Delapan Belas

1078 Words

Zuhra duduk seorang diri di kursi taman, pikirannya yang berserabut butuh udara segar supaya bisa kembali segar. Dua minggu berlalu sejak kejadian itu, Dirgam jadi lebih banyak pendiam. Bahkan kini pria itu jarang berada di rumah. Pulang kantor selalu larut malam dan sudah pergi lagi pagi-pagi sekali. Padahal seharusnya Dirgam yang membujuk dan menjelaskan pada Zuhra, tapi kenapa malah pria itu yang terkesan marah dan merajuk. Bahkan, pria itu menugaskan beberapa orang asisten rumah tangga tanpa sepengetahuannya. "Kamu nggak pernah berubah, selalu menepi ke taman setiap ada masalah." Ada rasa terkejut yang menelusup, tapi Zuhra enggan menoleh, apalagi menanggapi ocehan orang yang Zuhra tahu tempatnya di masa lalu. "Kamu disini. Aku artikan bahwa bukti itu sudah bisa kamu pahami," ucap R

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD