CN-19

1041 Words
Natsumi segera keluar dari mobil didampingi oleh Ashira Katagawa, anak buah dari Kazuhiko. Dia harus berterima kasih pada laki-laki itu, meski agak curiga karena dia juga harus membayar sesuatu untuk hari ini. Bukan hanya penyelamatan dari The Paradoks, tetapi atas kebohongan kecilnya. Namun sebenarnya, ini bisa saja sudah direncanakan oleh Kazuhiko sejak awal. Tanpa memerhatikan keadaan, dia segera menyeberang. Berjalan senormal mungkin agar tidak dicurigai. Natsumi harus senatural mungkin dan tidak dalam pengawasan. Walau ada kemungkinan jika seluruh anggota The Paradoks sudah mengenali wajahnya. Jadi membawa bawahan Kazuhiko adalah cara yang tepat karena The Paradoks tidak akan berani macam-macam dengan kelompok mantan temannya. Dia sampai di hadapan mereka tetapi tidak ada satu pun yang berbicara. Memang Natsumi yang mengedipkan mata sebagai isyarat untuk tetap diam. Ibaratkan sandi morse, kedipan itu mengartikan sesuatu. Tampaknya Quizer lebih mudah dalam terhubung dengan situasi ini.. Dia tampak familier dengan apa yang Natsumi katakan saat itu. “Ikuti aku, kita akan pergi,” ucap Natsumi pelan. Saking rendah suaranya, hanya Quizer yang mampu mendengarnya dengan baik. Oleh karenanya, dia mencoba mengisyaratkan itu pada Bibi Minami. Setelah memastikan keduanya mengerti, Natsumi segera berbalik dan mengangguk pada Ashira. Laki-laki itu memberi tanda oke dengan jarinya. Meski terlihat aman, Natsumi tetap memasang matanya. Dia tidak terlalu yakin jika anggota The Paradoks akan membiarkan targetnya begitu saja. Ada kesepakatan yang perlu dia bayar agar The Paradoks tidak mengganggu. Tapi apa? Dia juga tidak mungkin menyerahkan anggota yang sudah berhasil dia tangkap bersama polisi. Lantas bagaimana caranya? Natsumi cukup kebingungan dan hatinya merasa tidak tenang. Sampai tiba-tiba dia mendengar suara peluru yang ditembakkan mulai terdengar. Tidak hanya itu. Peluru tersebut tertuju pada ujung pelipis Natsumi. The Paradoks ingin menyingkirkannya. “Natsumi! Kamu berdarah!” ucap Quizer cukup keras. Natsumi jelas-jelas tahu jika peluru tersebut mengenainya, tetapi yang sedang dia pikirkan saat ini bukanlah itu. Buru-buru  dia berlari ke arah di mana tembakan itu berhasil dengan baik. Quizer ingin segera mencari tahu apa yang terjadi da mengapa The Paradoks masih ada di sekitar sini. Jadi dia mengikuti Natsumi pergi disusul dengan Ashira. Dari pandangan Natsumi, dia segera berlari dengan kencang. Meski ada kemungkinan jika tembakan kedua akan dilayangkan, tetapi dia tidak mau berhenti di sini. Sampai rasa sakitnya muncul. Kepalanya terasa berat dan pandangannya mulai menjadi hitam. Namun, Natsumi mencoba menepisnya kondisinya dengan kasar. Ada yang lebih dia butuhkan saat ini. Jadi dia memilih untuk tetap berlari meski tahu apa yang akan terjadi. “Nakagawa-san!” teriak Ashira yang lalu berhasil menahan tubuh gadis tersebut. Natsumi menahan kesadarannya tetapi tidak bisa. Kepalanya terlalu pusing untuk mendengarkan hal tersebut. Dia mencoba untuk tetap berjalan meski Ashira memapah tubuhnya. “Natsumi hentikan jika itu demi diriku. Kamu terlalu lemah untuk melanjutkan pertempuran dan sekarang kamu kembali terluka. Please stop for me,” ujar Quizer cukup panik terutama setelah melihat darah yang membuat dirinya mual lagi. Di sini bahaya sedang mengancam. “Apa yang laki-laki ini ucapkan benar. Hentikan saja. Kamu tahu kalau The Paradoks sangat berbahaya untuk semua orang. Jadi sebaiknya aku mengantarmu pergi ke sekolah sekarang juga,” jelas Ashira. Namun Natsumi menggeleng. “Dia dengan mudahnya berkamuflase dan menyatu dengan masyarakat. Kita memang tidak bisa mengerjarnya sekarang. Ada baiknya jika Ashira-san pergi mengejarnya. Aku yakin bosmu akan sangat senang. Aku akan pergi ke rumah sakit dengan Quizer dan Bibi Minami.” “Siapa yang bisa mengendarai mobil? Minami baasaan kan [Bibi Minami kah?]” Natsumi mengangguk sebagai jawaban lalu Ashira pun mengembuskan napasnya. Setuju dengan usulan gadis berambut cokelat. Sebagai detektif dan tahu apa tujuan Kazuhiko, dia rasa penangkapan anggota kedua dapat menguntungkan bagi laki-laki tersebut untuk menggulingkan kepemimpinan mafia seperti yang diharapkan. Ashira yang awalnya menopang tubuhnya kini diserahkan kepada Quizer. Tentu laki-laki berdarah Inggris itu kebingungan karena mereka tidak menggunakan bahasanya untuk saling bicara. Namun tidak lama Ashira mengatakan kalau dirinya akan menitipkan Natsumi pergi ke rumah sakit. Tentu saja Natsumi tidak menjelaskan apa pun. Meskipun Quizer tidak ingin tahu, tetapi percakapan dua orang tadi terlalu mencurigakan untuk sekedar dibiarkan. Maka dari itu dia mencoba mencari waktu yang tepat. Tentunya bukan di tengah jalan seperti sekarang. Natsumi sudah terlalu lemah. Dengan tenaganya yang kuat, dia segera membopong tubuh gadis tersebut. Natsumi mengarahkannya untuk pergi ke mobil tempat dia dibawa. Setelah gadis itu masuk, dia memilih untuk menjemput Bibi Minami dan berucap jika keponakannya perlu dibawa pergi ke rumah sakit. Tanpa banyak bicara, mereka pun segera pergi begitu saja. Quizer tahu kepanikan Bibi Mimami,  untungnya lokasi rumah sakit tidak terlalu jauh jika dia mengingat ucapan wanita tersebut. Namun, menunggu itu  sangat membosankan. Quizer tidak kuat untuk menunggu lebih dari itu. Jadi dia segera mengeluarkan semua yang berkecamuk dalam pikirannya. “Natsumi, can i ask you?  Apa yang sebelumnya kamu bicarakan dengan laki-laki itu?” “Kenapa?” balas Natsumi cukup singkat. Gadis berambut cokelat itu tahu jika Quizer curiga. Namun apa jadinya jika dia menyebutkan mafia pada laki-laki ini? Masalah satu saja belum selesai dan dia tidak mau menambah masalah baru. “Dia bertanya kenapa aku berlari dan kenapa aku bisa terluka,” ucap Natsumi dengan sangat lirih. “Jadi dia tidak berbahaya? Wajahnya terlalu mengerikan, Natsumi,” gerutu Quizer. “Kenapa kamu bisa bertemu dengannya saja? Jangan katakan kamu pingsan di jalan. Ya ampun, ucapan Bibi Minami tentangmu itu benar!” Natsumi hanya tersenyum menanggapi. Dia lalu memandang ke luar jendela. Memikirkan kabar tentang Kazuhiko yang sudah membantunya. Dia pasti sedang mengurusi polisi-polisi gadungan. Bagaimana pula kabar Pak Wakamatsu? Natsumi tidak yakin jika polisi muda itu masih hidup, terutama setelah bertemu dengan The Paradoks. “Aku selalu bertanya-tanya, kenapa kalian mengatakan The Paradoks itu ancaman?” icap Quizer tiba-tiba. Natsumi segera menoleh dan bingung harus mengatakan apa. “Quizer, The Paradoks memamg kelompok pembunuh, tetapi mereka berbeda. Mereka memiliki kemampuan di luar nalar manusia. Akan sulit menghadapinya.” “Apa? Di luar nalar bagaimana? Maksudnya kekuatan super seperti di avengers dan lainnya?” “Natsumi, tidak akan sanggup menceritakannya, Quizer-san. Sejujurnya The Paradoks memiliki kemampuan hebat. Tidak ada satu pun anggotanya yang tidak memiliki kekuatan. Mereka membunuh dengan dasar keadilan, tetapi bertentangan hukum militer. Natsmu baru ditugaskan tiga bulan lalu, dan teror di tempat ini mulai berkurang,” jelas Bibi Minami tiba-tiba. Saat itu Natsumi tidak menanggapi. Quizer hanya bisa melihat Natsumi yang melihat ke arah lain sambil menatap jalanan.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD