“Mempersulit siapa?” Dieter muncul secara tiba-tiba untuk menyela perkataan ayahnya. Dia kembali bersama dengan Teddy yang mendekap sebuah wadah plastik berisi mainan lego di pelukannya. “Mommy, lihat apa yang diberikan dokter Dieter kepadaku. Dia punya banyak mainan yang banyak di lemarinya. Keren sekali,” ungkap Teddy seraya berlari ke arah Thea dengan wajah yang super cerah. Thea tersenyum. Rasanya menyenangkan melihat putra semata wayangnya terlihat bahagia dan banyak tersenyum ceria seperti ini. Tetapi, setelah itu Thea justru malah tertarik pada sosok Dieter, matanya menatap pemuda itu dengan rasa yang kompleks. “Terima kasih, tapi—” “Sama sama, dan tidak ada tapi,” potong Dieter. “Nah, Jagoan karena mainan andalanku sudah menjadi milikmu, kamu bisa mainkan disini sambil menung