Percakapan pertama ki Retak dengan Rama

602 Words
Sekarang keanehan lain terjadi lagi. Rama tidak mau memakai baju nya. Hanya ingin membuka bajunya. Rama hanya ingin memakai celana saja. "Jika kamu tidak mau memakai baju, tubuhmu akan kedinginan nak. Dan tanda ini akan terlihat orang lain dan memancing pengelana untuk terus mencari tahu nak." Bujuk ki Retak dengan lembut. "Aku tidak akan kedinginan ayah,aku hanya ingin memakai celana saja di waktu tidur,aku tidak nyaman memakai baju." Ucap Rama dengan lancar berbicara. Terbelak mata ki Retak mendengar anak yang dia anggap tidak akan lancar berbicara dengan usia sekarang. Meski ki Retak tau bahwa memang Rama tumbuh dengan sangat cepat. "Kamu berbicara lancar nak?" Tanya ki Retak dengan rasa terkejutnya. "Sebenarnya saya dapat bicara dari bayi. Tapi saya takut akan menakuti semuanya termasuk ayah. Aku tahu siapa orangtuaku, kenapa mereka membuang aku" jawab Rama dengan lancar nya. "Terus,apakah kamu mau menjadi anakku? Aku bukan orang kaya, aku tidak bisa menghidupimu jika kamu tahu atau kamu berasal dari desa sebelah yang kaya raya." Ki Retak menunduk sedih. "Keperluan kamu pun di penuhi kepala desa. Aku hanya bertugas mengurus kamu saja. Jika memang kamu ingin pergi, aku akan mengizinkanmu walau memang tidak perlu meminta izin dariku" jelas ki Retak. "Aku bukan anak mereka, aku hanya ikut lahir di rahim wanita itu. Aku lahir dari manusia yang berhati baik. Dan itu kamu ayah" jawab Rama Ki Retak pun memeluk Rama dengan erat, tapi terasa ada yang aneh dengan suhu tubuh anaknya. Suhu tubuh Rama kadang panas kandang dingin. Bahkan kadang normal. Ki Retak pun bertanya kepada Rama. "Apakah kamu suka dengan nama mu? Mereka memberikan nama mu dengan nama Rama?" Tanya ki Retak. "Bukan mereka yang memberikan nama itu. Nama itu memang nama aku ayah, aku sengaja memasuki dan menghasut fikiran mereka agar memberikan nama itu." Jelas Rama. Ki Retak bahagia mendengar penjelasan anaknya yang sangat dia sayangi. Dia mencium kepala anaknya dengan sangat lekat, seakan akan dia benar ayah kandungnya. Hingga akhirnya mereka pun tidur di ranjang bambu beralas jerami. Pagi sudah datang. Suara burung berkicau sekan akan membangunkan mereka yang tertidur pulas. Ki Retak bangun dengan mata yang berat,mungkin karena banyak airmata yang keluar di malam hari tadi. Sembab tak dapat di sembunyikan lagi. Dia terkejut akan tetapi tidak terlalu terkejut seperti sebelumnya, karena tubuh anak kecil ini sudah sangat besar sudah seumuran 5tahun. Rama pun mengeliatkan tubuhnya karena merasa pegal karena tidur pulas nya. "Ini kenapa saya tidak mau memakai baju waktu tidur, karena tubuh ini cepat sekali berkembang akan terasa sesak jika aku memakai baju saat tidur seperti celana ini. Andai ayah menizinkan aku tidak memakai pakaian saat tidur aku memilih tidak memakai baju jika aku tidur" oceh Rama depan sang ayah. "Ya sudah mulai nanti malam kamu tidur sendiri di kamar sebelah. Akan ayah bersihkan kamar itu buat kamu nak. Kamu boleh tidur tanpa pakaian pun aku tidak akan melarang." Ucap ki Retak sambil memandangi tubuh Rama karena otot anak itu sangat terlihat. "Tidak, aku hanya ingin tidur dekat ayah. Jangan suruh aku tidur sendiri ya ayah. Aku ingin tidur dekat ayah. Ayah lupa? Aku masih bayi sebulan pun belum." Rayu Rama kepada ayahnya. " Iya kah? Kamu sudah besar begini nak. Kamu boleh tidur sendiri. Lagian ayah gak mau kalau kamu tidur tidak memakai pakaian. Walaupun kamu anak-anak tp gak sepantasnya tidur tanpa pakaian." Jawab ki Retak. " Aku tidak mau tidur sendiri. Aku ingin selalu tidur disamping ayah itu saja." Pinta Rama. " Aku akan memakai celanaku ayah kalau tidur, tapi aku minta celana yang sangat longgar. Agar aku tidak kesakitan saat bangun nanti" pinta Rama kepada ayahnya. "Benar juga ya,kenapa ayah tidak kepikiran itu." Senyum ki Retak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD