LFG 3 : KONFLIK

1772 Words
Hari perjamuan telah tiba, kini kediaman keluarga Jang disibukkan dengan persiapan penyambutan, terlihat Chunwei beserta dayang yang lainnya keluar masuk membawa baki makanan, lalu yang lain pun memastikan bahwa lantai rumah bersih dari debu. Suguhan sudah diletakkan pada meja jamuan, dekorasi ruangan juga telah disiapkan dengan begitu megah, ingat bahwa keluarga Jang merupakan salah satu bangsawan kaya di era ini. Jang Xiumin mengelap peluhnya yang menetes, ia lelah juga karena ikut terjun langsung mengatur jamuan ini. “Suamiku, duduklah di kursi sana.” Shuyu datang sambil memapah suaminya agar duduk disalah satu kursi di meja makan. “Meski lelah tapi aku puas dengan persiapan ini.” Jang Shuyu menghela napas berat, seharusnya ia dan Lianhe sudah sepakat untuk membuat kesan buruk diawal pertemuan ini. Namun, Xiumin menolak mentah-mentah ide dari putrinya, Hong Zitao adalah jenderal besar yang juga menjadi orang kepercayaan kaisar, jika keluarganya tak menyambut dengan baik itu sama halnya memberontak perintah. Sementara itu di dalam kamar, Lianhe menatap puas pantulan cermin yang memperlihatkan dandanannya. Ia yakin dengan riasan tebal dan pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuhnya membuat pria bernama Zitao itu pasti ilfeel padanya. Tak berselang lama kemudian pintu kamarnya diketuk dari luar lalu dilanjutkan dengan sahutan, “Nona, Jenderal Zitao sudah tiba di kediaman kita.” Lianhe sekali lagi tersenyum tipis, selanjutnya ia pun bangkit dari duduknya dan berjalan mengarah pada pintu. Sesaat pintu dibuka, Chunwei menatap nona mudanya dengan melongo lebar, bahkan matanya melotot hampir keluar dari tempatnya. “Nona, astaga ini benar-benar berlebihan!” Chunwei memekik kaget, ia tidak menyangka nona mudanya sungguh-sungguh membuat kesan pertama begitu buruk. Lianhe menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. “Apa yang berlebihan? Ini sudah seharusnya ku lakukan untuk mengusir si Zitao itu.” Chunwei menepuk kepalanya pelan, sungguh baginya ini memang sangat berlebihan. Lianhe berjalan melewati Chunwei yang masih mematung di antara pintu, gadis itu berjalan dengan dagu terangkat tinggi dan dadanya dibusungkan. Melihat hal itu semakin membuat Chunwei malu sendiri, bisa-bisanya Lianhe mengenakan gaun dengan belahan d**a yang begitu pendek dan menonjol, ia pernah melihat pakaian seperti itu disebuah tempat hiburan malam yang sering dipakai oleh para penghibur. Sayup-sayup Lianhe mendengar obrolan dari orangtuanya, ia menghentikan langkahnya sebelum masuk ke ruang perjamuan. Untungnya Chunwei berhasil menyusul majikannya itu, ia segera melapor pada Nyonya Shuyu mengenai kedatangan Lianhe. “Putriku Lianhe sudah tiba, sebentar lagi Jenderal akan melihatnya.” Shuyu tersenyum kecil pada sosok pria bertubuh tegap yang duduk tepat diseberang kursinya. Zitao mengangguk kecil sebagai jawaban, ia masih bersikap tenang dan beraut datar. “Nona Lianhe dipersilahkan masuk ke ruang perjamuan.” Chunwei mengumumkan kedatangan Lianhe. Langkah gadis itu terdengar penuh percaya diri, kakinya dibalut sepatu berwarna merah dan membentuk lancip pada bagian depan. Perlahan dengan pasti, ia pun memperlihatkan dirinya pada seluruh orang yang ada di sana. Semua mata tertuju padanya, ekspresi mereka langsung membelalak kaget, tak menyangka bila Lianhe akan berbuat segila ini demi mengusir Hong Zitao. Bahkan Nyonya Shuyu pun dibuat kepalang malu dengan tingkah putrinya yang amat berlebihan, padahal selama ini ia tak pernah mempermasalahkan gaya busana putrinya. Lianhe menyugar rambut panjangnya ke belakang, ia tersenyum manis menyapa semua orang. “Jang Lianhe di sini, salam hormat untuk semuanya.” Bibir semerah darahnya tersenyum melengkung, entah berapa lapis Lianhe memoles pewarna pada bibirnya. Jang Xiumin ingin pingsan seketika, tak tahan melihat kelakuan putrinya. “Lianhe, cara berpakaianmu tidak sopan.” Nyonya Shuyu menggeram tertahan sambil melotot pada putrinya. “Ibu, ini adalah gaya berpakaianku setiap hari. Bukankah kalian sudah terbiasa melihatku seperti ini? Jika ada orang asing yang mempermasalahkannya, suruh saja ia membuang matanya.” Lianhe berkata dengan sarkastik, ekor matanya sempat melirik Zitao agar pria itu merasa tersinggung. Namun, luar biasa Zitao masih setia untuk diam dan tenang. “Hah, duduklah.” Xiumin meminta anaknya untuk duduk. Lianhe duduk tepat di samping Zitao, ia sempat melihat wajah pria itu dan merasa tidak asing. Ia pernah bertemu dengannya tapi kapan dan di mana? Lianhe mengendikkan bahunya acuh, mungkin saja kebetulan. “Jenderal Zitao, maaf atas kelalaian putri kami. Lianhe memang anak yang nakal sejak dulu, saya rasa ia tidak sesuai dengan kriteria Anda.” Xiumin membuka percakapan setelah adegan kaku nan memalukan tadi. Lianhe mengulum senyumnya, ia yakin idenya kali ini pasti berhasil. “Tuan Jang, kriteria saya hanya saja sendiri yang mengetahuinya dengan betul. Bagaimana Anda bisa memutuskan begitu saja?” Zitao menimpali, nada bicaranya datar-datar saja. Sontak saja hal itu membuat Lianhe refleks menoleh padanya, gadis itu menatap Zitao dengan begitu tajam seolah musuh besar. Saat itu pula Zitao juga menatap Lianhe, mata keduanya saling beradu selama beberapa saat. “Jenderal Zitao yang terhomat, memang seperti apa kriteria Anda?” Sambil berkacak pinggang, Lianhe bertanya dengan masih menatap Zitao tajam. “Seperti Nona Lianhe.” “Apa? Kau sudah gila, di dataran negeri ini tidak ada yang menyukai diriku, matamu tidak buta ‘kan?” Lianhe menjawab dengan begitu menggebu-gebu, bagaimana bisa pria di depannya ini menyukai dirinya, bahkan bertemu pun baru pertama kali ini. “Saya masih waras.” “Ini pertemuan pertama kita, pandai sekali kau mengarang cerita.” “Anda salah, tepatnya adalah pertemuan kedua.” Zitao menyangkal perkataan Lianhe. “Jangan mengaku-ngaku, aku tidak pernah merasa bertemu denganmu sebelumnya.” Terdengar hela napas dari Zitao, sejujurnya ia malas menjelaskan hal panjang lebar. “Di perbatasan ibu kota, saat kau hampir jatuh dari kereta untuk diperiksa oleh penjaga perbatasan.” “Hah, jadi itu adalah Jenderal Zitao?” Itu bukan suara Lianhe, melainkan Chunwei. Pantas saja ia merasa tak asing, ternyata memang benar bahwa mereka pernah bertemu diperbatasan. Lianhe mengorek lagi memori dalam otaknya, mulai dari perbatasan ibu kota dan kereta kuda. Seketika itu matanya membelalak kaget, bibirnya sedikit terbuka saking tercengangnya. “Kau?” “Ya, itu adalah saya.” Keluarga Jang yang lain hanya menjadi penonton gratisan, mereka menyimak pembahasan itu. “Lalu bagaimana bisa kau memiliki kriteria gadis sepertiku, hanya dua kali bertemu tidak mungkin membuatmu langsung suka begitu saja.” Lianhe mendengus masam. “Saya tidak pernah salah dalam hal menilai, Anda adalah kriteria yang tepat untuk menjadi istri saya.” Zitao tetap mempertahankan sikap tenangnya meski gadis disebelahnya sudah berapi-api karena mendengar perkataannya. “Aku tidak mau!” Lianhe langsung menolak dengan tegas. Sedikitnya hal itu membuat Zitao merasa perih hatinya karena penolakan, padahal sebelumnya ia belum pernah merasakan apa itu cinta. Namun, kenapa sekarang rasanya sangat sakit saat Lianhe menolak dirinya? Tuan dan nyonya Jang mulai khawatir melihat raut wajah Zitao yang muram, mereka pikir bahwa tak lama lagi Lianhe pasti akan terkena amukan dari pria kekar itu. Meski sedikit terpancing emosi tapi Zitao bisa menguasai kesabarannya, ia berdehem pelan untuk mengusir kekalutan hatinya. “Titah Kaisar Wang sudah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, apakah Nona Lianhe berniat untuk melanggar perintah?” “Pamanku tidak sejahat itu pada keponakannya, aku hanya butuh penolakan darimu, dengan begitu saat kita sama-sama menolak maka perjodohan ini dapat dibatalkan.” Zitao menyunggingkan senyum samar. “Sayang sekali saya tidak berniat menolak, kedatangan saya ke sini untuk mengenal calon istri lebih dalam.” Rahang Lianhe ingin jatuh seketika, mudah sekali pria ini berkata-kata. “Jenderal Zitao, aku tidak ingin menikah denganmu, ku mohon tolak saja perjodohan ini.” Lianhe gemas sendiri, ia bahkan sudah berdiri saking frustrasinya. Zitao tak menjawab, ia mengabaikan gadis itu. Merasa diabaikan oleh pria didepannya, Lianhe langsung menarik pakaian Zitao untuk menantangnya. “Lianhe, jangan keterlaluan!” Xiumin memperingatkan putrinya. Lianhe mendekatkan wajahnya didekat Zitao dengan mata membola besar. “Dengar baik-baik, Jenderal! Aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak ku cintai, apalagi kau menerima perjodohan ini bukan karena cinta melainkan titah, aku tidak bisa menghabiskan sisa usiaku dengan pria seperti ini.” Keduanya saling berpandangan, disusul dengan suara derap langkah yang begitu ramai. Saat ini ruang perjamuan keluarga Jang dipenuhi oleh pasukan milik Zitao, merasa bahwa jenderal mereka dalam keadaan berbahaya, sontak saja membuat mereka datang untuk melindungi sang atasan. “Nona Lianhe, jangan keterlaluan memperlakukan jenderal kami!” Shiuyan memperingati Lianhe. Lianhe melepaskan cengkeraman pakaian Zitao, senyuman miring terbit dari bibirnya. “Ternyata benar bahwa seorang ahli militer pasti memiliki lingkungan yang mengerikan, bahkan untuk berkencan pun sambil membawa pasukan.” Lianhe mencibir. “Jaga batasanmu, Nona!” Lagi-lagi Shiuyan memekik, ia tidak suka dengan perangai gadis itu. Ia semakin yakin dengan rumor yang beredar bahwasannya Jang Lianhe adalah gadis serampangan yang tak tahu sopan santun. “Batasanku, ya? Ini adalah kediamanku, sifatku juga memang seperti ini sejak dulu. Sedangkan kalian-kalian ini datang tanpa diundang dan dengan beraninya menerobos masuk ke rumah orang lain, sangat memalukan! Bukankah ia adalah jenderal besar? Lalu untuk apa kalian melindunginya dengan begitu ketat, keluarga Jang hanya masyarakat sipil tanpa perlawanan.” Lianhe dengan begitu lantang mencurahkan segala isi hatinya, ia juga tak ada takut-takutnya sama sekali meski sudah dikepung pasukan milik Zitao. Sementara itu pasangan Jang sudah saling menatap cemas, begitu juga Jang Zehan yang mengintip dari balik gorden jendela, kakaknya benar-benar mencari mati. Shiuyan hendak membalas perkataan pedas Lianhe, namun lebih dulu dihentikan oleh Zitao. “Shiuyan diam! Aku sudah memerintahkanmu untuk berjaga di pintu luar, untuk apa masuk ke kediaman orang dengan tidak sopan?” Zitao memarahi Shiuyan karena telah lalai menjalankan tugas. “Jenderal, kau—“ Lagi-lagi perkataan Shiuyan terpotong. “Apa kau tidak menghormatiku sebagai atasan?” Shiuyan terdiam, ia tak berani membantah lagi. “Bawa pasukan kembali ke markas sekarang juga!” “Baik, Jenderal.” Para pasukan pun bubar, hingga menyisakan susasana yang mencekam dan terasa dingin. Zitao menatap Lianhe yang terdiam, entah apa yang ada dipikiran gadis itu. “Tuan dan Nyonya Jang, maaf atas kelalaian saya dalam mendidik pasukan.” “Ehh, tidak apa-apa. Jenderal tidak perlu merasa bersalah, mereka memang ditugaskan untuk melindungimu.” “Sekali lagi saya mohon maaf. Mengenai perjamuan ini akan dilanjutkan lain waktu, saat itu saya akan membahas tanggal pernikahan dengan Nona Lianhe.” Pasangan Jang menatap putrinya yang masih diam. “Nona Lianhe, saya harap Anda bisa menerima perjodohan ini. Lusa, saya harap Anda bisa datang ke danau teratai, ada banyak hal yang ingin saya katakan.” Setelah berkata demikian, Zitao pun pamit undur diri. Ia tak mendengar jawaban dari Lianhe, entah kenapa ia sangat yakin bila Lianhe pasti akan datang ke danau teratai. Sepeninggalan Zitao, tuan dan nyonya Jang pun menghela napas lega. Saat tadi pasukan mengepung rumahnya, mereka semua hampir kehilangan napas. “Lianhe?” Nyonya Shuyu mendekati putrinya. “Ibu, aku ingin istirahat ke kamar.” Lianhe langsung meninggalkan ruang perjamuan, ia ingin sendiri memikirkan semua masalah ini. Nyonya Shuyu melihat itu dengan sendu, ia tahu betul bahwa anak gadisnya pasti semakin merasa terkekang setelah melihat pasukan milik Zitao. Sebagai ibu, ia hanya menginginkan yang terbaik bagi putrinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD