BTW 36

1532 Words

Melisa bertambah bingung, saat Tuan Richard justru membawanya ke rumah sakit. Siapa yang sakit? Gumamnya bertanya-tanya. "Pa... untuk apa kita kesini? Siapa yang sakit?" Tanya nya kemudian. "Nanti kau akan lihat sendiri nak," sahut sang Papa tanpa menghentikan langkahnya. Melisa hanya menghedikan bahunya, tak mengerti. Hingga tiba di depan ruangan VIP, mereka terhenti sejenak. Tuan Richard menatap sendu wajah bingung Melisa. "Nak.... Papa harap kau berubah fikiran," Melisa hanya diam, masih tak mengerti situasi. Mereka pun berlahan memasuki ruangan tersebut, Melisa membeku di ambang pintu. Menatap sosok pria kurus, pucat. Yang kini berbaring lemah di atas ranjang pesakitan, dengan berbagai peralatan rumah sakit terpasang di setiap bagian tubuh nya. Melisa menyeret kakinya yang teras

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD