ADIK TIDAK BERAKHLAK (2)

918 Words
Suara ketukan pintu dari luar membangunkan Dania dari fantasinya. Ia memutar kepalanya ke arah pintu. "Siapa yang datang tengah malam begini?" gumam Dania seraya berjalan ke arah pintu. Ia membuka pintu kamar hotel dan terkejut melihat Saskia berdiri di hadapannya. Tatapan Saskia angkuh seperti biasanya bila bertemu dengannya. "Saskia?" "Kukira kau sudah pulang. Ada apa Saskia?" Dania heran melihat kedatangan Saskia secara tiba-tiba ke kamarnya. Saskia tidak menjawab langsung. Bola matanya terus menatap Dania dari ujung bawah sampai ujung kepala. Saskia kaget melihat Dania yang sudah berubah cantik. Ia memang tidak melihat penampilan Dania dengan gaun malamnya sebelum ia pergi. Ia hanya melihat Dania dengan gaun pengantin. Cantik sih waktu itu, namun Saskia berpikir itu wajar karena keluarganya memang berusaha agar Dania tampil cantik. Kakaknya ini sudah berubah penampilan, tidak seperti biasanya. "Saskia, kau butuh sesuatu. Ada apa?" Dania kembali bicara di depan Saskia yang hanya diam, tidak meresponnya. "Gue nggak butuh apa-apa?" Saskia yang terdengar angkuh. Setelah menjawab Dania, Saskia langsung menerobos masuk melewati Dania begitu saja tanpa meminta persetujuan dari sang kakak. Dania mengerutkan dahinya. Perempuan sexi itu tersenyum menatap kasur yang begitu indah dipandang. "Saskia, kau mau ngomong apa sampai datang ke kamarku?" Dania menyahut dengan lembut di samping Saskia. Saskia memutar kepalanya melihat Dania di sebelah kirinya. "Gue mau ketemu sama Steven. " Saskia berucap dengan tegas namun pelan agar suaranya tak terdengar oleh Steven. "Steven. Ada masalah apa sampai kau ingin bertemu Steven tengah malam begini?" Dania semakin bingung mendengar Saskia ingin bertemu dengan Steven. Pintu kamar mandi terbuka yang membuat Dania dan Saskia menoleh segera. "Sayang!" Ia berlari ke arah Steven yang memakai jubah mandi. Perempuan sexi itu melempar dirinya dalam pelukan Steven. Dania begitu syok melihat Saskia berada di pelukan Steven, ditambah panggilan 'sayang' yang terdengar manja. Ia terdiam kaku dengan bola mata membulat sempurna. "Bukannya tadi kau sudah pulang, Sayang?" tanya Steven keheranan. Saskia melepaskan pelukannya, kedua tangannya melingkar di leher Steven seraya menatap manja lelaki tampan itu. "Tadinya aku memang ingin pulang, tapi aku tiba-tiba saja kangen. Boleh, ‘kan kalau aku tidur bersamamu malam ini? Di sini?" "Hei ... sejak kapan kau harus meminta izin untuk tidur bersamaku?" kata Steven. "Aku tidak enak pada Mbak Dania. Dia kan sudah menjadi istrimu sekarang," kata Saskia sambil melirik Dania dengan sinis. "Dia memang istriku. Tapi, bukan pemilik hatiku.Ingat kalau aku dan dia menikah karena papa dan mama yang mau. Bukan keinginanku sama sekali," jawab Steven. "Iya sih, tapi kayaknya Mbak Dania keberatan deh ada aku di sini." "Kamu pasti salah paham. Dania nggak mungkin gitu. Aku sama dia udah sepakat sayang," ujar Steven yang mencoba membujuk sang kekasih seraya tersenyum. Sementara Dania terus memandang mereka yang tak malu-malu menunjukkan kemesraannya. Ia masih syok melihat kedekatan mereka. Ia mengerti jika mereka adalah sepasang kekasih. Tapi, apa harus pamer kemesraan begitu? "Dania, malam ini lo tidur di kamar lain. Gue mau tidur sama Saskia." Dengan santainya, Steven bicara kepada Dania, seolah-olah Dania hanya orang lain yang mengganggu kesenangannya Memang kenyataan sih. Bagi Steven, Dania hanya orang asing yang tidak perlu ia jaga perasaannya. Toh, dari awal mereka sudah sepakat. Dania juga yang memaksanya menikah bukan ia yang mulai. Terlebih, Dania tidak keberatan dengan semua syarat dan juga semua perbuatannya dengan para perempuan, jadi perasaan Dania tidak penting baginya. Dania terkejut mendengar Steven menyuruhnya pindah ke kamar lain. Kenapa Steven menyuruhnya pindah disaat seperti ini, sementara Steven tahu sendiri bahwa ini hari pernikahannya, meski tidak melakukan hubungan suami istri pada umumnya, namun bagaimana bisa Steven menyuruhnya pindah. Ini hotel bukan rumah yang bisa pindah ke kamar lain begitu saja. Apalagi ini tengah malam, ia tidak tahu caranya memesan Kamar di Hotel karena dia memang belum pernah bermalam di sebuah hotel. Dania diam menatap Steven, ia sama sekali tak beranjak dari tempatnya membuat Steven sedikit kesal. Apa benar yang dikatakan Saskia tadi bahwa Dania keberatan bila ada Saskia di sini? "Dania, lo masih ingat kan, poin perjanjian yang pernah lo baca. Gua berhak bawa siapapun masuk ke dalam rumah. Lo gak lupa itu kan. Dan gua pernah bilang sama lo, jangan melewati batas dari perjanjian kita. Lo harus tahu batasan!" Steven kembali mengingatkan Dania dengan tegas yang membuat Dania tercengan. Disaat begini Steven malah mengungkit masalah perjanjian. "Aku ingat, aku nggak pernah lupa, tapi masalahnya , ini hotel. Aku harus tidur di mana kalau bukan di kamar ini. Aku juga nggak mungkin pulang ke rumah. Papa dan Ibu pasti akan bertanya-tanya jika aku pulang ke rumah tengah malam begini," jawab Dania. Ia selalu ingat tentang perjanjian yang ia buat bersama Steven.Namun hari ini ia baru tahu maksud poin perjanjian Steven yang berhak memasukkan orang ke dalam rumahnya. Waktu itu, ia berpikir bahwa Steven hanya membiarkan teman-temannya bertamu di rumah. Tapi, ternyata malah membiarkan kekasihnya tidur satu kamar. Berarti yang dimaksud Steven adalah pacarnya sendiri dan bukan hanya bertamu akan tetapi tidur bersama layaknya pasangan yang sudah menikah. Ternyata pergaulan Steven diluar pikiran Dania selama ini. Ia kira kalau Steven hanya pacaran saja seperti orang biasa pada umumnya, ternyata hubungan mereka sudah diluar batas. "Gue sebenarnya udah pesan kamar buat Mbak. Mbak bisa tidur di sana. Kamarnya nomor 501," sahut Saskia. "Dania." Steven menyahut tegas membuat Dania sadar akan posisinya dimata Steven. "Oke. Aku tidur di sana." Dania pun harus mengalah karena sesuai perjanjian, ia bersedia menerima semua syarat dari Steven dan harus tahu batasan. Tak ada alasan baginya untuk berdebat hanya karena sebuah kamar. Saskia mengeluarkan kunci Kamar Hotel kepada Dania dan Dania menerimanya dengan terpaksa. "Kalau begitu, aku keluar sekarang. Nikmati kesenangan kalian!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD