Panggilan pertama Rama

533 Words
Baju yang diberikan para warga kini tidak bisa dipakai oleh Rama. Karena Rama memang sangat cepat bertumbuh besar. "Apakah umurmu 2 minggu? Ini bukan umur 2 minggu bocah,ini umur 1 tahun." Ki Retak mencubit hidung anak itu. Melihat besarnya bayi yang baru saja dia lihat malam kemarin. "Pa..pa..pa" Rama mengeja memanggil ki Retak. Sungguh terkejut ki Retak, dia hampir menjatuhkan bayi itu. Dimata ki Retak terlihat genangan air, air mata yang akan keluar dari pelupuk matanya. Ki Retak sangat bahagia mendengar ejaan sang bayi, bukan ini bukan bayi ini anak kecil. Ki Retak terharu mendengar anak ini memanggilnya papa. Akhirnya ki Retak bisa mendengar seorang anak menggil namanya papa. Walau dihati ki Retak dia ingin dipanggil ayah oleh anak kandungnya. Akan tetapi penggilan ini adalah obat yang sangat dia nantikan sejak dahulu. Semenjak anak dan istrinya meninggal. Ada rasa ingin ki Retak menikah lagi, tetapi ki Retak gak bisa melupakan mendiang istrinya. Akhirnya ki Retak mengajak bicara anak itu. "Bukan papa sayang, panggil aku ayah." "A..yah.."eja ki Retak agar Rama mengikutinya. Dengan tak terduga Rama bukan mengeja apa yang diajarkan ki Retak, kan tetapi langsung mengucapkannya. "Ayah" suara Rama yang lantang lembut memanggil ki Retak dengan sebutan ayah. Ki Retak terkejut, sekaligus bahagia. Dia tidak dapat membendung airmata nya lagi. Ki Retak menangis hingga tak sadar jika tangisan ki Retak mengundang penduduk lainnya memperhatikan dia. Salah satu penduduk menghampiri ki Retak dengan khawatir. "Apakah ki Retak baik-baik saja?" Teriak seorang wanita yang menggendong bayi mendekatkan wajak kerumah ki Retak. Hingga akhirnya keterkejutan wanita itu tak dapat terbendung lagi. Wanita itu berteriak histeris seperti melihat keanehan yang sangat aneh. Hingga seluruh penduduk berkumpul menghampiri wanita itu dan bertanya ada apa dia berteriak histeris. "Ki...ki Re..ta..k" terbata-bata wanita itu menyebutkan nama ki Retak. "Ki Retak menggendong anak balita" ucap wanita dengan setengah gemetar. Para pendudukpun menghampiri rumah ki Retak dengan penasaran. Dan memang betul adanya, ki Retak sedang menggendong anak yang berusia sekitar 1tahun. Para pendudukpun mengetuk pintu ki Retak dengan keras agar ki Retak keluar dan menjelaskan siapa anak yang dia gendong. "Siapa anak ini ki Retak? Apakah ada anak lain yang ada di rumah mu ki?" Tanya salah satu penduduk. "Dia adalah anak yang saya bawa semalam. Bukan kah dia cepat tumbuh?" Ucap ki Retak dengan datar dan bahagia. Para penduduk tak percaya akan penjelasan ki Retak. Mereka tak percaya pertumbuhan anak ini benar-benar tidak masuk akal bagi mereka. "Bukankah semalam dia masih bayi ki? Apakah ki Retak tidak curiga dengan bayi ini? Dia tumbuh yang tidak normal. Ucap wanita yang menggendong bayi itu. Karena dia tahu bayi nya seumuran dengan bayi yang dibawa ki Retak. "Benar ki,apakah benar dia anak kutukan ? apakah tidak seharusnya kita tanya kepala desa terlebih dahulu? Karena ini bukan hal biasa" sela penduduk lainnya. Ki Retak pun menceritakan kalau bayi ini adalah titisan dewa. Ki Retak memperlihatkan tanda naga putih di punggung anak itu. Semua penduduk terkejut dengan tanda itu. Tanda yang sama dengan ceritad dongeng yang pernah diceritan nenek buyut mereka. Bahwa akan ada manusia yang memiliki tanda naga di tubuhnya. Karena desa asrihilir ini terletak di negara 5 musim yang mempunyai musim salju. Maka dewa yang mereka yakini adalah dewa putih atau dewa naga es.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD