mengintip?  Gak sopan itu namanya, Kuncung!" tegur Selena untuk mengalihkan rasa malunya.     "Enggak, Kak Selena!  Kalau ngintip kan artinya diam~diam melihat.  My Lord tahu kok aku melihat kalian berzinah.  Ia membiarkan saja.  Karena bagus kan itu nambah tabungan dosaku.  Nambah kekuatanku."     Berzinah?  Tabungan dosa?     Selena selalu lupa kalau bocah lucu di depannya itu adalah tuyul!  Bukan anak polos layaknya manusia lainnya.  Tapi apa betul yang dilakukan bersama Damon itu termasuk berzinah?  Sialan, iblis jantan itu selalu membuat pundi~pundi dosanya bertambah banyak!     "Kenapa Kak Selena gak tutupi aja bekas cupang itu?  Jadi kakak bisa sekolah sekaligus mengantar kami  ke sekolah," usul Kunyil.     "Sudah usaha kututup pakai bedak, tapi gak ngefek," keluh Selena.     "Idih, pakai syal lebar atuh, gitu aja repot," cemooh Kuncung menggurui.     Ini siapa ngajarin siapa ya?  Dasar Selena aja yang terlalu polos, menjurus ke begok.     "Trus kalau teman~teman tanya aku kenapa pakai syal gimana?"     "Bilang aja kakak lagi flu," jawab Kunyil menyarankan.     "Dosa dong bohong kayak gitu."  Selena jadi sangsi.     "Gapapa, Kak.  Itu namanya white lies, dosa buat kebaikan.  Halal kok."     Ada ya dosa buat kebaikan?  Namun tetap saja Selena merasa tak nyaman melakukannya.  Seharian ini entah berapa kali ia terpaksa melakukan white lies itu.  Saat Ian melihatnya.  Bu Ratmi menanyainya.  Juga teman~ teman lainnya yang khawatir padanya.     Selena berusaha menghindari anggota The Bronxz yang lain, terutama Abi yang suka celometan itu.  Tapi dia justru menubruk Daniel Lee dari belakang!     "Ups, sorry."     Cowok blasteran Amerika Korea itu menoleh dan menatap syal merah Selena dengan tatapan penuh tanya.     "Aku flu.  Parah banget."  Selena pura~pura batuk alay.  "Udah ya, bye.."     Selena berlari meninggalkan Daniel Lee yang terus menatapnya dari kejauhan.               ===== >*~*       Rasanya lebih nyaman berada di Birjo Cupid.  Sunyi dan damai.     Sebenarnya Selena sudah tak terlalu peduli dengan misi awalnya mendirikan biro jodoh ini.  Dia udah mulai nyaman bersama Damon dan tidak ingin buru~buru menjadi peri cupid lagi.  Dia ingin menikmati kebersamaan mereka selagi bisa sebelum ia akhirnya menjadi peri cupid lagi.  Tapi Selena tak ingin membubarkan Birjo Cupid, ia senang menyatukan sepasang insan yang sedang dilanda cinta.  Itu hobinya.     Tiba~tiba pintu kantor Birjo Cupid terbuka dan masuklah sesosok gadis cantik.     "Hei Selena, masih mengingatku?"     "Siapa ya?"  Selena berusaha mengingat~ingat namun ia tak berhasil.     "Maaf ingatanku emang payah.  Siapa ya?  Apa kita pernah bertemu sebelum ini?"     Gadis itu tersenyum manis.  "Kau mungkin tak mengenaliku.  Aku Jessica Gordon, yang akan kau jodohkan dengan Daniel Lee tapi gagal gegara aku koma di rumah sakit."     "Oh Tuhan!  Jessica!  Cantik sekali dirimu sekarang!" puji Selena kagum.     "Dulu aku jelek, gendut dan menjijikkan kan?"     "Bukan begitu, dulu kamu manis, polos dan murni."     Jessica memandang Selena secara mendalam dan ia menangkap ketulusan di balik ucapan Selena.     "Terima kasih, mungkin hanya kamu saja yang beranggapan begitu."     "Jangan begitu Jessica, semangat dong!  Bagaimana sekarang, gebetanmu tetap Daniel Lee?" goda Selena dengan nada jenaka.     Jessica tersipu malu, “aku tak pernah bisa melupakannya Sel.."     "Bagus!  Ayo kita rancang strategi.  Aku siap membantumu."     Kedua gadis itu asik merancang strategi cinta saat Sebastian Lucifer diam~diam memasuki kantor Birjo Cupid.     "Siang, My Angel," sapa Sebastian dengan suara merdunya.     "Hei Sebastian, lama tak kemari," kata Selena ramah.     "Do you miss me, My Angel?"  Sebastian tertawa merdu nan menggoda iman.       "Maaf mengecewakanmu, sayangnya tidak," balas Selena manis.     Sebastian memandang gadis di sebelah Selena.  Gordon.  Ia langsung menyadari siapa di balik sosok gadis itu.  Sementara itu Jessica merasa gelisah, pria ini sepertinya tahu siapa dirinya.     Wushhhh... tak tahu darimana datangnya berhembuslah angin kencang yang menerbangkan syal tebal di leher Selena.  Kini leher Selena yang penuh dengan tanda~tanda kepemilikan yang dibuat Damon terlihat dengan jelas!  Selena buru~buru menutupi lehernya, tapi percuma, mereka berdua sudah melihatnya!     "Itu cupang bukan?" goda Jessica, "wow pacarmu hot sekali, Selena!"         Wajah Selena seakan terbakar!     Damon..kamu kah yang melakukan ini?!  Batin Selena menjerit.     Damon terkekeh senang.     Aku hanya menunjukkan kepemilikanku, Sayang.     Tak sadar Selena menggeram kesal!     Untuk sesaat tatapan Sebastian terlihat keji, namun kemudian kembali menjadi manis seperti biasa.  Ia tak membahas masalah tanda di leher Selena, seakan hal itu tak berarti baginya.     Selena mulai rileks dan dapat bernafas lega.               ===== >*~*       Jessica berjalan di lorong sekolah dengan hati tak tenang.  Pria tadi sungguh membuatnya gelisah.  Dan sekonyong-konyong pria yang membuatnya tak nyaman itu ada di depan dirinya.     "Aku tahu siapa dirimu," cetus pria itu dingin, "apapun tujuanmu bila kau menyakiti Selena, kau akan berhadapan denganku.. GORDON!"         Manik mata Jessica berubah hitam kelam dan pekat.     "Aku tak akan mengganggunya, Lord Lucifer," kali ini Gordon yang betul~betul mengambil alih kesadaran Jessica.     "Bagus!  Selain urusan dengan Selena, aku tak akan mengusikmu!  Aku tahu apa yang kau perbuat.  Selamat bersenang~senang, Gordon.  Buatlah dosa sebanyak mungkin," kata Sebastian dengan suara merdu yang sangat memikat.     "Yes, Lord Lucifer," sahut Gordon sambil tersenyum keji.                   ===== >*~*       Gaby berusaha melupakan masalahnya.  Ia mabuk di tempat klubing.  Berdiam di rumah sendiri membuatnya ketakutan.  Sejak kematian Lia yang tragis, perasaannya jadi gelisah.     Tiba~tiba Lia merasa mual, cepat~cepat ia berlari ke toilet.  Ia menumpahkan isi perutnya ke lubang closet.  Sesudahnya, badannya terasa lemas.     Ia berusaha menarik napas, namun mendadak ada tangan yang menjambak rambutnya!  Kepalanya di celupkan dengan paksa ke lubang closet yang entah bagaimana airnya meluber penuh.     Blup blup blup..     Gaby tak bisa bernapas.  Saat kepalanya diangkat, ia melihatnya!     "Jessica!"     Ini Jessica tapi entah mengapa terasa begitu berbeda!  Matanya begitu hitam kelam, seperti bukan mata manusia!  Ada aura iblis bersamanya.     "Hei Gaby, ingat namaku sebelum ajal menjemputmu.  Namaku... JESSICA GORDON!"     Kepala Gaby kembali dihempaskan ke lubang closet!  Gaby berusaha memberontak, tangannya menggapai apa saja.  Tapi sia~sia, kekuatan Jessica Gordon begitu kuat.  Sesaat kemudian gerakan Gaby melemah dan berhenti untuk selamanya.     "Yang kedua.." bisik Jessica Gordon sambil tersenyum penuh kemenangan.               ===== >*~* Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD