Bab 5

1157 Words
Aqnes tidak biasanya hanya mengaduk-ngaduk es krim kesukaannya, biasanya ia akan langsung menghabiskan es krimnya begitu sampai di depan meja. Tapi kali ini, cewek itu hanya mengaduk-ngaduknya saja sambil memakan sedikit-sedikit. Membuat kedua temannya itu memandangnya bingung. Sejak di sekolah pagi tadi. Aqnes bertingkah aneh, tidak biasanya ia menjadi pendiam karena Aqnes tipikal cewek yang cerewet dan banyak adu mulut dengan teman-teman cowoknya. Tapi lagi-lagi pagi tadi Aqnes hanya diam di mejanya, tanpa berniat keluar dari kantin. Andara dan Gadis sudah tahu ada yang aneh dengan Aqnes, tapi cewek itu masih diam belum mau bercerita. Di desak pun percuma, Aqnes akan tutup mulut. Jadi yang bisa mereka berdua lakukan hanya menunggu sampai sahabat sintingnya itu bercerita sendiri. "Gue tidur sama Kelvin." Desahnya lirih, Andara yang akan menyuapkan es krim ke dalam mulut membuat tangannya seketika terhenti di udara. Sedangkan Gadis, cewek itu membelalakkan matanya lebar. "Jangan bercanda." "Gila lo, Ness." Andara menggeleng tidak percaya. "Gue tahu gue gila, tapi gue juga nggak ingat apa yang gue lakuin semalam sama tuh anak." Desahnya frustrasi sambil menggeser es krimnya ke tengah meja. "Eh tunggu, bukannya lo lagi datang bulan yah? Masa lo tidur bareng sama Kelvin sih." Decak Andara yang tersadar jika temannya itu sedang datang bulan. Aqnes seketika membelalakkan matanya begitu mengetahui fakta yang sebenarnya. Andara benar, mana mungkin dirinya tidur dengan Kelvin jika dirinya sendiri saja sedang datang bulan. Sinting kalau cowok itu menyentuhnya, dalam keadaan 'berdarah' mana mungkin cowok itu mau melakukannya. Tapi kenapa Kelvin menandai tubuhnya? Ia benar-benar akan membuat perhitungan kepada cowok itu. Enak saja dia mempermainkannya, ditambah cowok itu menandai tubuhnya. ini sama sekali tidak bisa dibiarkan. Ia akan membalas dendam, lihat saja nanti. Andara dan Gadis saling pandang begitu melihat senyum culas di wajah Aqnes. "Karena gue lagi Happy, gue traktir lo berdua." "Yeay..." sorak Andara dan Gadis. Aqnes kemudian berdiri menuju counter makanan, ia lalu memesan 3 buah macaron es krim dengan rasa berbeda. "Nih buat lo berdua." Ucap Aqnes sambil menyodorkan macaron es krim kepada Andara dan Gadis. Andara dan Gadis memandang macaron es krim itu dengan pandangan berbinar, mereka berdua mengambil macaron es krim sesuai dengan rasa kesukaannya. "Tapi es krim yang elo pesan tadi, bayar masing-masing yah." Seru Aqnes kemudian yang di balas dengan dengusan dari kedua sahabatnya tersebut membuat Aqnes seketika terkekeh geli. "Tapi gue penasaran deh Ness, elo kok bisa tidur di rumah Kelvin?" Tanya Gadis sambil memasukkan sesuap macaron es krimnya ke dalam mulut. "Gue udah cerita belum sih, kalau tuh anak tetanggaan sama gue?" Gadis dan Andara kompak menggeleng. "Berarti gue lupa, jadi kemarin sehabis si Kelvin nganterin gue pulang sekolah. Aidan tiba-tiba datang, tapi kayaknya Aidan emang sengaja nungguin gue pulang. Terus dia minta tolong sama gue buat temenin dia ngehadirin acara gitulah, dan ternyata itu acara tunangan mantan Aidan," seru Aqnes kemudian berhenti bercerita, ia kemudian menghela napasnya sambil mengingat kejadian dua hari lalu. Andara dan Gadis seketika memandang Aqnes dengan sorot penuh minat. "Dan lo tahu, gue ditinggalin di hotel itu, Ann, Dis. Dia malah pergi sama mantannya dan tunangannya batal. Sial nggak sih nasib gue!" Andara dan Gadis yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya itu seketika tertawa. Membuat Aqnes menatap sebal kedua temannya itu, mereka berdua harusnya memberinya masukan atau support kepadanya bukan malah menertawakan dirinya. Benar-benar sinting mempunyai sahabat seperti Andara dan Gadis. "Haha... berasa nonton ftv tahu nggak, dengerin cerita lo, Ness." "Sumpah, kisah cinta lo drama banget deh." "Nyebelin lo berdua." Dengus Aqnes sambil melempar tisu yang telah dipakai olehnya, Membuat Andara dan Gadis semakin tertawa melihat muka kusut Aqnes. Seminggu ini Aqnes benar-benar tidak bertemu dengan Kelvin, cewek itu selalu menghindar jika bertemu dengan Kelvin. Dan sepertinya cowok itu tidak masalah dengan aksi konyol Aqnes, cowok itu seakan-akan tidak peduli, terbukti dengan Kelvin yang berjalan kearahnya, bersama dengan teman-temannya yang melewati mereka bertiga dengan acuh. Aqnes merasa lega begitu menyadari Kelvin yang mengacuhkannya, jadi dirinya bisa merencanakan sesuatu untuk membuat perhitungan pada cowok tengil itu. Senyum culas membayangi wajah Aqnes, ia benar-benar tidak sabar dengan reaksi cowok itu nanti. "Lo kenapa, Ness. Seriawan?" Tanya Andara begitu melihat Aqnes yang hanya diam saja. "Nggak, eh gue cabut duluan yah mau ke toilet." Aqnes berujar sambil bangkit dari duduknya, meninggalkan kedua temannya itu dengan bingung. Aqnes melirik ke kanan dan ke kiri begitu melihat kelas 11 Ipa 3 yang kosong, cewek itu masih berada di luar kelas. Dengan masih menunduk, sambil memandang kelas di dalamnya itu yang kosong, tiba-tiba saja bahunya di tepuk oleh seseorang. Ketika Aqnes membalikkan badannya cewek itu kemudian berjengkit kaget mendapati Kelvin yang berada di belakang tubuhnya dengan menyeringai. Aqnes seketika memundurkan tubuhnya lalu bersikap biasa saja. "Ciiee ada yang kangen sama gue, sampai kelas gue di datangi segala." Serunya masih dengan seringai menggoda. "Dalam mimpi lo." "Ck, ngapain lo di depan kelas gue? Bukannya seminggu ini elo selalu menghindari gue? Sekarang kok malah nyamperin kelas gue." Serunya lagi dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana seragamnya. Sial Aqnes merutuki nasibnya yang sial karena kepergok oleh Kelvin, untung saja dia membawa hasil nilai ulangan kelas 11 Ipa 3, jadi dia mempunyai alasan yang masuk akal untuk mengelabui cowok tengil itu. Aqnes seketika menyodorkan beberapa kertas yang di bawanya. "Nilai lo parah banget." Tak dijawabnya pertanyaan Kelvin, cowok itu kemudian mengambil kertas yang di sodorkan Aqnes kepadanya. Kelvin seketika mencari namanya di tumpukkan kertas-kertas tersebut, wajahnya seketika berubah melihat nilainya yang memalukan. Dia mendapati angka 5 pada nilai pelajaran Fisika, benar-benar membuatnya malu. "Anak kecil itu harusnya belajar yang bener, belum baligh juga udah godain cewek, ck dasar anak kecil." Sindir Aqnes yang membuat seketika Kelvin terdiam seribu bahasa. Cowok itu bahkan membelalakkan matanya tidak percaya karena Aqnes bisa berkata seperti itu kepadanya. "Walaupun gue masih anak kecil, setidaknya gue bisa buat lo merintih." Balasnya s*****l di akhir kalimat begitu ia tersadar dari keterkejutannya atas ucapan Aqnes. Kali ini giliran Aqnes yang terdiam, cewek itu membuka mulutnya kemudian menutup lagi mendengar perkataan Kelvin, cowok itu benar-benar sudah gila. "Elo terlalu percaya diri." Dengus Aqnes sambil mengangkat bahunya. "Ck, elo raguin gue? Apa perlu gue ingetin kejadian malam 'itu'. Elo bahkan yang cium gue duluan, bahkan lo minta gue cium di seluruh tubuh lo. Lo tetap nggak percaya?" Kelvin berujar santai namun seringainya tetap membayangi wajah tampannya. Wajah Aqnes seketika memerah ketika ia ingat kejadian beberapa hari lalu itu. 'Dasar sinting!" Semburnya kemudian berbalik untuk kembali berjalan, namun dengan cepat Kelvin menarik tangannya, mendorong tubuh cewek itu ke dinding mengurung tubuh Aqnes. Membuat Aqnes terpekik seketika. Dengan tatapan membunuhnya cewek itu memandang Kelvin tajam. Kelvin memajukan tubuhnya sehingga ujung sepatu mereka bersentuhan. Tidak lupa dengan wajahnya yang ia majukan dan membuatnya semakin dekat, bahkan harum napas Aqnes begitu terasa membelai wajahnya. Aqnes yang merasa begitu intim, dengan kedekatan Kelvin membuat napasnya tidak beraturan. Dengan Kelvin yang memandangnya intens, cowok itu kemudian berujar enteng. "Gimana kalau kita lakuin lagi, lo pasti percaya kan kali ini." Sahutnya lagi dengan seringai setannya. - - - - TOBECONTINUE
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD