Bab.14 Kesayangan Aryan

2030 Words

Biarpun tadinya sempat dongkol karena diajak kerja saat weekend, tapi setelah sampai sana mata Mara langsung adem disuguhi hamparan luas lapangan golf yang hijau. Tidak rugi dia ikut bosnya datang kesana, karena panorama di Royal Lounge restaurant tempat mereka bertemu pagi itu benar-benar tampak asri. Apalagi Toni Arifin, pengusaha yang hampir paruh baya itu orangnya juga ramah. “Jadi kamu sekarang masih semester enam, Ra?” tanya pria yang selalu murah senyum itu. “Iya,” angguk Mara. “Berarti umurmu sekitar dua puluh atau dua puluh satu dong!” tebaknya. “Empat hari lagi saya genap dua puluh satu, Pak." sahut Mara, sedang Aryan yang duduk di sebelahnya sedikit menoleh dengan mengulum senyumnya. “Mau jadi menantuku nggak, Ra? Kebetulan anakku yang bungsu seumuran dengan kamu. Ganteng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD