#4 Blue Jeans Jackets “Just Married”

1222 Words
Aldo.POV Bunga Matahari, memiliki warna Kulit buah Sawo belum matang dengan tinggi Badan 160cm dan berat Badan sekitar 50kg an. Menurut Gue, nampak mungil (untuk ukuran Bule) tapi masih berisi, bisa jadi Bunga rajin olah raga. Mempunyai Mata yang sangat Cantik, dengan Iris berwarna hitam besar, kelopak Mata membentuk bulan sabit, bulu Mata lebat nan lentik dan Alis lebat menghitam. Begitupun, dengan berhidung mancung yang membentuk Wajah Bunga proporsional. Bagi Gue, satu hal yang paling menggoda dari seorang Bunga Matahari adalah Bibir penuhnya, So sexy. Sekilas Wajah Bunga mirip dengan Raline Shah. Gaun kebaya model kutu baru rancangan Designer ternama Indonesia, terlihat elegant dan menawan sangat pas dengan lekuk tubuh Bunga. Ditambah, Punggung mulus itu nampak menggoda meskipun tertutup Rambut panjangnya dan belahan d**a penuh berisi memaksa nalar Gue berimajinasi liar, dengan menelan saliva berkali-kali. Seakan tak rela siapapun untuk Ikut memandang pemandangan menawan ini, apalagi Laki-laki. “Gue udah pesenin Gaun super mahal ini seharga Mobil Innova terbaru, supaya Bini Gue mau pamer Punggung dan d**a mulusnya tapi ternyata Gue salah. Dia melindungi miliknya dari tatapan Mata Laki-laki lain yang bukan muhrim,” beo Gue dalam hati nyesel juga. Entahlah, waktu itu yang terpikir di benak Gue adalah konsep garden party ala-ala Penganten Bule gitu, dengan Gaun mempelai Wanita yang super sexy, Bunga-bunga didekor secara rapih menjuntai dan hanya dihadiri Orang-orang terdekat saja. Kan biasanya yang punya wedding dream party adalah Penganten Cewek, tapi berhubung penganten Ceweknya lagi dikasih surprised, so semua jadi milik Gue. Yuhuuu... Rentetan acara nikahan dimulai dari Sekapur sirih, Ijab Qobul, disusul Photo-photo, Makan-makan dan Nyanyi-nyanyi semua kelar sampe jam 00.17 WIB tanpa terasa. Satu persatu, Tamu undangan (Sahabat dan Kerabat) juga Keluarga Besar udah pada cabut, dan terakhir hanya nampak Orang-orang yang membereskan peralatan pesta. Jarum Jam Richard Mille menunjukan angka 00.44 WIB, dan kali ini suasana sudah nampak lebih sepi. Sampe gak berasa, acara sederhana tapi berkesan karena cuma dihadiri Keluarga dan Sahabat tentunya. Setelah Keluarga besar Gue yang pamitan lebih awal, sekarang disusul Keluarga Mertua yang gak kalah besarnya pun pamit. Finally, Gue dan Bini Gue yang pulang terakhir. Asik! Pikiran ‘iseng’ dan Otak kotor Gue terus tertuju pada Wanita yang kini telah menjadi bagian dari Hidup Gue. Gimana tidak? Yang selama 14 tahun Gue nanti-nantikan hari ini akhirnya terwujud juga. “Hahaha… “gumuss” aja liat nih Cewek manyun terus, raut Wajahnya itu kek tertekan banget. Apalagi kalo Gue deketin beuhh, nunduk mulu jadi pengen ‘gituan’ buru-buru,” oceh Gue gak kuat. Tak lupa, dengan berimajinasi liar malam pertama di Pesawat. Hahaha... Sembilan Koper telah diantar Pak Trisno ke Rumah Bunga, atau lebih tepatnya Rumah Kami berdua di kawasan Lebak Bulus. Hanya tersisa satu Koper berwarna Hitam keemasan, itu merupakan baju-baju pilihan Ibu mertua kalo seandainya jadi pergi honeymoon. Tararammm... Emang beneran Kita mau pergi honeymoon Sayang. Lalu, dengan sigap Pak Trisno mengangkat beberapa Koper dan bersiap berangkat ke Bandara Halim. Let’s go baby... Tepat berdiri depan Gue, seorang Wanita Cantik dengan Leher jenjang dihiasi Surai indah, Rambut Hitam alami yang terikat kendor terkesan acak-acakan tapi entah kenapa? Pemandangan itu terlihat semakin menggoda iman Gue. Gue pun memberanikan Diri mendekat untuk menyelimuti Gaun ‘lucknut’ ini dengan Jakcet blue Jeans yang udah Gue siapin, Jacket blue jeans Kita kembaran bertuliskan “Just Married”. Tak lupa, Gue berusaha menenangkan Bunga dengan memeluk dan menyandarkan Kepalanya di d**a Gue. “Sangat nyaman rasanya, berasa Alam semesta semua berpihak. Terimakasih ya Tuhan telah mengabulkan yang Aku inginkan,” bathin Gue mulai membeo berdoa. Sembari memejamkan kedua Mata dan memeluk Bunga hangat dan erat. Kali ini, Punggung mulus dan belahan d**a penuh itu telah terbungkus rapat Jacket Blue Jeans dengan model oversize. Begitupun Gue, Tuksedo yang menyesakkan udah Gue ganti jacket blue jeans dan berasa nyaman. Namun, Bunga hanya berdiri dengan tatapan kosong memandangi ke arah Mobil yang membawa kedua Orang tuanya pergi meninggalkannya. Sebagai Suami, saat inilah yang dibutuhkan seorang Wanita yaitu dekapan juga belaian, hanya sekedar untuk menenangkannya. Supaya Bunga ingat, Gue adalah Orang yang bisa diandalkan untuk saat ini dan seterusnya. Jujur, Bini Gue masih tampak ketakutan. “Apa karena tadi kejadian di ruang make-up ya?” Pikir Gue langsung ke sana. Hahaha… Gue berusaha bersikap kalem, padahal sebenernya Gue lebih dag-dig-dug dweerr juga... “Yuk Kita Cabut,” ajak Gue sambil menggenggam Tangan mulusnya, lalu menarik dan menggiringnya ke dalam Mobil. Dia hanya menunduk, sesekali menyeka Air Mata di Pipinya yang licin bak es krim rasa vanilla. Trus dikasih garnish buah cherry, nahh mirip gitu ada merah-merah merona di Pipinya. Ketika dalam Mobil pun tak ada percakapan diantara Kami. Apalagi Bini Gue nunduk terus kek Orang lagi nyari Berlian jatuh. Masih Gue genggam erat Tangan dan sesekali Gue cium punggung Tangannya dengan Aroma khas Bunga Mawar tercium. Lalu, Gue eratkan Pinggang ramping itu supaya nempel ke Pinggang Gue. Tak lupa, menepuk-nepuk Bahunya untuk sedikit menenangkan Hatinya. Senjata yang paling ampuh adalah, membelai-belai halus Rambutnya. Seketika itu, Bunga langsung luluh menjatuhkan Kepalanya ke Bahu Gue, cara ini lebih Relax rupanya. Gue bakal lama melancong, dan untuk pertama kalinya Gue memboyong Anak Orang yang sekarang sudah jadi Bini Gue. Sebelum terbang, Gue kudu Makan nasi uduk ‘Kuntilanak’ dulu yang ada di belakang Kuburan Karet Kasablanka. Gue mah, berusaha hindarin yang namanya makan Pete dan jengkol supaya pas ciuman gak bau. Ehh malah bini Gue yang lahap banget makan Jengkol ampe sebaskom, Apa dia sengaja ya biar Gue il-feel pas saat ciuman. Hikssss... Apa boleh buat karena itu kesukaan Bunga Gue gak berani ‘negor’. Malah Gue mikir untuk sama-sama makan Jengkol biar Kita bau bareng-bareng dan seimbang. Hahaha... Bunga tanpa ragu dan malu Makan nasi uduk dan lauknya dengan lahap, sepertinya Bunga ingin menunjukan, kalo demen banget Makan dan asik untuk diajak berwisata kuliner. Meskipun ini pertama kalinya makan bareng tapi bunga nampak tak malu-malu. I Love it, gak ada jaim-jaiman. Jam Tangan menunjukan angka 01.49 WIB. Akhirnya, sampe juga di Bandara Halim Perdana Kusuma. Untungnya, suasana Bandara tampak sepi, agak sungkan memang dengan penamilan Kami berdua masih nampak rapi sebagai pasangan pengantin. Lengkap dengan Gaun Pengantin yang berbalut jacket blue jeans. Banyak juga Orang yang tak acuh, tapi ada juga Orang yang menengok ke arah Kami dan Mereka menyimpulkan senyuman dengan mengucapkan “happy wedding” atau selamat menempuh hidup baru. Tak butuh lama, untuk menaiki Pesawat pribadi karena memang ada staff Keluarga yang bertugas mengurus semua keperluan disana. Setelah koper-koper terlebih dulu diangkut, lalu Gue dan Bunga menyusul dibelakangnya. Setelah melewati immigrasi lalu berjalan menuju Gate D yang mengarahkan ke Pesawat yang sudah terparkir. Langsung menuju ke Pesawat terbaru milik Bokap yaitu Gulfstream G550. Sebenernya, Pesawat Pribadi ini adalah hadiah ulang tahun Gue Lima bulan lalu. Tapi ada syarat khusus berlaku, Gue boleh pake ini Pesawat tapi kalo Gue udah Nikah. Saking frustasinya Bokap, Gue gak nikah-nikah juga. Hahaha... Gue harus Nikah dalam waktu 5 Bulan ini, selambat-lambatnya akhir tahun ini. Kalo seandainya Gue gak nikah juga, terpaksa Pesawat ini bakal di lepas ke Pak Rico. Pak Rico adalah rekan bisnis Bokap yang punya usaha penyewaan khusus Jet Pribadi dan Helicopter. Berhubung Gue udah Nikah karena itu Mas Agus sebagai Pilot dan Mas Sam sebagai Co-Pilot Keluarga, siap siaga anter Gue dan kemanapun Negara yang Gue tuju.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD