“Bilang dari kemaren kek!” teriak Fadli, frustasi. Ia menatap kakaknya dengan kesal. Seharian kemarin mereka mencari bukti kemana-mana ternyata bukti itu ada di tangan Fadlan. Lelaki itu malah sibuk mengurus istrinya tanpa memikirkan nasib kakak tertua mereka. Tentu saja Fadli marah. Masing-masing dari mereka memang sudah berkeluarga tapi apa tak bisa Fadlan membuka matanya untuk sekarang kalau ada masalah yang lebih pelik? Lelaki itu malah sibuk mengurusi istri dan rasa cemburunya pada pilot tampan yang pernah beberapa kali bertandang ke rumah. “Sorry, gue lagi pusing,” tuturnya, enggan memperpanjang masalah. “Gue ke bandara dulu,” pamitnya pada Fadli lalu beranjak pergi. Fadli hanya meng-gelengkan kepalanya. Kesal? Jangan ditanya. Tapi ia tak mau memperpanjang masalah. Ya sudahlah. Mun