bc

JODOH KILAT

book_age18+
3.0K
FOLLOW
10.6K
READ
sex
age gap
badgirl
comedy
sweet
soldier
highschool
first love
school
actress
like
intro-logo
Blurb

Pesantren Kilat sudah mainstrem. Ini Jodoh Kilat. masih FREE KOIN cukup tap love saja. Gak maksa, cuma kudu.

Nuna waktu lahir sudah tajir melintir. Ditambah dengan pekerjaannya sebagai selegram juga model dadakan. Bodynya aduhai dengan garis wajah yang mendukung. Maka dari itu Nuna bisa dapat endorse banyak dan kalau Nuna mau, sudah pasti ia akan mendapat cowok manapun yang Nuna dambakan.

Ahmad Mirzha, security muda dengan masa depan yang belum jelas. Jangan cari apa kelebihannya. Karena emang gak ada sama sekali.

Kekeuh cari.., ya udah baca ajalah.

#JatuhCintaBedaRas

#JatuhCintaPadaTuanPutri

chap-preview
Free preview
Cinta Pandangan Pertama Itu Nyata
Ahmad atau Mamat, begitulah panggilan akrab yang teman-temannya berikan untuknya. Saat ini diketahui sedang mengantri beli es Nutri sari di warung mak Ijah karena cuaca terik seakan kemarau panjang menyapa, membuat Mamat--cowok blasteran betawi asli tidak tahan kalau enggak menyeruput es satu hari saja. Cuma masalahnya, warung mak Ijah penuh sekali. Ia harus berebut sambil teriak-teriak buat mendapatkan perhatian wanita setengah baya itu. "Mak.., mak.., Mamat beli yang rasa jeruk, Mak. Cepet Mak udah aus banget ini!" Begitulah teriaknya dilengkapi wajah panik. Mamat menyempatkan melirik ke tempat kerjanya. Gedung lantai lima yang terlihat begitu megah dan sempurna itu nyatanya mirip neraka untuk dirinya. Gimana enggak, anak-anaknya selalu saja menggodanya. Padahal Mamat adalah salah satu jomblo akut. Doi suka grogi, biar cuma di Cie... Cie'in doang. "Bang. Bang Mamat, godain kita dong..." Atau. "Bang Mamat, aku juga mau jadi pacar Bang Mamat. Tangkap aku, Bang," ledek Mesya--siswi kelas dua yang tanpa tau malu pernah mengatakan cintanya pada Mamat. Meski dia cuma seorang security. Seperti itulah godaan gadis-gadis belasan tahun yang sudah Mamat anggap seperti adiknya sendiri. Yah... Ia bekerja di sekolah mewah bergaya istana. Ini menurut pandangan Mamat yang orang awam. Tetapi ada benarnya juga. Sekolah itu di lengkapi kolam berenang outdoor mau pun indoor. Lebih gilanya lagi di atas ada helipad karena gak jarang anak-anak super tajir itu membawa kendaraan pribadi yang bisa terbang. Agak ngerepotin sih kalau kata Mamat. Cuma gak bagi mereka yang memiliki darah biru. Sebagian begitu yakin kalau waktu adalah uang. Dan mereka gak mau sampai kehilangan uangnya cuma karena bermacet ria di jalan. "Mak... Cepet Mak, itu anak-anak udah mau masuk!" sungutnya frustasi. Njiiirr...!! Kalau kayak gini terus yang ada dia lah yang akan dihukum Pak Joni, seniornya di bidang jaga-menjaga. Tidak juga di layani, akhirnya Ahmad Mirzha--Mamat memilih kembali ke post jaga dan gak jadi membeli es. *** Bunyi blitz kamera membuat seorang gadis tujuh belas tahun merasa tidak nyaman. Ia berusaha menutupi wajah dengan punggung tangannya. Nuna merasa semua ini sangat berlebihan. Ia bahkan belum naik ke panggung catwalk. Tapi mengapa para pencari berita tak pernah puas mengabadikan foto dirinya. Yah, tepatnya Nuna sudah muak dengan semua ini. Rutinitasnya sebagai model papan atas sudah ia lakoni sejak masa putih-biru yang berlangsung hanya dua tahun. Kini berlanjut saat dirinya SMA. Tapi Nuna tak ingin lagi sekolahnya berantakkan hanya karena mengutamakan pekerjaan. Tidak.., tidak. Cukup satu kali ia merasa terasing karena gak punya teman sama sekali. "Nuna.., sebentar lagi kamu naik ke atas panggung. Kamu harus siap-siap,ya!" ujar Robby yang tak lain ayah dari Laluna. Gadis itu sama sekali tidak menjawab, ia masih lelah setelah tadi baru saja menyelesaikan pemotretan untuk cover majalah. Jika Nuna tidak mengingat janji Robby padanya. Mungkin ia akan kabur dari acara berlenggak-lenggok di panggung itu. "Tapi Papi akan memenuhi janji Papi sama aku,'kan?" tekannya sembari memasang tatapan penuh harap. Robby cuma mencibik dengan pertanyaan yang terus Nuna ulang dari Kemarin, "Iyah, Papi akan mengijinkan kamu sekolah di tempat yang kamu tunjuk!" ujarnya. Satu kebebasan yang harus Nuna dapatkan dengan susah payah itu nyatanya dapat membawanya kepada satu kebenaran. Hal baru yang bisa membuat hatinya tidak lagi hampa dan merana. * Tidak disangka Nuna memilih sekolah yang biasa saja. Sebenarnya gedung berlantai lima dengan luas kurang lebih satu hektar tidak bisa digolongkan biasa. Cuma, untuk seseorang seperti Laluna, bukankah ini agak kumuh. Nuna tahu nama sekolahnya dari seorang teman model. Sebetulnya, Bella tidak bisa dikatakan teman. Karena hubungan Nuna dan Bella sama sekali gak baik. Tetapi entah mengapa Nuna tertarik belajar di sekolah Bella ketika mendengarnya menyombongkan diri. Baru kali ini, Nuna mendengarkan cuap-cuap Bella yang menyebalkan itu. Bukan karena letak sekolah atau predikatnya. Tapi karena Bella bilang, tempat itu banyak orang ramah. Selalu saja menegur Bella meski Bella tidak mau membalas. Sisi hatinya tergugah. Nuna bukannya haus perhatian. Ayoklah, statusnya yang seorang model sudah tentu ia mendapatkan perhatian besar dari fans dan para kumbang jantan. Hanya Nuna ingin dikenal sebagai diri seutuhnya. Bukan ia yang model. Tapi Laluna, gadis biasa dan ingin punya kawan. "Nuna kamu gak mau belajar di sekolah A. Di sana sudah banyak mengeluarkan alumnus terbaik. Bahkan rata-rata para artis senior berasal dari sana!" Robby masih mencoba meruntuhkan tekad Nuna, apa kata orang kalau Nuna menempuh pendidikan di sekolah swasta berakreditasi C. Tanpa pernah Robby tahu, jika Itulah yang Nuna sukai. Ia gak mau terus-terusan ada dilingkaran dunia showbiz. Sesekali ia ingin keluar dari poros yang menenggelamkannya hingga ia kesulitan bernafas. Terutama, Nuna tidak menyukai cara Robby mengatur pekerjaan untuknya. Seolah-olah ayahnya itu gak pernah memikirkan kesehatan tubuh maupun mental. *** Pagi ini, Nuna memulai aktifitas barunya yaitu pergi sekolah. Ia mematut diri di depan cermin. Memakai lipstik berwarna merah ombre dan dipadankan dengan sapuan lipgloss. Untuk baju, Nuna memakai kemeja sekolah ditambah rok mini kotak-kotak merah. Ia juga memakai sepatu kets berhak. Kini ia sudah siap mengwujudkan angan-angannya sebagai siswi ramah. Nuna sampai berjanji, siapa pun yang pertama kali bertemu dengannya. Maka orang itu akan mendapatkan keramah tamahan yang sudah Nuna persiapkan dalam dadanya. Nuna keluar kamar. Robby menatapnya keheranan "Kamu mau sekolah dengan tampilan seperti itu?" Sungguh, Nuna malah mirip seseorang yang mau nonton konser. Tapi Nuna acuh tak acuh. Dan Robby juga gak peduli, toh..., asalkan ia gak merengek lagi,'kan "Papi antar kamu!" ucapnya tidak ingin digugat. * Nuna sampai di sekolah pilihannya. Tetapi ia belum mau turun, semua karena Nuna merasa gugup. Ia sedang menunggu dengan perasaan berdebar, siapakah orang yang pertama kali dilihatnya. Dan mendapatkan keistimewaan yang sudah ia rencanakan. "Kamu gak turun?" tegur Robby bingung. Sayangnya Nuna seakan sudah menulikan pendengarannya. Ia terus menoleh dari jendela dan mencari 'orang yang tepat' ketika melihat seorang pria berlari dengan tergesa Nuna malah mendelik dengan bibir tersenyum. Mamat terus berlari dan berlari. Ia sampai menutup mata lekat. Hingga tiba-tiba satu mobil terbuka. Ketika pintunya menyibak, harum semerbak dari dalam menguar. Memutus kewarasan Mamat dalam sekejap. Apalagi ketika seorang wanita keluar dari dalam dan tersenyum ke arahnya. Mamat tidak mungkin salah lihat.., matanya masih jeli untuk menatap senyum tipis yang berusaha Nuna ukir sebelum berubah jadi pelototan saking kagetnya. Begitu pun Mamat ia amat kaget. Wanita di depannya seperti refleksi bidadari surga. Entah ia hanya manusia atau dewi khayangan yang tertawan di dunia. Kulit putih seputih saljunya sampai membuat Mamat silau. Detik itu, Mamat nyatakan kalau dirinya telah jatuh cinta. Cinta pada pandangan pertama.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.9K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
146.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
205.0K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.7K
bc

TERNODA

read
191.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook