Dibutuhkan waktu agak lama bagi Thea untuk dapat membukakan pintu, sementara Dieter sendiri nyaris menyerah lantaran berasumsi bahwa perempuan yang dia kunjungi telah memasuki alam mimpi. Makanya ketika pintu terbuka pelan, dan menampakan Thea di sana di dalam balutan jubah putih tebal tetapi lembut, dengan rambut lembab tergerai lepas di punggung adalah sebuah pemandangan yang belum sempat Dieter antisipasi dari sosok Thea. Dieter langsung bisa melihat dugaannya benar selama dia merenung dikediamannya beberapa saat lalu. Wajah pucat perempuan itu sudah sangat jelas menampakan bukti jejak air mata yang masih baru, dan Dieter menyadari bahwa sangat mustahil baginya untuk meninggalkan Thea dalam kondisi seperti ini. “Kamu menginginkan sesuatu lagi?” suara Thea terdengar agak parau, satu l