SEBUAH KEBENARAN

1016 Words
Steven hanya bisa diam mendengar perkataan David. Sahabatnya itu tersenyum kecil, menepuk bahunya dan kemudian berlalu meninggalkannya berdua dengan Saskia. “Sahabatmu itu aneh, Sayang. Masa sih Angel diputusin hanya gara-gara dia terpilih menjadi brand ambassador pakaian dalam wanita. Padahal kan itu merek ternama, loh. Seharusnya dia bangga punya kekasih seorang model papan atas seperti Angel.” Steven hanya tersenyum, "Dia dan aku beda, Sayang. Ya sudah kita sarapan dulu, habis ini aku harus pulang ke rumah bersama wanita itu. Nanti keluarga besarku bertanya, jangan sampai kau jadi buruk di mata mereka. Selama beberapa bulan ini bersabar saja, ya. Kita masih bisa bertemu di apartemen. Lagi pula dua bulan lagi, dia akan berangkat ke London untuk meneruskan S2-nya. Nanti kita atur semuanya dengan baik supaya aku bisa lebih cepat bercerai dengan dia dan kita menikah," kata Steven. Saskia langsung melotot mendengar 'London'. Ia tidak menyangka jika kedua orang tua Steven sampai rela membiayai Dania kuliah di sana. "Tidak salah? Ke London?" "Mama sudah mendaftarkan Dania di Imperial Collage. Di sana ada adik mama yang mengurus bisnis keluargaku. Dan Dania nanti akan tinggal bersama mereka." "Imperial college itu setahuku adalah fakultas kedokteran terbaik di dunia, Sayang. Sudah pasti biayanya sangat mahal sekali," komentar Saskia. Steven hanya mengangkat bahunya. Bagi keluarga Hardiyata uang bukan masalah besar. Dengan perusahaan yang besar yang mereka miliki saat ini mau kuliah di mana pun juga mereka bisa membiayai. "Biarkan sajalah dia pergi, Sayang. Dengan begitu kita bisa bersama tanpa harus pusing mengurusi dia," kata Steven. "Iya, tapi uangnya kan lebih baik jika digunakan untuk modal usaha yang lainnya," kata Saskia. Mana rela sih gadis itu jika keluarga Steven royal kepada Dania. Jika memang bisa jangan sampai Dania berhasil kuliah di London. Lebih baik uangnya masuk ke rekening Saskia. "Tidak usah khawatir soal uang, Sayang. Jika kau memang perlu uang untuk modal kau kan bisa bilang padaku. Aku akan memberikannya untukmu." Saskia buru-buru mengibaskan tangannya, "Aku hanya butuh cintamu selamanya untukku, Sayang. Bukan butuh uangmu. Aku hanya berpikir saja, alangkah sayang membuang uang untuk biaya kuliah Dania. Apa lagi dalam jumlah besar. Kau harus mengingatkan kedua orang tuamu agar jangan mau dimanfaatkan oleh Dania itu," jawab Saskia berusaha berkilah. Tujuannya tak lain agar Steven menghasut kedua orang tuanya juga untuk membenci Dania. "Nanti aku akan mengatakan hal itu kepada kedua orang tuaku. Sudahlah, sekarang kita sarapan dulu. Aku harus segera pulang sebelum mamaku mengamuk. Nanti kau juga yang susah kalau sampai keuanganku ditahan atau dibatasi oleh papa dan mamaku," kata Steven. Saskia terpaksa mengikuti perkataan Steven, keuangan Steve dibatasi? Ah, jangan sampai itu terjadi. Bisa merana dia nanti karena jatah belanja yang berkurang. Meski penghasilannya sebagai artis dan model sudah cukup besar tapi itu tidak cukup untuk memenuhi gaya hidupnya yang terlalu tinggi dan juga boros. * Dania dan Steven disambut dengan hangat di rumah kediaman Nirmala dan Hardiyata. Suami istri itu tampak sangat bahagia melihat Dania. "Sayang, kalian kenapa lama sekali? Pasti bangun kesiangan," kata Nirmala. Wanita yang masih cantik dan elegan di usia 48 tahun itu menggandeng menantunya dengan penuh kasih sayang. "Sudah sarapan? Mama hari ini akan memasak makan siang yang istimewa untuk kalian," kata Nirmala. "Tadi kami sudah sarapan pagi di hotel, Ma. Mas Steven kesiangan bangun jadi kami terlambat untuk pulang ke rumah. Dan dia sedikit susah dibangunkan," kata Dania. "Dia memang seperti itu Dania. Sekarang karena kau sudah menjadi istrinya kau harus melarangnya untuk pergi ke tempat hiburan malam seperti yang biasa dia lakukan," kata Hardiyata sambil menyesap kopinya. Steven hanya mengerutkan dahinya. "Kau heran? Papa tau semua tindak tandukmu di belakang papa, Steve. Termasuk soal kebiasaanmu yang sering bermain dengan perempuan malam. Ladies escort, dancer ... apa perlu papa mengabsen nama-namanya satu persatu? Kau pikir kenapa papa belum mempercayakan jabatan kepadamu di perusahaan? Masih untung kau bisa menjabat sebagai manager operasional. "Kau lihat sahabatmu David. Dia dewasa dan sangat bertanggung jawab. Meski dia masih suka bersenang-senang dia cukup tau batasan-batasan yang harus dia jaga. JIka kau masih belum bisa bertanggung jawab jangan salahkan papa jika papa dan mama akan memberikan tanggung jawab kepada kedua adikmu. Stela dan Sergio." Steven menatap papanya dengan kesal, "Pa,mana bisa begitu. Aku kan sudah mengikuti kemauan papa untuk menikah dengan Dania." "Percuma saja kalau kau berniat mempermainkan pernikahan. Jangan sampai papa memergoki kau masih berhubungan dengan Saskia. Dia itu adik iparmu sekarang." Dania hanya bisa diam melihat perdebatan ayah dan anak itu. Ia merasa tidak nyaman harus menyaksikan dan mendengar semua terlebih ada namanya disebut oleh Steven. Menyadari sang menantu merasa tidak nyaman, Nirmala bergegas untuk mengajak Dania ke kamarnya saja. "Sayang, biarkan kaum lelaki dengan urusan mereka. Ayo kita ke kamar kalian, kemarin mama dan Stela sudah menyiapkannya. Kau dan Steven akan tinggal di sini. Apartemen pribadi Steve akan dipakai oleh Sergio mulai besok," kata Nirmala membuat Steven terbelalak kaget. "Ma, tapi-" "Tidak ada protes , Steve. Semua kami lakukan untuk kebaikanmu." Tanpa menunggu jawaban dari Steven, Nirmala menggandeng tangan Dania menuju ke kamar yang memang sudah disiapkan. "Ini kamar kalian, lihat pintu kaca ini langsung menuju ke kolam renang. Jadi, kalau kau bosan dan ingin berenang bisa langsung saja. Mama sudah meminta ibumu untuk menyiapkan pakaianmu dan lihat ... semua sudah tersusun rapi di lemari ini." Dania tak mampu lagi untuk berkata-kata. Ternyata ibu mertuanya memang sangat baik. "Ma, terima kasih banyak atas semuanya," ucap Dania. "Dania, kau jangan pernah berpikir jika kau adalah alat pertukaran. Mama mau mengakui satu hal kepadamu. Tapi, mama mohon kau jangan marah, ya." Dania mengerutkan dahinya dan menatap Nirmala dengan serius. "Ada apa, Ma?" "Sebenarnya, perusahaan papamu baik-baik saja. Kami memang sejak awal tidak merestui hubungan Steve dengan adikmu Saskia. Semua sepak terjang Steve di luar sana kami selalu pantau, Dania. Dan kebetulan saat dia menjalin hubungan dengan Saskia kami juga pantau. Kami cari tau latar belakang keluarga kalian dan supaya tidak mencurigakan kami mengadakan bisnis dengan papamu. "Kami akhirnya tau bagaimana Saskia di luar sana, Dania. Dan terus terang kami kurang menyukai Saskia. Lalu kami melihatmu dan mama langsung jatuh hati kepadamu. Mama sudah lama menginginkan menantu seorang dokter. Jadi, mama langsung meminta persetujuan kedua orang tuamu untuk sandiwara kecil ini,"kata Nirmala.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD