Sudah dua jam lamanya Cristian menunggu di kamar tanpa bergerak ke mana pun. Hatinya merasa gelisah memikirkan gadis itu sejak tadi. Cristian, bahkan tak ingin diganggu oleh siapa pun saat ini. Ia membiarkan pekerjaannya ditangani besok saja. Bagaimana Cristian bisa bekerja jika pikirannya terus terbagi pada Zisy? Sekali lagi Cristian menatap ke arah lukisan, belum ada perubahan pada Zisy yang terbakar. Cristian kembali duduk di ranjang sambil terus mengawasi Zisy. Dia bertanya-tanya dalam hati, apa yang Zisy lakukan di dalam sana? Apakah dia semakin terbakar dan tidak akan pernah bisa keluar lagi? Sebuah ketukan pada pintu menyadarkan Cristian yang menoleh pada pintu tersebut. “Siapa?” Cristian bertanya dan sangat malas untuk membuka pintu. “Ini aku, Putu. Pak Cristian sekarang sudah