“Kamu mau menikah sama aku?” Kalimat itu, hingga detik ini, masih terus bergema, mengganggu fokus Keisya yang tampak gelisah dan frustasi. “Astaga, Keisya... Keisya. Kamu kenapa jadi kepikiran terus begini?” tanya Keisya pada dirinya sendiri, mendesah frustasi. Setelah selesai shift, Keisya langsung pulang ke rumahnya. Saat ini, gadis itu sedang membantu sang mama di dapur dengan mengolah bahan-bahan untuk memasak, karena malam ini mereka kedatangan tamu spesial. “Kei, mama lihat kamu sepertinya gagal fokus? Kenapa, hem?” tanya Dewi lembut pada putrinya, ekspresi wajahnya penuh perhatian dan kehangatan. “Ma, ada sesuatu yang menghambat fokus aku saat ini,” akui Keisya, dari sorot matanya, jelas terpancar kesedihan dan kebingungan. “Kalau kamu bersedia menceritakan semuanya, mama siap