Kalau tadi Farrel getol ingin Mara mendengar penjelasannya, sekarang justru dia seperti bingung harus memulai dari mana. Tanggapan Mara yang begitu datar, mematahkan perkiraan mereka kalau dia akan mengamuk setelah bertemu tadi.
Duduk sambil membalas beberapa chat masuk di ponselnya, Mara terlihat tenggelam dalam dunianya sendiri. Keberadaan Farrel dan Sofie di sana seperti tidak kasat mata baginya. Padahal yang sebenarnya Mara sedang menata hatinya, supaya tidak lepas kendali dan terlihat menyedihkan di depan mereka.
“Yang …” panggil Farrel pelan, berusaha mengalihkan perhatian Mara dari ponselnya.
“Sebentar, aku harus membalas chat dari kantor! Ada beberapa pekerjaan yang terpaksa terbengkalai, karena aku harus ikut kalian pulang lebih dulu.” sindirnya, masih tanpa mengalihkan matanya
