When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Fahri, Devira, dan Cikha ke luar dari rumah makan. Seperti saat berangkat tadi, Fahri dan Cikha duduk di depan, sementara Devira duduk di belakang. Hanya Cikha yang banyak bicara, Fahri menanggapi sekedar saja, sementara Devira lebih suka menyibukan diri dengan ponselnya. Mereka tidak langsung kembali ke kantor, tapi mengantarkan Cikha pulang ke rumahnya. Fahri ikut ke luar dari mobil, sementara Devira tetap menunggu di dalam mobil. Cukup lama Fahri berada di dalam rumah Cikha, sehingga membuat Devira merasa gelisah jadinya. Fahri muncul dari dalam, diiringi oleh Cikha dan seorang wanita seusia ibu Fahri. Mereka tampak berbincang dengan akrab, Devira menatap mereka dari dalam mobil. Fahri tampak berpamitan, ia mencium punggung tangan wanita tua itu. Baru melangkah menuju mobil. Fah