Hati yang Beku

1451 Words

“Ya, memangnya aku kenapa?” Heran Lea dengar pertanyaan Hamish yang seolah tahu dirinya memang sedang kesal pada ayahnya. Hamish tidak mungkin bisa membaca pikirannya bukan? “Aku tidak punya jawabannya, tapi kamu sendiri yang tahu pasti perasaanmu.” Hamish mengedikan bahu, ‘See, lihat laganya tersebut!’ Batin Lea. “Duduk saja, tidak usah membantuku.” Lea jelas menghindarinya. “Tidak, aku akan membantu.” Lea akan bergerak, Hamish mencegahnya lagi. Lea menatapnya lekat, “Hamish,” “Kamu harusnya mengatakan jika kecewa dengan Papa, baik apa yang kamu tahu dari masa lalu orang tuamu, baik pilihan hidupnya sekarang.” “Kamu sok tahu, jangan seperti ini. Kamu aneh, sungguh tidak pantas.” Balas Lea. “Lea,” “Aku menghargai keputusannya, Hamish. Keputusan orang tuaku dengan pilihan m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD