Six

2238 Words
Sebuah ketukan pintu membuat Tara dengan malas berjalan ke arah pintu dan segera membukanya. Ia benar-benar sangat benci hidup tanpa saudara tirinya berada di sini. Jika biasanya yang membersihkan rumah dan memasak Clair, hari ini dia sendiri yang harus melakukannya. Di tambah lagi saat ia istirahat ada seseorang yang mengetuk pintu, tidak ada yang akan ia suruh untuk membukanya. Sangat menyebalkan. Marriam? Wanita itu sekarang berada di hutan mencari buah beri kesukaannya. Tidak adanya Clair dalam hidup mereka benar-benar membuat hidup mereka tidak senyaman biasanya. Tara berjanji jika Clair pulang, ia akan menghajar gadis lemah itu, lihat saja nanti. "Ada apa?" ketus Tara dengan jutek aaat ia baru saja membuka pintu, ke dua melebat dengan sempurna saat ia melihat dua orang penjaga istana tengah berada di ambang pintu. Dengan sopan ia lantas menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat. "Maaf, saya kita tadi adik saya." alibi Tara dan langsung di angguki kepala oleh dua penjaga itu, salah satu di antara mereka menyodorkan sebuah undangan ke arahnya dan dengan sigap ia menerimanya. "Alpha Edmund baru saja menemukan matenya, untuk menyambut kedatangan matenya, Alpha akan membuat sebuah pesta yang sangat meriah. Semua rakyat pack di undang, termasuk dirimu." jelas salah satu penjaga, Tara mengertu, ia juga turut merasa bahagia akhirnya Alpha mereka menemukan belahan jiwanya. Dua penjaga itu pamit, Tara lantas menutup pintu rumahnya saat penjaga itu sudah pergi. Sudah sangat lama ia tidak datang ke pesta, apalagi pesta pack yang pastinya sangat besar, mewah dan meriah. Malam ini ia akan bersenang-senang di pesta pack, siapa tau dia akan menemukan pasangan abadinya di sana. ---000--- Malam telah tiba, semua rakyat pack sudah berkumpul di ruang pesta yang sangat luas, Edmund sudah rapi dengan setelah tuxedo yang membalut tubuh atletiknya, belum nampak Clair berada di sampingnya, gadis itu masih berada di dalam kamar tengah di rias oleh beberapa pelayan yang ahli dalam me-make over penampilan gadis itu agar terlihat semakin sempurna. Ekspresi wajah Clair tidak sebahagia waktu pertama kali ia bertemu dengan Edmund, ia terlihat sangat murung. Sesekali ia meremas jari-jarinya kareka takut dan juga gugup di waktu yang bersamaan. Takut jika ada seseorang yang mengenalinya sebagai seorang shewolf yang lemah dan memberi tahu pada Edmund siapa dirinya yang sebenarnya. Ia juga gugup karena untuk pertama kalinya ia menghadiri sebuah pesta besar dan bertemu banyak orang di tempat dan waktu yang bersamaan, ia sangat yakin bahwa Edmund akan memperkenalkannya di depan semua rakyat pack, ia akan menjadi pusat perhatian. "Anda sangat cantik sekali Luna, Luna dan Alpha memang sangat cocok menjadi pasangan abadi," puji seorang pelayan yang baru saja menyelesaikan riasan wajahnya, Clair hanya tersenyum tipis membalas pujian pelayan itu. Ia sendiri merasa kagum pada dirinya malam ini, ia tidak seperti dirinya. Malam ini dirinya memakai sebuah dress tanpa lengan yang memiliki bawahan yang sangat panjang hingga menjuntai ke lantai berwarna merah, tak lupa rambut panjangnya di sanggul ke atas dan memakai mahkota yang terbuat dari pertama yang terlihat sangat indah, dirinya sangat cantik, ia baru menyadari hal itu. "Alpha sudah menunggu Luna, ayo aku akan mengantarkan anda." Clair mengangguk pelan lantas menjabat uluran tangan pelayan itu, pelayan itu menggandeng tangan Clair menuju ke ruangan pesta, tak lupa beberapa penjaga juga mengikuti pasangan abadi seorang pimpinan werewolf dari wilayah blue moon pack. Suara riuh tepuk tangan terdengar menggema di seluruh penjuru ruangan pesta saat melihat Clair berjalan dengan anggun menuruni anak tangga, Edmund yang melihat penampilan Clair malam ini benar-benar sangat terpukau hingga ia melupakan kemarahannya terhadap gadis itu, dengan cepat pria berusia 30 tahun itu lantas berjalan ke arah Clair, mengulurkan salah satu tangannya ke arah Clair yang di sambut dengan ragu oleh gadis itu, Edmund menggenggam erat tangan mungil Clair lantas membawanya ke arah mulut dan mengecupnya dengan sangat lembut dan romantis. Suara siulan terdengar sangat keras dan kompak yang di bunyikan oleh beberapa tamu undangan untuk menggoda Alpha mereka yang baru saja menemukan pasangan abadinya. "PERHATIAN SEMUA!" teriak Edmund menggunakan Alpha tone yang miliki, suara tegas itu mampu membuat semua orang yang tengah menikmati pesta menatapnya dengan intens dan bersiap untuk mendengarkan apa yang akan pimpinan mereka katakan. "DIA ADALAH CLAIRISA CANDRA! PASANGAN ABADI KU SEKALIGUS LUNA KALIAN!" jelasnya dengan tegas yang mengandung unsur nada bangga, Edmund benar-benar sangat bangga memiliki seorang mate cantik nan lembut seperti Clair. "HANYA ITU SAJA, KALIAN BISA LANJUTKAN PESTANYA!" sambung Edmund, ia lantas merangkul pinggang Clair lantas membimbing gadis itu menuju ke lantai dansa untuk menari bersama. Dua pasang mata sedari tadi menatap ke arah Clair dengan tatapan tidak percaya, bagaimana bisa Clair yang seorang shewolf lemah mendapatkan pasangan abadi seorang Alpha? Ini sangat tidak mungkin, pikir mereka berdua. "Bu, dia itu si lemah itu kan? Bagaimana bisa ia memiliki mate seorang Alpha? Dan itu artinya dia adalah seorang Luna yang di hormati. Pantas saja dia tidak pulang, ku kira dia mati, tapi ternyata dia tinggal di istana megah ini. Enak sekali jadi dirinya, kita tinggal di rumah sederhana sedangkan dia tinggal di istana. Sangat menyebalkan!" gerutu Tara merasa iri pada posisi yang di miliki Clair saat ini. "Kau tau, kita dalam masalah besar saat ini!" cetus Marriam yang membuat Tara mengernyitkan dahinya tidak mengerti. "Maksudnya?" tanya Tara tidak paham, Ibunya bilang kita dalam masalah, masalah apa? Batinnya. "Masalahnya adalah jika Clair memberi tau pada Alpha mengenai kita dan bagaimana sikap kita padanya selama ini, maka kita akan di hukum di penjara bawah tanah oleh Alpha, atau yang jauh lebih mengerikannya adalah kita bisa di bunuh." jelas Marriam yang berhasil membuat mulut Tara menganamga dengan lebar, ia baru menyadari hal itu. "Terus kita harus bagaimana Bu?" panik Tara sembari mengigit kukunya dengan keras, dalam pikirannya ia tengah beradu argumen dengan wolf dalam dirinya. "Apa menurutmu Clair sudah menemukan wolf dalam dirinya?" tanya Marriam pada Putrinya tanpa menoleh sedikitpun ke arah gadis itu, netra elangnya lebih tertarik dengan pemandangan di mana Clair tengah berdansa dengan sangat romantis oleh Alpha Edmund, nampak sekali kebahagian ke duanya saat tengah berdansa, ia benar-benar sangat tidak rela jika hidup anak tirinya lebih beruntung dari pada anak kandungnya sendiri. "Menurutku belum, lihat saja tubuhnya yang masih lemah itu, jika dia sudah menemukan wolf dalam dirinya maka ia akan terlihat lebih kuat. Dan saat ini dia nampak sama seperti biasanya, hanya saja penampilannya saja yang sangat wah, aku menginginkan mahkota itu." jawab Tara atas pertanyaan Ibunya beberapa waktu yang lalu. "Apa menurutmu Alpha sudah tau kalau Clair itu adalah shewolf yang lemah?" Marraim kembali menghujani Tara sebuah pertanyaan. "Tidak, lagi pula Alpha mana di dunia ini yang mau menerima seorang pasangan hidup yang sangat lemah seperti Clair. Jangankan berubah wujud menjadi serigala, menemukan wolf dalam dirinya saja ia tidak bisa. Benar-benar lemah." sahut Tara dengan santai. Mendengar jawaban dari Putrinya barusan membuat ke dua bola mata Marriam berbinar, ia memiliki ide yang sangat luar biasa hebatnya. Ia akan memberi tau Alpha Edmund mengenai kelemahan Clair dan gadis itu pastinya akan di reject oleh pasangan abadinya selama-lamanya. Saat itu terjadi, maka gadis lemah itu akan pulang ke rumah dan menjadi pembantu gratisannya, tak hanya itu, dia dan Putrinya juga akan terbebas dari hukuman Alpha, sebelum Clair memberi tau semua kekejaman yang ia lakukan kepada Edmund, maka ia akan terlebih dahulu memberi tau kelemahan terbesar Clair pada Alpha Edmund, kalau perlu kepada seluruh rakyat pack. "Tara!" panggil Marriam dengan lembut, Putrinya itu lantas berdehem menbalas panggilan sang Ibu. Marriam mendekatkan wajahnya ke daun telinga Tara lantas membisikkan semua rencana yang akan ia jalankan untuk menghancurkan masa depan Clair bersama dengan Edmund. "Itu ide yang bagus. Ibu memang benar-benar sangat pandai." puji Tara sambil mengacungkan jari jempolnya ke arah sang Ibu sembari tersenyum lebar. Mereka berdua akhirnya ber-tos ria lantas memulai aksi busuk mereka. ---000--- Lantunan lagu romantis menggema di ruang pesta yang luas, mengiringi beberapa langkah pasangan abadi yang tengah asyik berdansa dengan mesra. Termasuk Clair dan Edmund, dua manusia serigala berbeda kelamin itu saat ini tengah bermesraan di depan umum, ke dua tangan Edmund berada di pinggang Clair dengan erat, sedangkan ke dua tangan Clair mengalung indah di leher Edmund, netra hitam mereka bertemu dan saling mengunci tatapan satu sama lain. Rasa bersalah Clair muncul saat melihat tatapan mata Edmund yang menyorotkan ketulusan dan cinta yang amat besar ke arahnya, namun raaa bersalah itu masih kalah besar dengan rasa takutnya jika Edmund tau apa kelemahannya. Ia tidak mau pria tampan itu meninggalkannya. Edmund menyatukan kening mereka, hembusan nafas ke dua bertemu membuat hawa di depan wajah mereka berdua menjadi hangat, Edmund mengecup bibir Clair lantas melumatnya dengan pelan. Dengan ragu Clair membalas ciuman Edmund, ia melumat pelan bibir atas pria itu dengan lembut, ciumannya masih kaku karena masih minim pengalaman. Edmund tersenyun di sela-sela lumatannya di bibir bawah Clair yang terasa manis di mulutnya, mereka lantas memperdalam ciuman mereka, lidah mereka saling menyecap dan berbelit menari bersama, Clair yang awalnya masih kau dalam ciuman kini telah lebih lihai. Ia membalas setiap cecapan yang di lakukan pasangan abadinya itu, mereka berdua asyik dalam dunia mereka, melupakan bahwa mereka kini berada di tengah-tengah banyak orang yang sedang menatapnya dengan tatapan yang beragam. Ada yang memuji keserasiannya, namun tak sedikit juga yang melontarkan kalimat ketidak sukaannya pada Clair karena gadis itu di anggap sangat beruntung karena telah mendapatkan pria sempurna seperti Edmund. Salah satunya yang tidak suka dengan adegan romantis mereka adalah Tara, gadis itu merasa iri pada Clair, di saat ia belum di pertemukan dengan pasangan abadinya, Clair justru telah bertemu dengan matenya mendahuluinya, dan yang paling membuatnya iri adalah Clair memiliki pasangan abadi seorang Alpha. "Lihat aja nanti, aku bakal bikin kamu di reject oleh Alpha." gumamnya dengan pelan lantas menegak sebuah minuman berwarna hijau. Netranya masih menatap ke arah Clair dan Edmund, mengamati mereka dan menunggu waktu yang tepat untuk melaksakan rencana busuknya menghancurkan masa depan Clair bersama dengan Edmund. Kembali pada adegan romantis antara Edmund dan Clair, Clair menepuk d**a bidang Edmund berkali-kali, memberi kode pada pria itu agar melepaskan pelukannya karena ia sudah kehabisan nafas. Mengerti dengan kode Clair, Edmund lantas melepaskan ciuman mereka, ke duanya nampak ngos-ngosan akibat ciuman panas mereka, Edmund tersenyum manis sedangkan Clair tak berani menatap Edmund karena merasa malu, ke dua pipinya terasa panas dan memerah karena merona. Dengan lembut Edmund mengelus salah satu pipi Clair dengan telapak tangan kekarnya. "Kau merona, aku suka. Kau tampak lebih manis." puji Edmund yang membuat Clair menubruk d**a bidang pria itu, memeluknya dengan sangat erat seolah ia tidak mau kehilangan Edmund sampai kapan pun. Pria itu mengelus belakang kepala Clair dengan lembut, sesekali ia memberikan kecupan hangat nan lembut di kening Clair sebagai rasa sayang dan cintanya pada gadis manis itu. "Ikut denganku, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu." ucap Edmund setelah Clar melepaskan pelukannya, pria itu menggenggam erat tangan Clair lantas membimbingnya ke sebuah tempat yang berada di belakang ruangan pesta, sebuah tempat out door yang di penuhi dengan hamparan lampu warna-warni yang sangat indah. Edmund mendudukkan Clair di sebuah bangku panjang berwarna putih, ia juga duduk manis di samping gadis itu masih dengan menggenggam erat jari-jemari Clair yang terasa sangat pas di dalam tangan besar nan kekarnya. "Bagaimana menurutmu mengenai tempat ini?" tanya Edmund sembari menoleh ke arah Clair yang berada di sampingnya, melihat bagaimana eskpresi kagum gadis itu saat melihat hamparan lampu warna-warni yang menjadi penerangan di malam ini yang sangat gelap. "Sangat indah, aku suka." jawab Claie tanpa menoleh ke arah Edmund, gadis itu benar-benar sangat bahagia malam ini, sejenak ia bisa melupakan ketakutan terbesarnya. Ia belum pernah melihat lampu warna-warni seperti ini sebelumnya. "Saat siang hari tempat ini akan di penuhi dengan banyaknya bunga-bungan yang bermekaran. Ada sekitar 50 jenis bunga yang di tanam di kebun istana. Apa kau mau melihat bunga-bunga itu saat siang hari?" dengan cepat Clair mengangguk antusias atas tawaran Edmund barusan, ia belum pernah melihat hamparan bunga yang luas dan terdapat banyaknya sekali bunga dengan berbagai jenis. Biasanya ia hanya melihat bunga mawar merah yang ia tanam di halaman rumah Ibu tirinya, dan juga pernah melihat bunga Matahari saat ia tengah berada di tengah hutan mencari buah beri. Edmund mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Clair, membuat gadis itu menoleh ke arahnya dengan bingung seolah bertanya ada apa? "Jangan pernah meninggalkanku lagi, jangan lari dariku. Dan jangan mengkhianati cintaku. Aku sudah menunggu kehadirannu sejak lama, dan aku merasa sangat bahagia saat akhirnya Dewi bulan mempertemukan kita, kalau aku ada salah padamu, katakan apa kesalahanku maka aku akan meminta maaf padamu dan memperbaiki sikapku agar lebih baik lagi. Tapi ku mohon, jangan pernah pergi dalam hidupku." ungkap Edmund dengan tulus, pria itu benar-benar merasa takut saat Clair melarikan diri darinya, ia tidak mau kehilangan pasangan abadinya. Clair diam, ia mulai bergelut dengan pikirannya. Ia tidak bisa berjanji pada pasangan abadinya itu untuk tidak melarikan diri lagi. 'Apa kau akan mengatakan kalimat yang sama, saat kamu tau aku adalah seorang manusia serigala yang lemah dan tidak bisa berubah wujud menjadi seekor serigala? Apa jika kau tau aku lemah, kau akan tetap mencintaiku? Aku meragukan hal itu Ed, kamu adalah seorang manusia serigala yang sangat kuat, kau pemimpin wilayah ini dan di hormati oleh semua rakyat pack, aku yakin kau akan meninggalkanku setelah tau apa kelemahan terbesarku. Aku tidak ingin kau tau semuanya, biarkan aku pergi, biarkan aku menemukan wolf dalam diriku terlebih dahulu. Setelah itu aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu sampai kapan pun. Kita akan menghabiskan waktu bersama sampai ajal menjemput kita.' batin Clair sembari meneskan air matanya dengan sangat deras. Edmund yang melihat itu lantas menghapus air mata gadis itu, mengecup kelopak mata Clair bergantian lantas memeluk erat gadisnya. Edmund menyangka alasan Clair menangis adalah dia merasa terharu dengan kalimat yang baru saja ia lontarkan barusan. "Aku mencintaimu Clair," "Aku juga mencintaimu Ed."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD