“My dream is come true. Sudah lama sekali aku memimpikan bisa bercinta denganmu di sini Pras,” desah Tante Melia menyulut gaiirahah nakalku. Lagi-lagi tanpa penolakan berarti aku langsung mengecuup bibirnya, lidahku mulai menyusuri bibir dan rongga mulutnya. Tante Melia membalas dengan sangat b*******h. Sensasi yang berbeda benar-benar menyelimuti kami. Lidahku dan lidahnya saling bertautan, saling memilin dan menjalin. Aku hentikan ciumanku, perlahan Tante Melia membuka matanya lalu menatapku dengan pandangan sayu merayu. “I Love you, Pras,” bisiknya lirih. Aku tersenyum. Kalimat yang sudah sangat sering aku dengar dari mulut Tante Melia. Tidak perlu aku jawab karena sudah sering aku sapaikan, jika cintaku bukanlah untuknya. Namun ajaibnya, kalimat basi itu terasa sangat indah dan be