Zisy sudah menghabiskan makan siangnya, sedangkan Cristian tidak terlalu terburu-buru. Pria itu terlihat elegan memotong daging ayam panggang di depannya. Sesekali ia menoleh pada Zisy dengan tataan datarnya. Gadis itu tak terlihat ceria seperti biasanya, sehingga Cristian tak tahan untuk melontarkan pertanyaan. “Apa kau masih belum pulih?” Zisy mendongak untuk melihat wajah Cristian. “Aku sehat-sehat saja. Toh, aku bukan manusia seperti kalian. Aku sakit ataupun tidak, tapi aku tidak tahu apakah akan musnah seperti manusia nanti,” Zisy. “Setiap makhluk di bumi akan pergi ke akhirat. Kemungkinan kau juga sama. Jangan terlalu memikirkan fakta itu. Buktinya, aku mau berteman denganmu. ‘kan?” Zisy mengangguk, tetapi entah mengapa dia sedikit tidak tenang. Perasaan itu selalu muncul secara