Pemakaman

534 Words
Sesampainya di rumah, ki retak bertanya pada Rama "Apakah kamu mau berbagi rumah bersama Kamal?" tanya ki Retak "Kenapa ayah bertanya kepada aku, keputusan besar ada pada ayah, aku ikut jika itu memang terbaik dan keputusan yang tepat." jawab Rama "Darimana kamu belajar kosakata seperti itu? apakah kamu tadi belajar bahasa di rumah paman Angga?" tanya ki Retak. "Mereka tidak mengajariku apapun,mereka malah ingin melihat tanda di punggung saya. saya mengizinkan mereka melihat nya dari pada mereka mencuri perhatian saat aku mandi atau apapun itu." jawab Rama sambil menggoyang goyangkan badannya dengan polosnya anak-anak. "Lalu apa tanggapan mereka?" tanya ki Retak "Mereka bilang tandanya begitu mengkilap, seperti sebuah tato yang hidup." jawab Rama. "Benarkah itu? ayah belum melihat tanda itu lagi Rama. Apakah itu benar? semenjak kamu bisa mengganti pakain sendiri ayah sudah tidak memperhatikan tanda di pungggungmu lagi." Pinta ki Retak. "Nanti di rumah ayah bisa liat sendiri. Karena aku tidak bisa melihat tanda itu." jawab Rama. Sesampai di rumah, ki Reatak terkejut karena Kamal sedang berdiri di ambang pintu kamarnya. "Kamal,apakah kamu lapar? aku bisa bakar ikan buat mengganjal perut?" Tanya ki Retak. Kamal hanya menggelengkan kepala tanda tidak mau. Rama langsung mendekati kamal dan mengusap mata nya. Betapa terkejutnya Rama melihat pemandangan yang ada dimata Kamal. Rama melihat wajah perampok yang membantai keluarga kepala desa. Karena tidak ingin menutupi kekuatannya lagi. Rama menyampaikan apa yang dilihat oleh nya melalui mata Kamal. Ki Retak terkejut dengan pernyataan Rama itu, ki Retak berfikir mungkin sebagian kekuatan Rama mulai diperlihatkan. Bukan mulai tapi memang dari awal kekuatan Rama sudah ada, semenjak tangisannya yang hanya terdengar oleh ki Retak itu adalah sebagai bukti bahwa dia ingin di temukan oleh ki Retak. "Aku bisa menghapus ingatan Kamal, aku bisa buat kamal tidak mengingat apapun yang terjadi, Kamal akan ingat bahwa dia sebatang kara ataupun ayah adalah ayahnya, bagaimana?" tanya Rama "Apakah itu bisa? apakah nanti Kamal ingat kembali dan akan marah sama ayah nantinya." jawab ki Retak "Tenang ayah,nanti suatu saat nanti,pada waktu yang tepat kita dapat memberitahu dia semuanya dan aku akan kembalikan ingatan dulunya." saran Rama. Saran dari Rama memang dibutuhkan sekarang, itu untuk mental Kamal itu sendiri agar bisa menjalani hidup secara normal. "Bagaimana kalau kita ubah dan hapus ingatan dia saat keputusan paman Angga?"saran ki Retak "Kita bisa buat paman Angga sebagi ayah kandungnya atau ayah asuhnya? bagaimana,apakah itu bisa di terima? tanya ki Retak. "Apakah ayah keberatan jika Kamal tinggal disini?" tanya Rama "Ayah bukan keberatan nak,ayah tidak mau jika ada orang lain yang tahu perkembangan kamu, ayah takut akan tersebar tentang dirimu." jawab ki Retak dengan lesu. Benar, jika ada orang lain yang tahu pertumbuhan aneh pada Rama,akan membuat kegaduhan dan tidak mungkin jika Rama harus terus menerus menghilangkan ingatan Kamal setiap hari. keesokan hari acara pemakaman berjalan lancar, penduduk memandang Kamal dengan sedih. anak sekecil itu harus melihat pembantaian keji perampok. yang akan mempengaruhi mental anak itu sendiri. Angga memikir ulang untuk merawat Kamal, Kamal anak tampan, gak bisa di bandingkan dengan Rama karena Rama tidak ada tandingnya, akan tetapi Kamal diatas rata-rata ank seumuran nya. "Sepertinya saya harus berfikir ulang untuk mengasuh Kamal, kami takut dengan mental dia, kami takut tidak bisa menenangkannya." bisik Angga kepada ki Retak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD